Krakatau Steel: Development Updates

Sekitar setahun yang lalu, penulis merilis artikel berjudul The Sleeping Giant, dimana disitu penulis mengatakan bahwa meski hingga Kuartal III 2012, Krakatau Steel (KRAS) secara operasional masih mencatatkan kerugian, namun perusahaan ini memiliki banyak sekali rencana pengembangan usaha yang jika pengembangan tersebut berjalan lancar dan sukses, maka perusahaannya juga akan untung besar. Itulah sebabnya judul artikelnya ‘the sleeping giant’, dimana penulis mengandaikan bahwa KRAS ini adalah seperti raksasa yang tertidur, yang siap untuk bangun dan ‘mengamuk’ sewaktu-waktu, karena pasar baja di Indonesia sendiri sebenarnya memiliki prospek cerah seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur dan lain-lain.

Sayangnya setelah lewat satu tahun, raksasa ini ternyata masih belum bangun juga. Hingga tahun penuh 2013, KRAS masih mencatatkan kerugian, kali ini sebesar US$ 14 juta. Nilai ekuitas KRAS sendiri terus tergerus oleh defisit yang terjadi selama dua tahun berturut-turut, sehingga kini nilainya tinggal US$ 1.1 milyar. Alhasil, jika tahun lalu penulis mengatakan bahwa saham ini masih belum bisa direkomendasikan, maka kali ini pun penulis masih harus mengatakan hal yang sama.

However, penulis menerima cukup banyak email yang menanyakan tentang perkembangan terbaru dari KRAS ini. Sebab meski sampai sekarang kinerjanya masih minus, namun dalam setahun terakhir ini manajemen KRAS telah menyelesaikan banyak sekali pekerjaan untuk memajukan perusahaan. Termasuk, kalau anda tinggal di Cilegon sana, anda akan bisa melihat langsung bahwa Krakatau Steel sedang banyak mendirikan ini dan itu. Dan kalau pada tahun 2013 kemarin KRAS masih merugi, maka mungkin itu karena sebagian besar proyek-proyeknya baru akan mulai menghasilkan pada tahun 2014 ini.

Contohnya, sejak IPO pada tahun 2010 lalu, KRAS bekerja sama dengan perusaahaan baja terkemuka asal Korea Selatan, yakni Posco Steel, untuk mendirikan PT Krakatau Posco.  Dan melalui Krakatau Posco ini, perusahaan langsung mulai membangun pabrik baja terintegrasi yang akan menghasilkan steel slab dan steel plate sebanyak total 3 juta ton per tahun, sehingga kapasitas produksi baja milik KRAS akan meningkat lebih dari dua kali lipat (karena selama ini KRAS setiap tahunnya memang memproduksi dan menjual 2.3 – 2.5 juta ton baja dalam berbagai bentuk). Dan coba tebak? Pada saat ini pabrik baja ini sudah selesai dibangun, dan sudah beroperasi sejak Desember 2013 lalu. Yap, meski progress pembangunannya memang cukup lama (sejak 2010), namun yang jelas kapasitas produksi baja milik KRAS kini sudah meningkat dua kali lipat.

Kemudian, salah satu penyebab kenapa perusahaan selama ini gagal dalam mencetak laba, adalah karena karena kinerja KRAS memang kurang efisien, dimana banyak pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur, yang tidak dikerjakan sendiri melainkan diberikan kepada pihak ketiga, karena KRAS memang tidak memiliki infrastruktur tersebut.

Karena itulah, selain membangun pabrik baja, proyek lainnya yang dikebut perusahaan adalah pembangunan berbagai infrastruktur pendukung pabrik itu sendiri. Salah satunya adalah pelabuhan yang akan difungsikan untuk mengangkut baja yang diproduksi oleh Krakatau Posco, berlokasi di Cilegon. Dan seperti juga pabrik bajanya, pelabuhan ini sudah selesai dibangun dan sudah beroperasi pada Desember 2013. Dengan adanya pelabuhan milik sendiri ini, maka KRAS bisa menghemat biaya transportasi sehingga pendapatannya otomatis akan bertambah, kurang lebih sekitar US$ 28 juta per tahun.

Selain Pelabuhan, KRAS juga membangun pembangkit listrik, dimana ketika nanti pembangkit listrik ini beroperasi maka akan menurunkan biaya penggunaan listrik sampai 20% (karena kini perusahaan punya suplai listrik sendiri). Pembangkit listrik ini juga sudah selesai dibangun pada akhir tahun 2013 kemarin.

