Keuntungan 130% Dalam 6 Bulan

Kemarin penulis jalan-jalan ke Kawasan Pluit, Jakarta Utara, dan disana penulis menemukan baligho besar yang isinya benar-benar bikin kaget. Nih, anda lihat sendiri fotonya, klik gambar untuk memperbesar:


Prospek keuntungan hingga 130% hanya dalam waktu 6 bulan? Apa komentar anda? Atau barangkali ada diantara anda yang ahli di bidang properti, mohon pendapatnya please?

Komentar

herry hernawan mengatakan…
Sudah pasti iklan menyesatkan, kalau saya sebagai developernya dan tahu dalam 6 bulan akan untung 130% maka saya akan menunda pemasaran/penjualan hingga 6 bulan kedepan...
Anonim mengatakan…
menurut saya sebagai org ekonomi. seperti yang kita ketahui hukum permintaan dan penawaran, ketika permintaan yang meminta lebih banyak daripada penawaran yang ada, otomatis kenaikan harga tersebut akan terjadi dengan sendirinya. Tujuan iklan tersebut hanya membuat org2 yang memiliki uang lebih yang tidak tahu diinvestasikan kemana lagi untuk di investkan ke rumah tersebut.
otomatis ketika banyak yang membeli harga 130% pun terbentuk dengan sendirinya. Pasarlah yang membuat harga berubah. tapi sebaliknya apabila tidak ada yang beli, boro2 100%..mungkin harganya bisa turun di bawah harga perdananya. Terima kasih
Anonim mengatakan…
Trik marketing (iklan) dalam menjual. Sasarannya adalah orang yang tidak paham investasi.
Anonim mengatakan…
tahun 2010-2011 saya bekerja di kawasan PIK , Menyaksikan dengan kepala sendiri gimana pengembangnya menggoreng harga property dengan Spanduk mulai harga 2,5 M setiap 2 minggu sampai 1 bulan harga naik krg lebih 10% sehingga sampai saya resign harga ruko PIK mencapai 6 M.

