MPPA dan HERO

Matahari Putra Prima (MPPA). Sebagai perusahaan retail yang prospeknya tidak pernah ada matinya, perusahaan milik Grup Lippo ini sebenarnya punya kinerja yang lumayan. Tapi kalau lihat pergerakan harga sahamnya, ampun deh.. Spekulasinya luar biasa sehingga anda bisa mengambil keuntungan yang besar dalam waktu sekejap kalau masuk disaat yang tepat. Tapi bagaimana kalau masuknya disaat yang kurang tepat? Kebetulan, MPPA baru saja terjun bebas dari posisi tertingginya pada akhir April lalu yaitu 1,340. Saat ini MPPA berada diposisi 1,020.

Dengan harga tersebut, MPPA memiliki market cap 4.9 trilyun, atau 1.4 kali nilai ekuitasnya, dan setengah nilai asetnya. Tapi kalau dilihat dari kinerjanya yang cuma menghasilkan laba bersih 38 milyar pada Q1/10 kemarin, annualized PE MPPA adalah 36.4 kali, jadi harga sahamnya tergolong sangat mahal untuk ukuran saham pada umumnya, dan cukup mahal untuk ukuran saham retail.

Perusahaan retail memang tidak bisa menghasilkan laba yang besar, meski penjualannya besar, sehingga margin laba bersih terhadap aset dan ekuitasnya kecil. Hal itu karena mereka hanyalah penjual, bukan produsen. Misalnya kalau anda beli sebotol minuman seharga Rp 12,500 di sebuah supermarket, maka laba kotor yang diambil oleh supermarket tersebut mungkin hanya 2,000 – 3,000, sedangkan sisanya sebesar 9,500 - 10,500 merupakan jatah dari perusahaan yang memproduksi minuman tersebut.

MPPA juga demikian, tidak bisa menjanjikan laba yang besar, meski asetnya terbilang besar. Namun kalau dibandingkan dengan perusahaan retail besar lainnya, contohnya Hero Supermarket (HERO), kinerja MPPA boleh dikatakan payah. MPPA dengan aset sebesar 9.7 trilyun hanya mampu menghasilkan laba bersih 38 milyar, bandingkan dengan HERO yang setnya cuma 2.8 trilyun tapi mampu mencetak laba bersih 44 milyar pada periode yang sama.


Harga HERO saat ini (4,500) menghasilkan market cap yang setara dengan 1.5 kali nilai ekuitasnya, dan setengah dari nilai asetnya (hampir sama dengan MPPA). Namun kalau dilihat dari laba bersihnya, HERO jauh lebih murah dari MPPA karena nilai annualized PE-nya hanya 8.5 kali, bandingkan dengan MPPA yang mencapai 36.4 kali?

Meski demikian, saham HERO sama sekali tidak likuid sehingga pergerakan sahamnya juga tidak wajar: Mudah naik dan mudah turun, sewaktu-waktu malah tidak bergerak sama sekali. Dalam hal likuiditas, saham MPPA jauh lebih bagus dari HERO meski spekulasinya juga tinggi.

Tapi intinya sih, dua perusahaan tersebut sama-sama nggak beres dan tidak bisa dijadikan sebagai opsi investasi jangka panjang bagi anda investor yang serius (Lebih dari itu, investasi di sektor retail memang tidak begitu menjanjikan dibanding di sektor lain, karena itu tadi, margin labanya kecil). MPPA kinerjanya payah, kalau HERO pergerakan sahamnya yang payah. Tapi kalau anda seneng berspekulasi, mungkin bisa taruh sedikit porto anda di MPPA. Sebab, secara teknis MPPA tidak pernah terlalu lama berada di bawah (saat ini dia sedang ada dibawah karena baru saja turun drastis). Dalam satu atau dua minggu kedepan, MPPA bisa balik lagi ke level 1,200 – 1,300, apalagi laba bersihnya pada Q1/10, meski kecil namun naik 4.9% dibanding periode yg sama tahun lalu.

Komentar

Anonim mengatakan…
Pak Teguh, tolong bahas emiten MPPA dong, bagaimana prospeknya untuk investasi terutama setelah kepemilikan 26.1% sahamnya oleh Temasek. Terima kasih.
annas mengatakan…
MPPA sekarang di 4000an, naik 4x lipat dibanding tulisan ini dibuat, berarti anda keliru dong mas Teguh?. Bisa dijelaskan, perubahan apa yg terjadi sehingga MPPA bisa naik banyak?. Terima kasih
Teguh Hidayat mengatakan…
MPPA di tahun 2012 mengalami peristiwa yang tidak biasa, yakni menjual saham anak usahanya LPPF, dan dapet duit banyak dari penjualan tersebut yang meningkatkan nilai buku perusahaan secara signifikan. Akibatnya sahamnya naik untuk menyesuaikan.
Anonim mengatakan…
Pak Teguh, bagaimana dengan prosfek saham MPPA di saat sekarang ini 1700an
apakah sudah layak dimasukkan dalam radar investasi ? trims sebelumnya

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 16 Maret 2024

Ebook Investment Planning Kuartal IV 2023 - Sudah Terbit!

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Peluang dan Strategi Untuk Saham Astra International (ASII)

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Bangun Pabrik Baru Senilai Rp54 triliun: Prospek Sahamnya?

Prospek Saham Energi Terbarukan, Kencana Energi Lestari (KEEN)