Ketiga proyek diatas adalah proyek-proyek utama milik perusahaan yang sudah selesai dan sudah siap beroperasi. Dalam hal ini manajemen KRAS mungkin boleh diapresiasi karena mereka sukses dalam menyelesaikan proyek-proyeknya secara tepat waktu (sejak awal pabrik bajanya memang dijadwalkan baru akan beroperasi pada tahun 2014). Diluar itu, saat ini KRAS juga masih mengerjakan beberapa proyek pengembangan usaha, antara lain:

  1. Membangun fasilitas penyediaan air bersih untuk kawasan industri Krakatau – Posco, belum ada jadwal soal kapan proyek ini akan selesai.
  2. Masuk ke bisnis kawasan industri dengan berencana mengakuisisi total 400 hektar lahan di Cilegon, yakni di lokasi yang tidak terlalu jauh dengan kawasan industri milik Kawasan Industi Jababeka (KIJA). KRAS bahkan juga membangun hotel di kawasan ini (sudah selesai). Pembangunan kawasan industri ini diperkirakan akan tuntas dalam waktu 2 – 3 tahun mendatang (masih lama), namun sejauh ini perusahaan sudah sukses mengakuisisi lahan seluas 75 hektar.
  3. Masuk ke bisnis pipa baja dengan mendirikan dua pabrik pipa baja dengan kapasitas 150 ribu ton per tahun. Pabrik-pabrik ini dijadwalkan akan beroperasi pada bulan Oktober 2014.
  4. Pabrik baja tipe blast furnace. Pembangunan pabrik ini sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu, tapi selesainya masih harus menunggu setahun lagi, yakni tahun 2015.
  5. Pabrik baja jenis hot strip, selesai tahun 2017.

Koleksi proyek pengembangan usaha milik PT Krakatau Steel, baik yang masih dikerjakan maupun yang sudah siap beroperasi

Nah, dengan demikian menarik untuk melihat, bagaimana kira-kira kinerja KRAS pada Kuartal I 2014 mendatang, apakah mereka pada akhirnya sukses mencatatkan laba bersih atau tidak. Sebab disisi lain, kinerja KRAS yang buruk dalam dua tahun terakhir juga bukan karena manajemennya nggak becus, melainkan karena turunnya harga baja dunia, dan melemahnya industri baja secara umum. Termasuk perusahaan baja terbesar di dunia, Arcelor Mittal, juga mencatatkan laba bersih yang minus alias rugi dalam dua tahun terakhir.

Sementara belakangan ini, meski masih terkesan ‘malu-malu’, namun harga baja sudah mulai stabil di level US$ 600 – 700 per ton (tergantung bentuk dan kegunaannya), dari sebelumnya US$ 500 – 550 per ton. Ditambah dengan sumber penghasilan baru dari pabrik baja yang dimiliki bersama dengan Posco, dan adanya efisiensi dari kepemilikan perusahaan atas pelabuhan dan pembangkit listrik milik sendiri, maka memang menarik untuk melihat bagaimana kira-kira kinerja KRAS di tahun 2014 ini.

Namun berhubung hingga kinerja terakhirnya KRAS masih menderita kerugian, maka saham ini tetap masih belum bisa direkomendasikan. Okay, pada tahun 2014 ini pendapatan KRAS hampir bisa dipastikan akan meningkat signifikan, tapi bagaimana dengan laba bersihnya? Apakah bisa dipastikan tidak akan minus alias rugi lagi? Sebab dalam mengerjakan proyek-proyek pengembangan usahanya, KRAS mengeluarkan banyak dana termasuk dana pinjaman bank, dimana bunga dari pinjaman tersebut bisa dipastikan akan menekan laba KRAS di awal-awal, padahal margin laba dari bisnis baja sendiri sejak awal sudah kecil. PBV KRAS yang hanya 0.7 kali juga belum cukup menarik karena sebagian besar aset KRAS merupakan aset tidak lancar, dan karena posisi utang KRAS cukup besar dengan DER 1.3 kali.