dan gilanya harga ruko PIK sekarang sudah 10 M an . bagaiman menurut anda ?
Anonim mengatakan…
Menurut saya, yg menggoreng ini org2x sesama mereka juga (kolega, teman dll.)...jadi yg beli dan jual ya developer dan konco2x nya....buktinya property nya byk tak ada penghuni nya tapi sudah dibilang "SOLD"... yg terjebak adalah org awam yg benar2x ingin tinggal di property tsb. Ya mirip saham la...
Anonim mengatakan…
Kenaikan investasi di properti cenderung semu. Sebenarnya harga di suatu kawasan itu dikendalikan oleh developer juga. Dengan terus menaikkan harga jual secara berkala, developer membentuk opini bahwa harga tersebut akan terus naik walaupun secara real gak setinggi itu (bubble).
anonim mengatakan…
Ada kalanya terdapat trik gorengan seperti ini. Untuk membuat mindset bahwa harga property disuatu tempat tinggi dibuatlah tim yg salah satu tugasnya menghiasi iklan di internet, koran bhw harga jual property2 tsb rata2 sesuai iklan tsb. Sebagai efek berantai, pemilik property di daerah tsb menaksir propertynya dg harga yg sama tingginya. Begitu seterusnya sampai harga sudah berlipat2 dan berpotensi meletus. Dorr.. Lebih banyak property drpd kemampuan beli masyarakat.
taufik mengatakan…
Kalau benar proyek MRT Bekasi Timur - Kuningan serta Cibubur - Cawang jadi, soo betapa harga apartmen dikhawatirkan anjlog? Saya dan keluarga lebih memilih tinggal di luar Jkt dg segala kelebihannya dan cukup menggunakan MRT menuju ke kantor :)
Anonim mengatakan…
Iklannya tidak menyesatkan, itu fakta kok, mungkin lebih ke bahasa marketing saja. Beberapa ahli properti pernah mengatakan bahwa harga properti di beberapa kawasan sudah over valued karena digoreng oleh developernya, di satu sisi, kelihatan bagus buat pemilik property existing, di sisi lain mengangkat performance developer untuk menarik lebih banyak pembeli.
Anonim mengatakan…
as usual, a marketing gimmick. legal but questionable. dasar! wkwkwk.
Anonim mengatakan…
Gampang mas Teguh, sekarang mas Teguh telpon ke 5888000, tanya harganya. Nanti 28 september mas Teguh Telpon lagi, untuk tahu apa benar 'prospek' nya terjadi, trus tulis di Blog mas Teguh apa yang akhirnya terjadi.
Toh kita tidak benar benar sedang mau invest di situ kan?
So kutunggu ya akhir september or awal oktober perkembangannya..;-)
Anonim mengatakan…
pastikan saja anda tidak menjadi orang terakhir yang membeli properti tersebut saat hargnya sedang tinggi-tingginya :D.. tapi ada baiknya mmg property bubble dulu jadi bisa beli properti murah dan untung-untungan efeknya ke saham jadi murah :D
Anonim mengatakan…
130% kenaikan harga bukan kenaikan harga propertinya mas. Begini, setiap bulan kita membayar cicilan katakanlah 50jt/bulan. Tapi harga properti tersebut dia naikan 65jt/bulan. Secara cicilan itu naik 130% bukan 130% dari harga properti yang sudah puluhan milyar. Makanya banyak yang ga ngerti kirain harga ruko yang sudah 10M naik jadi 23M. Itu kan absurb. Semua perusahaan properti mainnya di duit yang kita cicil itu. Kan kalo setiap bulan naik 65jt sedangkan setiap bulan kita cuma bayar 50jt artinya 130% selama dia naik harga. Kalo setelah 6 bulan dia naik lebih gila lagi yah wajar. Logika ga mungkin 6 bulan naik 13M. Sekian penjelasannya thx...
Anonim mengatakan…
Orang yang mengatakan property indonesia sudah bubble itu adalah orang yang ga ngerti ekonomi. Anda mengatakan properti sudah bubble atas dasar apa?
Secara historis, properti indonesia baru bangun. 1997-1998 Indo Krismon, 1998-2004 penuh pergulatan politik dan fokus restrukturisasi utang, 2005-2008 ekonomi baru mulai take off, 2008 krisis global banyak developer menghentikan proyek, 2009-skrg property baru mulai lagi. Property di Indonesia belum jadi alat investasi. Kebutuhan utama masih untuk tempat tinggal. Di Indonesia infrastruktur masih reyot dan kebutuhan primer masih tinggi. Tidak mungkin bubble karena di dukung dengan usia produktif yang membutuhkan rumah akibat keluarga baru. Dan segmen atas yang memborong property di Indonesia umumnya tidak menggunakan leverage seperti di China. Yang pinjam KPR mayoritas middle-down kelas dibawah 1M.
1) Data BI menunjukan 90% yang pakai KPR itu first home owner.
2) Permintaan property segmen atas memang tetap tinggi karena over liquidity. Yang pinjam uang bank 70% dan uang sendiri 30%, bank tetap merasa aman karena sepanjang sejarah republik ini berdiri harga property tidak pernah jatuh sebesar 30% kecuali pada waktu krismon 1998. Setelah itu harga tanah kosong di Jabodetabek naik rata-rata 30% dari 2009-2012.

