Ketika Pemerintah kemarin meluncurkan Paket
Kebijakan Jilid V, salah satu poin kebijakan tersebut adalah insentif pajak
bagi perusahaan yang melakukan revaluasi
aset, dimana jika sebelumnya perusahaan dikenakan pajak PPh 10% untuk
kenaikan nilai aset karena revaluasi (selisih antara nilai aset sebelum dan
sesudah revaluasi dianggap sebagai income
perusahaan), maka sekarang pajak tersebut dipangkas menjadi hanya 3 – 6% saja.
Kebijakan ini diharapkan akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk menghitung
kembali nilai aset-asetnya seperti tanah, bangunan dll (revaluasi), dimana
nilai aset-aset tersebut biasanya akan naik setelah revaluasi, hingga pada
akhirnya menaikkan nilai aset bersih/ekuitas perusahaan itu sendiri secara
keseluruhan.
'Patience Makes Difference' -Teguh Hidayat, Avere Investama- Artikel baru diposting setiap minggu.
Buku Analisis 30 Saham Pilihan (‘Ebook Kuartalan’, atau ‘Ebook Investment Planning’) edisi Kuartal IV 2018 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini.

Bank BNI
Hingga Kuartal III 2015, Bank BNI (BNI) membukukan
laba Rp6.0 trilyun, turun 21.2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,
dan ROE-nya tercatat hanya 16.1%, juga turun dibanding periode
sebelumnya 22.7%. Meski sekilas tampak buruk, namun ketika laporan keuangan
perusahaan keluar pada tanggal 16 Oktober lalu, saham BBNI tetap bertahan di
posisinya yakni 5,100, dan sekarang malah sudah di 5,250. Dan meski BBNI sempat
digebuk sampai terkapar dibawah 4,000 pada event panic
selling round two, 28 September lalu, namun ia dengan cepat naik lagi hingga tembus 5,000 hanya dalam tempo dua minggu kemudian. Jadi sebenarnya BBNI
ini bagus apa jelek?
Bumi Resources: Analisa Restrukturisasi Utang
Pada akhir September
kemarin, Bumi Resources (BUMI), perusahaan batubara terbesar sekaligus paling
keberatan utang di Indonesia, merilis informasi terbaru terkait upaya manajemen
dalam me-restrukturisasi outstanding debt-nya (utang-utang yang mengandung
bunga), yang mencapai hampir US$ 4 milyar per 31 Agustus 2015. Sebenarnya sejak
harga batubara mulai turun pada tahun 2012 lalu, BUMI sudah kesulitan dalam membayar
cicilan utangnya, hingga pada Juli 2013 lalu BUMI terpaksa melepas sebagian
sahamnya di PT Kaltim Prima Coal (KPC), untuk membayar sebagian utangnya ke
China Investment Corporation (CIC). Namun setelah dua tahun harga batubara
ternyata masih saja turun, dan alhasil sampai sekarang manajemen BUMI masih
harus terus berurusan dengan para kreditor.
Tips Investasi Ala Pendaki Gunung
Akhir pekan kemarin
penulis bersama beberapa orang teman pergi mendaki gunung, dalam
hal ini Gunung Salak di Kabupaten Sukabumi/Bogor, Jawa Barat. Berbeda dengan
aktivitas liburan lainnya yang jauh lebih santai, mendaki gunung membutuhkan
ketahanan fisik sehingga penulis harus meluangkan waktu untuk rutin berolahraga
selama minimal seminggu sebelum hari pendakian. Karena itulah, sejak terakhir
mendaki sekitar dua atau tiga tahun lalu, baru sekarang penulis punya waktu
untuk melakukannya lagi. Dan setelah sempat kram, kehujanan,
kedinginan, hingga kehausan selama dua hari satu malam, Alhamdulillah kami sukses mencapai
puncak, dan juga sukses kembali ke rumah.
Metode Rahasia dalam Berinvestasi
Kamis kemarin, penulis
berkesempatan untuk bertemu tatap muka dengan seorang investor bernama Joel Cohen, yang bekerja untuk sebuah perusahaan asset
management di Amerika dengan dana kelolaan sekitar US$ 19 milyar. Penulis
sendiri, meski sebelumnya sudah pernah ketemu beberapa kali dengan investor
asal luar negeri (dimana mereka sengaja datang ke Jakarta), namun baru kali ini
ketemu dengan seseorang yang mewakili institusi yang besar. So for me, it’s a
brand new experience.
Langganan:
Postingan (Atom)