Karena itulah, kalau anda berminat dengan saham ini maka sebaiknya tunggu hingga Mei nanti, dimana KRAS akan merilis laporan keuangan Kuartal I 2014 (dan untungnya KRAS terbilang cepat dalam merilis LK-nya, yang menunjukkan bahwa manajemennya cukup bagus). Sementara kalau anda sudah memegang sahamnya sejak awal, maka untuk saat ini tidak ada alasan untuk keluar karena raport merah yang dialami KRAS sejauh ini terbilang masih acceptable, dan kita tahu bahwa pihak manajemen sudah bekerja keras untuk membuat perusahaan menjadi jauh lebih baik (kualitas manajemen KRAS di masa lalu kemungkinan emang dodol, tapi beberapa tahun ini sudah cukup baik lah, terutama sejak dirutnya diganti). Jadi yah, mudah-mudahan hasilnya bisa langsung kelihatan Mei nanti.

PT Krakatau Steel (Persero), Tbk
Rating Kinerja pada Q4 2013: BB
Rating Saham pada 520: BBB

Jika anda memiliki opini tersendiri tentang outlook Krakatau Steel ini kedepannya, anda bisa menulisnya melalui kolom komentar dibawah.

Komentar

Anonim mengatakan…
Nature dari bisnis besi baja sendiri selama ini adalah bisnis yg sulit, yg akan terus menerus terpapar oleh masalah persaingan harga, margin laba yg tipis, perlu penyuntikan modal besar yg terus menerus, serta butuh sumber daya energi & ketenaga-kerjaan yg besar. Sehingga untuk investor jangka panjang, ini bukan pilihan bisnis yg cocok untuk berinvestasi. Dan keliatannya manajemen KRAS juga telah menyadarinya, dengan berusaha mendiversifikasi penerimaan dari bisnis nonbaja. Semoga saja kinerja KRAS kedepan bisa membaik... Johan
Anonim mengatakan…
Saya jadi ingat Dempster Mill yang mempunyai bisnis serupa dengan KRAS, pada akhirnya Buffett juga harus melikuidasi Dempster, mungkin bisnis seperti itu memang tidak menjanjikan keuntungan jangka panjang yang konsisten karena tergantung dari ekspansi ekonomi.
Rinto.
Anonim mengatakan…
Rekomendasi dari beberapa sekuritas, buy n hold saham-saham perkebunan. Karena permintaan meningkat dan stok CPO menipis. Diperkirakan ini akan berimbas positif pada emiten perkebunan. Emiten seperti LSIP AALI BWPT SIMP SSMS patut dicermati. SSMS bahkan yg baru IPO sudah berencana bagi dividen. Patut diapresiasi. Jauhi emiten perbankan seperti BNGA NISP karena bertahun tahun tdk pernah beri dividen. Emiten sprti ini tdk menghargai investor ritel. Wajar sih krn pengendalinya orang asing. Cari untung di Indo, begitu cuan, untungnya dibawa kabur buat grup mereka sndiri. Thanks. Salam sukses.
Anonim mengatakan…
KRAS msh seperti tahan kemaren..2014 ini kemungkinan msh rugi..
karena program pengurangan jmlh karyawannya sampai 2015.. memerlukan pesangon..yg tdk sedikit..
thn 2013 sdh berkurang 700 org (organik + Kontrak)
th 2014 kemaren sdh 300 orang rencana sekitar 700 org lagi.
2015 sekitar 800 org lagi..semua perlu pesangon.
sementara kras-posco sdh mengirim hsl produksinya..tgg s\d 2015/2016 baru..kita bisa lihat KRAS...kalau mau akumulasi sedikit-sedikit..THANKS
Anonim mengatakan…
dulu saya buat thesis tentang KRAS dan memang ini perusahaan sleeping giant. Dengan blast furnace, KRAS akan dapat memproduksi hiqh quality steel yg dibutuhkan oleh industri seperti pesawat terbang atau otomotif. Tapi setahu saya 2015-2016 blast furnace ini baru beroperasi. Di samping itu blast furnace menggunakan batubara yang murah meriah dibandingkan dengan plant sekarang yang menggunakan minyak yang mahal. Kalau blast furnace sudah jadi, KRAS akan terbang..apalagi posisinya sebagai market leader di Indonesia
Anonim mengatakan…
pak Teguh, lapkeu q1 uda rilis, bagaimana comment lanjutannya? kita2 yang masih awam membacanya tentunya memerlukan yang jauh lebih mengerti.
Terima kasih sebelumnya , Bapak.

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 16 Maret 2024

Ebook Investment Planning Kuartal IV 2023 - Sudah Terbit!

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Peluang dan Strategi Untuk Saham Astra International (ASII)

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Bangun Pabrik Baru Senilai Rp54 triliun: Prospek Sahamnya?

Prospek Saham Energi Terbarukan, Kencana Energi Lestari (KEEN)