Jika mau pakai equation, maka rumusnya bubble adalah Real Income (GDP) Growth < Real Interest Rate (Suku bunga KPR-inflasi). jika real income growth masih lebih besar maka ekonomi aman-aman saja. Karena logikanya jika gaji mas teguh setiap tahun naik 10% sedangkan suku bunga pinjaman riil (setelah kurangi inflasi) hanya 3% maka aman-aman saja jika mas mau beli property. Property is just begin. Koleksi saham property... Karena saat ini rata-rata penduduk kita saat ini berumur produktif 29 tahun sehingga kebutuhan untuk keluarga baru masih dominan. Sektor property akan jadi lokomotif pertumbuhan di IHSG. Kalau ga percaya lihat saja ASRI, BSDE, SMRA sudah naik berapa persen dalam 3 tahun ini. Saham property simpan saja sampai 2017. Kalo di kocok bandar dikit langsung keluar pasti amsyong kayak dulu saya koleksi ASRI beli 120 jual 250. Hari ini ASRI berapa?
Anonim mengatakan…
bentar lg meletus nih bubble property di jakarta.. siap2 nampung bawah deh... kayak sahan aja qqqq
Anonim mengatakan…
properti bubble saat anda berpikir tidak akan bubble, krna drivenya greed and fear bukan lagi faktor ekonomi. Untungnya mmg di indonesia ini ternyata greed and fear ini udah gak ada lagi alias aji mumpung, mumpung kaya, mumpung bisa korupsi, mumpung saham lagi untung jadi merasa lebih hebat dari buffet, mumpung babe gue pejabat, mumpung jadi simpenan konglomerat. Developer memanfaatkan ini untuk goreng harga propertinya sendiri, krna berapapun harganya pasti ada yg beli.
Anonim mengatakan…
@atas^ Bubble itu apa ajha anda ga ngerti gmana ngomong fear and greed... Kalo saya kelebihan cash ga tahu mau taruh mana daripada deposito yg hanya 6% per tahun maka saya belikan rumah buat sewakan atau buat anak saya tinggal, itu bubble? wong saya punya duit dan sanggup beli yah ga usah takut harga jatuh donk! Dimana-mana kalo namanya bubble adalah jika beli rumah dengan KPR dan ga sanggup bayar sehingga di sita oleh Bank sehingga NPL Bank naik seperti yg terjadi di China. Kalo anda punya cash yang nganggur (over liquidity) untuk beli rumah maka itu bukan bubble. Konsep bubble adalah jika suku bunga KPR naik karena bank ingin membatasi orang membeli rumah sehingga byk org yg ga sanggup bayar akhirnya disita rumahnya. Sedangkan saat ini bank rame" turunkan bunganya. Terakhir sisa 6-8% dari awal tahun lalu yg masih diatas 10%. Apakah bank sudah gila? Atau bank sengaja mau rugi? Ibaratnya gini, anda punya lahan dan anda jual rumahnya. Orang pertama belum berminat karena masih ga ada tetangga" dan sepi. Tapi ketika lahan tersebut sdh mulai rame maka org berbondong" membelinya, karena sarananya sudah jadi semuanya dan daerah tersebut jadi rame (Kasus PIK). Ditambah lagi dengan akses yg semakin mudah dgn selesainya interchange PIK, maka developer pasti naikin harga karena dia tahu pasti byk org beli. Dan kalo mau lihat property jakarta, jgn hanya dari perspektif warga jakarta. Banyak juga org daerah yang disini. Yang bisnis, anaknya kuliah, dll. Itu semua adalah potensi demand. Supply lahan di Jakarta itu inelastis (ga bisa bertambah) sedangkan demand nya elastis (senatiasa bertambah). Hukum ekonomi berlaku. Supply tetap/turun, demand naik = harga naik.
Anonim mengatakan…
@atas yang sok tau soal ekonomi dan mrasa sudah sangat banyak duit. Gini aja anda berdoa aja bahwa anda benar ,ok. Jangan mikir ekonomi aja bung pikir sosioekonomi, anda mikir punya properti bakal dimiliki seumur hidup, turun temurun, it's your illusion. Terlalu banyak faktor yang anda tidak masukan dlm definisi bubble, krna anda cuma mikir dr sisi orang kaya baru. Biasanya mmg OKB ngomongnya gede pake teori seakan2 cuma dia yang ngerti. Liat tuh kasus Sabah, gimana kalau hal kaya gitu terjadi di PIK, apakah sertifikat milik anda ada hargnya. It's rubbish.
Anonim mengatakan…
Bubble-bubble kecil sudah mulai muncul di lokasi-lokasi tertentu, itu faktanya. Tinggal tunggu waktu. Saat para pemain besar dan kaki tangan mereka menyanggah mengenai adanya bubble, itu adalah salah satu red flag. Jadi waspadalah. Jika anda bilang anda adalah pemain di bidang property dan anda bilang belum ada bubble, maka cuma ada dua kemungkinannya; anda baru kemaren sore terjun di bisnis property, atau anda bohong!!
Anonim mengatakan…
klo menurut gw sih sangat tergantung gubernur jakarta. kalau program2 nya jadi seperti mrt, monorel dan big tunnel itu jadi gw kira harga property bukan meroket lagi, tapi langsung teleport ke harga tertinggi.

