Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Kobexindo Tractors

Gambar
Kobexindo Tractors (kodenya belum ditentukan, tapi kita sebut saja KOBE) adalah perusahaan yang tergolong baru dan masih berukuran kecil di sektor penjualan dan penyewaan alat-alat berat ( heavy equipment ). Jika dibanding tiga perusahaan alat-alat berat lainnya yang sudah lebih dulu listing di bursa, yaitu United Tractors (UNTR), Intraco Penta (INTA), dan Hexindo Adiperkasa (HEXA), maka KOBE adalah ‘anak muda yang masih belum punya apa-apa’. Namun dalam lima tahun terakhir, KOBE cukup mampu menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Pada tahun penuh 2011, KOBE mencatat laba bersih Rp80 milyar, dibanding Rp7 milyar pada tahun 2006. Lalu kira-kira bagaimana prospekya? Here we go.

Blue Chips on Sale!

Gambar
Jika anda adalah investor konservatif, maka masa-masa terkoreksinya IHSG adalah seperti pesta diskon di pusat perbelanjaan, yang hanya terjadi 2 – 3 kali dalam satu tahun. Pada saat-saat seperti inilah anda bisa berbelanja saham lebih banyak dari biasanya, mumpung harga-harga lagi pada murah. Berikut adalah sebagian daftar belanjaan yang mungkin bisa anda pertimbangkan, kita ambil yang kategori bluchip karena beberapa hari terakhir ini penulis cukup menerima banyak masukan untuk menyajikan rekomendasi saham dari kategori bluchip.

JP Morgan, Dow Jones, & IHSG

Gambar
Beberapa hari terakhir, media massa global gencar memberitakan soal kerugian yang dialami oleh salah satu bank investasi paling terkemuka di Amerika Serikat (AS) dan juga dunia, yaitu JP Morgan Chase & Co. , sebesar US$ 2 milyar (sekitar Rp18 trilyun). Menurut rumor yang berkembang, kerugian tersebut disebabkan oleh kekeliruan kebijakan investasi yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Pihak JP Morgan merespons kejadian ini dengan mem-pensiun-kan Chief Investment Officer-nya (CIO), yaitu Ms. Ina Drew, yang telah mengabdi di perusahaan selama 30 tahun. Namun tindakan tersebut tetap belum menjawab pertanyaan para investor di seluruh dunia: Apa yang sebenarnya terjadi?

Bank BTPN

Gambar
Bank BTPN (BTPN), seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, adalah bank miliki fund asing Texas Pacific Group (TPG), yang dikelola oleh fund lokal, Northstar Equity Partners (Northstar). TPG mengakuisisi BTPN pada 14 Maret 2008, atau hanya dua hari setelah perusahaan listing di BEI. Kemudian di tangan Northstar, BTPN memasuki bisnis baru yang belum banyak dimasuki oleh perusahaan perbankan lainnya, yaitu pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM, atau kita singkat saja UKM), namun dengan tetap menjalankan bisnis asli perusahaan, yaitu kredit dan pembiayaan pensiunan.

Patrick Sugito Walujo

Gambar
Patrick S. Walujo, 35 tahun, adalah pendiri dan direktur di Northstar Equity Partners (Northstar), sebuah fund yang menjadi mitra bagi para investor asing yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia . Salah satu investasinya yang paling sukses mungkin Bank BTPN (BTPN). Pada Maret 2008, Northstar menjadi partner bagi Texas Pacific Group (TPG) , sebuah fund asal Amerika Serikat (AS), untuk membeli 71.6% saham BTPN senilai US$ 195 juta. Sekarang setelah lewat empat tahun, nilai book value kepemilikan TPG atas saham BTPN telah meningkat menjadi Rp3.6 trilyun, atau sekitar US$ 391 juta. Itu berarti gain lebih dari 100 persen! Jika dihitung dari sisi market value , maka nilai saham TPG di BTPN adalah US$ 1.4 milyar pada harga saham 3,575, atau telah mencetak gain 600%.