Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Akankah IHSG Indonesia Bernasib Seperti Nikkei Jepang?

Gambar
Beberapa waktu lalu, penulis menerima pertanyaan menarik, ‘Saya baru tahu kalau indeks Nikkei 225 di Jepang pernah naik sampai 38,900 sekian pada tahun 1989, kemudian turun lagi, dan sampai hari ini tidak pernah balik lagi ke level tertingginya tersebut (saat ini Nikkei berada di posisi 19,000-an), padahal sekarang ini sudah lewat lebih dari 30 tahun sejak tahun 1989 tersebut. Nah, bukankah hal ini mematahkan mitos bahwa indeks saham pada akhirnya akan terus naik dalam jangka panjang? Karena 30 tahun jelas bukan waktu yang sebentar. Dan apakah yang dialami Nikkei juga bisa terjadi pada IHSG? Jangan-jangan setelah IHSG mencapai posisi tertingginya di 6,600-an pada awal tahun 2018 lalu, maka kesininya dia akan turun terus, dan penurunan selama dua tahunan terakhir ini barulah awal dari trend penurunan terus menerus hingga entah sampai kapan?’

Seminar: Berburu Saham ‘Mutiara Terpendam’

Gambar
Bagi anda yang sudah membaca blog ini sejak lama, anda mungkin masih ingat kalau penulis sejak tahun 2010 lalu sering menyebut istilah saham ‘mutiara terpendam’, yakni saham yang berpeluang naik hingga ratusan persen dalam waktu yang relatif singkat (disebut juga saham multibagger ). Dan meski setiap tahun selalu ada saja saham-saham seperti itu, namun dalam kondisi pasar yang normal maka jumlahnya hanya sedikit, sehingga sulit untuk ditemukan. Tapi ketika terjadi krisis dan bursa saham jatuh, maka saham mutiara terpendam ini jumlahnya akan jauh lebih banyak dibanding biasanya, sehingga tentu saja sayang jika dilewatkan.

Begini Dampak Covid-19 Terhadap Dunia Usaha

Gambar
Dalam beberapa waktu terakhir, penulis meminta sharing informasi dari teman-teman pengusaha, dan pekerja profesional, tentang kondisi di perusahaan/tempat usaha mereka masing-masing, apakah juga terdampak oleh Covid-19, dan seperti apa dampaknya. Informasi ini kami perlukan untuk mempelajari kondisi riil di lapangan, untuk membantu menganalisis arah pasar ke depannya. Dan berikut adalah beberapa ‘testimoni’ yang penulis kumpulkan.

Crisis Protocol, Part 5: Kapan Kita Belanja Saham?

Gambar
Di tulisan sebelumnya (crisis protocol, part 4), penulis menyampaikan bahwa meski setiap kali terjadi krisis dan market crash, orang-orang akan kembali menyebut istilah cash is king, tapi pada titik tertentu, menjual saham anda untuk memperoleh cash tersebut bisa jadi merupakan kesalahan terbesar yang bisa anda lakukan. Sehingga kalau posisi anda sudah pegang saham sebelum pasar jatuh, maka anda tentunya bakal panik ketika IHSG kemudian anjlok, apalagi jika posisi cash juga sudah nol. Namun pada titik kondisi inilah, jika kita tidak tahan dan akhirnya menjual saham yang dipegang, maka itu seperti kita memberikan promo ‘beli satu lot gratis satu lot’ kepada orang lain, secara sukarela.