tapi kalau kebijakan nya gagal, gw kira buble bakal pecah di jakarta. karena biar bagaimana pun kondisi jakarta sudah sangat jenuh.

mesti diingat jakarta itu cuman bagian kecil dari indonesia. jadi garapan property bukan cuma di jakarta aja. jadi kalau jakarta sudah mampet, ya tinggal kembangkan daerah lain saja.
Anonim mengatakan…
Just info guys.... saya baru beli rumah dimetland transyogi cibubur cicilan DP I bln okt 12.cicil DP 6X artinya sy br selesai bln maret ini.harga beli saya 440jt, kemarin sy dateng kesana lihat brosur terbaru ternyata harga sekarang 550jt.artinya investasi saya sudah berkembang 110jt dlm 6 bln.... I think property still a good investment right?! (*^▽^*)
Anonim mengatakan…
Yah mending beli sahamnya aje kejangkau kayak ane modal asongan tp kebagian untungnya munpung sektor property lg pada moncer ....btw gwsa gimana mas teguh secara per msh pang murahna ......





Anonim mengatakan…
namanya juga "PROSPEK"......mau ditulis 300% juga sah sah aja.....hehehe
Anonim mengatakan…
Mas teguh, mohon dicek prospek adaro kedepannya
Anonim mengatakan…
Memasuki fase Bubble atau belum keduanya memang tidak ada habisnya untuk diperdebatkan, saya bisa menerima argumen para sesama anonim di atas :D , pertama mengenai growth yang memang tinggi dibandingkan dengan bunga kredit (meski hal ini hanyalah statistik dan statistik tidaklah menjamin reality) namun pertumbuhannya masih sesuai dengan demand yang tinggi akan tetapi kecepatan pertumbuhannya memang tidak dapat diterima untuk beberapa lokasi "hot" dan strategis, luar biasa menggiurkan dan bukan rahasia lagi, bahwa sektor ini sudah diburu sehingga timbul pertanyaan, sesuaikah situasi ini atau perlu koreksi ? Adapun sebaiknya kita menimbang masak-masak sebelum memutuskan segala sesuatu, dan ada baiknya kita memanfaatkan momentum untuk mengambil kesempatan di lahan atau properti yang nilainya belum terlalu tinggi namun secara prospek cukup menjanjikan atau saham yang secara fundamental masih murah meriah. Pertumbuhan mungkin lebih lambat , namun resiko yang ditanggung juga tidak sebesar yang meroket.
Anonim mengatakan…
Kalo yang saya lihat sih, memang properti khususnya perumahan, tempat tinggal dan ruko di jakarta, sudah bubble.
Kesenjangan antara harga yang ditawarkan oleh pihak pengembang dengan daya beli masyarakat, semakin lama semakin lebar.
Banyak asset properti tersebut katanya telah sold out, tapi nyatanya tidak dihuni, tidak digunakan sama sekali, bahkan disewakan pun tidak (mungkin juga ingin disewakan tapi tidak ada pihak yang ingin menyewa). Jadi hanya dibeli (entah siapa yang membelinya) dan dibiarkan begitu saja dengan harapan harga akan naik dengan sendirinya. Dan entah kenapa juga harganya memang kemudian meningkat.
Kondisi ini sangat mirip dengan saham yang harganya naik dan naik terus tapi kinerjanya secara fundamental mungkin bagus tapi tidak secemerlang peningkatan harganya.
Anonim mengatakan…
