Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Prospek Alibaba (BABA), Saham Ecommerce Termurah di NYSE

Gambar
Alibaba Group Holding Ltd. (BABA) melaporkan laba bersih Renminbi (RMB) 79.7 miliar untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Maret 2024, atau tumbuh 10% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga genap dua tahun berturut-turut laba perusahaan kembali naik sejak tahun 2022 lalu. However, jika dibanding dengan capaian laba bersihnya di tahun 2021 sebesar RMB150.3 miliar, maka kinerja perusahaan sampai sejauh ini bisa dibilang belum kembali pulih. Di sisi lain saham BABA sekarang tinggal $81.3, atau jauh lebih rendah dibanding puncaknya yakni $314.2 pada Oktober 2020 lalu, dan mencerminkan PBV 1.4 kali saja. Sebagai perbandingan, PBV dari kompetitor utama BABA, yakni Amacon.com, Inc. (AMZN), ketika artikel ini ditulis mencapai 8.7 kali. So it's an opportunity ? Eh, tapi bagaimana ceritanya laba perusahaan tiba-tiba drop di tahun 2022 lalu dan belum benar-benar pulih lagi, sehingga sahamnya juga masih belum kemana-mana lagi sampai sekarang? *** Live Webinar Value Investing in US Stock , Sabtu

Saham Tidak Bayar Dividen, Apakah Masih Layak Investasi?

Gambar
Pak Teguh, sekarang ini kan lagi musim pembayaran dividen, tapi saya perhatikan tidak semua emiten/perusahaan di BEI membayar dividen ke investornya. Jadi untuk saham yang tidak bayar dividen ini, what’s the point of owning it ? Betul, selain dividen maka investor juga mendapat keuntungan dalam bentuk capital gain, yakni jika harga sahamnya di pasar naik, tapi keuntungan itu kan hanya akan terealisasi jika kita jual sahamnya, jadi beda dengan dividen yang ditransfer secara langsung dan tunai ke rekening investor. Mohon penjelasannya pak? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q1 2024 sudah terbit, dan sudah bisa dipesan disini . Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Jawab: Bagi investor, memiliki saham dari perusahaan yang tidak bayar dividen adalah kurang lebih sama seperti memiliki logam mulia/emas. Perhatikan: Emas tidak bayar dividen. Emas hanya menghasilkan keuntungan tunai jika dijual pada

Saham Untuk Investasi Jangka Panjang: Mulia Boga Raya (KEJU)

Gambar
PT Mulia Boga Raya, Tbk (KEJU) melaporkan laba bersih Rp40 miliar di Q1 2024, naik 34.6% dibanding periode yang sama tahun 2023. Dan jika kenaikan ini berlanjut sampai akhir tahun nanti, maka ini adalah kali pertama KEJU kembali membukukan kenaikan laba setelah pada tahun 2022 dan 2023 lalu laba tersebut cenderung turun. Meski demikian jika ditarik lebih jauh ke belakang maka pertumbuhan perusahaan terbilang pesat sejak berdirinya pada tahun 2006, dengan kinerja yang juga konsisten bertumbuh (kecuali pada tahun 2022 dan 2023 itu tadi), dan karena itulah penulis sendiri sempat menganggap KEJU ini layak untuk investasi jangka panjang. Nah, jadi dengan sekarang kinerja perusahaan sudah kembali on track untuk tumbuh seperti biasanya, maka apakah itu artinya sahamnya kembali bisa dikoleksi untuk kemudian disimpan saja untuk seterusnya? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q1 2024 sudah terbit, dan sudah bisa dipesan disini . Gratis tanya ja

Prospek Cerah Saham Pakan Ayam: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA)

Gambar
PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JPFA) sudah merilis laporan keuangan Q1 2024, dengan hasil yang memuaskan: Pendapatannya naik dari Rp11.8 triliun di tahun lalu menjadi Rp13.9 triliun, dan perusahaan sukses mencetak laba bersih Rp665 miliar, berbalik dari sebelumnya rugi Rp250 miliar, yang mencerminkan ROE disetahunkan 19.2%. Sehingga jika kinerja positif tersebut bertahan sampai akhir tahun 2024 nanti, maka ini adalah kali pertama perusahaan kembali membukukan kenaikan laba bersih setelah pada dua tahun sebelumnya (2022 dan 2023) labanya cenderung turun. Menariknya lagi, dua perusahaan lain di sektor yang sama, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk (CPIN), dan PT Malindo Feedmill, Tbk (MAIN), juga sama membukukan kenaikan pendapatan serta laba bersih di Q1 2024. Nah, jadi apakah setelah mati suri selama tiga tahun terakhir, maka di tahun 2024 ini saham-saham poultry bakal bangkit lagi? *** Ebook Investment Planning  berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru  Q2 2024  a