Hingga Selasa, 26 April kemarin, IHSG ditutup di
posisi 4,814, atau secara keseluruhan naik 4.8% sejak awal tahun, namun indeks sektor
tambang, termasuk tambang batubara, tercatat naik lebih tinggi yakni 20.5%. Penyebab
kenaikan saham-saham batubara sebenarnya cukup jelas: Rebound-nya harga minyak,
yang dua bulan lalu sempat nyungsep hingga US$ 27 per barel, tapi sekarang
sudah naik menjadi US$ 42. Namun disisi lain, barusan salah perusahaan batubara
yakni United Tractors (UNTR), sudah merilis laporan keuangannya untuk periode
Kuartal I 2016, dan labanya masih anjlok 55.3%. Sementara perusahaan batubara
lainnya, Resource Alam Indonesia (KKGI), labanya sukses naik namun hanya karena
adanya keuntungan kurs, sementara pendapatannya masih turun.
Jadwal Seminar/Workshop Value Investing: Advanced Class: Medan 21 April (FULL SEAT), Bali 28 April (masih available). Info selengkapnya klik/baca disini.
Buku Kumpulan Analisis 30 Saham Pilihan Edisi Kuartal I 2018 ('Ebook Kuartalan') akan terbit tanggal 8 Mei 2018. Anda bisa memperolehnya disini.

Mengenal BI 7-day Rate, dan Dampaknya ke Perbankan
Pada Jumat, tanggal 15 April kemarin, Bank
Indonesia (BI) mengumumkan formula baru
suku bunga acuan perbankan, yakni BI
7-day Reverse Repo Rate, yang akan menggantikan formula sebelumnya yakni BI Rate. Ini adalah kali pertama BI sebagai bank sentral melakukan perubahan kebijakan yang tampak radikal, dan itu tentu membuat bingung para
investor (jangankan ‘BI 7-day Reverse Repo Rate’, sebagian dari anda mungkin
bahkan belum mengerti apa itu ‘BI Rate’), dan alhasil saham-saham perbankan
langsung berjatuhan Jumat lalu, karena investor menjadi unsure soal bagaimana dampak dari penetapan
formula baru ini terhadap kinerja perbankan.
Antara Panama Papers, Tax Amnesty, dan Ekonomi Nasional
Senin kemarin, Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro, mengatakan bahwa Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk
menurunkan tarif pajak penghasilan korporasi dari 25% menjadi hanya 20%. Sebetulnya
ini tentu kabar baik bagi perusahaan-perusahaan, namun karena sebelumnya ada
banyak cerita bahwa Pemerintah masih belum berhasil dalam mencapai target
pendapatan pajak, maka yang disoroti pelaku pasar adalah bahwa penurunan tarif
pajak tersebut berdampak negatif bagi keuangan negara, dan tentunya ekonomi
nasional secara keseluruhan, dan alhasil kemarin IHSG turun lumayan. Namun disini
kita gak akan membahas soal IHSG-nya.
Tips u/ Tetap Rileks ketika Menganalisis
Seseorang pernah mengatakan, ‘Ketika kamu senang
dengan pekerjaanmu, maka setiap hari adalah hari libur.’ Jadi jika pekerjaan
anda adalah berinvestasi di pasar saham (baca: menganalisis), dan anda menyukai pekerjaan tersebut, maka anda
sejatinya tidak pernah bekerja barang sedetik pun. Namun inilah kenyataannya: Jika
pasar sedang bersahabat dan saham-saham sedang naik, maka pekerjaan
menganalisis akan tampak menyenangkan bagi investor manapun. Tapi bagaimana kalau
gilirannya saham anda turun? Apakah anda masih bisa menata portofolio anda
dengan perasaan riang gembira, atau minimal tidak menggerutu?
Langganan:
Postingan (Atom)