Kalau saya bilang, harga rumah sudah overprice. Apakah ini menuju bubble atau tidak, waktu akan membuktikannya. Data BI hanya menggambarkan orang yang beli lewat KPR/KPA bank saja. Faktanya, banyak orang beli properti pakai duit kontan alias cash. Banyak pengembang yang bilang, mereka yang bayar cash itu dalam pembelian properti bukan untuk ditinggali tapi investasi. Investor berharap dapat untung. Tapi kalau harga overprice siapa kuat beli di pasar seken? Kalau enggak koruptor ya pasti maling yang bisa beli. Jika kondisi ini terus terjadi, tinggal kuat-kuatan aja para pengembang dengan para bandot itu. Yang kasihan adalah orang-orang yang mau beli rumah tapi duitnya kagak cukup-cukup karena pengembang dan investor tajir ini terus kerek harga.
Anonim mengatakan…
poin yg bagus dan terutama adalah gdp indonesia yg masih bagus berarti ada kemampuan/daya beli dan ternyata gdp yg good itu baru dirasakan kaum atas dan menengah(distribusi yg belum fair) dan nota bene kaum menengah yg wellfare ini kebutuhannya setelah food adalah "RUMAH"...selagai GDP bertumbuh dan otomatis daya beli terjaga dan apalagi sukubunga kpr bersaing sehat dan cenderung turun..wah poperty tetap menjanjikan.tksh
Anonim mengatakan…
The Fools beli property yg overvalued dg harapan dpt cuan kl bs jual ke The Greater Fools. The Greater Fools berharap bs dpt cuan kl bs jual ke The Greatest Fools. Tinggal posisi kita skrg di level Fools yg mana....
franzbisa mengatakan…
hmm... lom ada duit nya mas teguh... andai ada duit,,, nya ya aku beli juga,,,, karena kan liat prospek n itu sah" saja karena trik marketing supaya laku.... mas...
Anonim mengatakan…
itu ruko2 di seberang metro broadway keknya udah mulai tersendat-sendat pembangunannya... tapi katanya sold out... lalu dulu katanya mau bangun pik city di daerah camar, tapi nyatanya ga jadi bangun. alasannya karena pecah kongsi, tapi sejujurnya, saya pikir penjualan tidak mencapai target, jadi kalu dibangun akan rugi, sehingga sebaliknya duit orang di balikin aja, konyol kan.... kita lihat pembangunan golf island, apakah akan ontime dan pembangunan apartment disana. pembangunan apartment dulu sudah pernah ada tapi ga jadi bangun, alasannya simple, tidak memperoleh ijin dari bandara soekarno hatta untuk bangun apartmet bertingkat, tapi kok sekarang jadi boleh, anehnya dulu udah jualan apartment juga lalu ga jadi bangun, dan duit dibalikin tanpa bunga walaupun dah lunas cicilannya, lah.. sekarang bangun apartment lagi, kok boleh??? dilokasi yang sama, aneh nih developernya
kobotak mengatakan…
Properti di Jakarta adalah: MAKE THE LIE BIG, MAKE IT SIMPLE, KEEP SAYING IT, AND. EVENTUALLY THEY WILL BELIVE IT.
kobotak mengatakan…
Properti di Jakarta : SETIAP yang NAIK pasti akan TURUN.
lala mengatakan…
Saya belakangan ini lagi cari2 rumah di pik, tapi yg daerah hot, (bukan daerah camar,elang,manyar,walet,grisenda) , harganya memang sudah tinggi2 smua utk uk. 120-250, rumahnya buat tinggal,tapi saya mengharapkan kenaikan harga jg, apa mungkin harga akan naik lagi? Atau malah akan turun? karena harga skrg aja udh tinggi bgt, dan, apa pemilu tahun ini akan berdampak ke harga property?

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 16 Maret 2024

Ebook Investment Planning Kuartal IV 2023 - Sudah Terbit!

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Peluang dan Strategi Untuk Saham Astra International (ASII)

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Bangun Pabrik Baru Senilai Rp54 triliun: Prospek Sahamnya?

Prospek Saham Energi Terbarukan, Kencana Energi Lestari (KEEN)