Dua bulan lalu, tepatnya pada minggu pertama di bulan Oktober, penulis
memperhatikan fakta bahwa harga batubara, dalam hal ini harga batubara acuan di
Newcastle Australia, yang sebelumnya turun terus hingga mentok di US$ 53 per
ton pada awal tahun 2016, ketika itu sudah mulai naik kembali hingga ke level
US$ 72 per ton. Kemudian setelah mempertimbangkan beberapa faktor, penulis
ketika itu menyimpulkan bahwa harga batubara mungkin masih akan terus naik
dalam jangka panjang, dan alhasil saya mengambil salah satu saham batubara yang
menurut kami cukup bagus, yakni Harum
Energy (HRUM), ketika itu pada harga 1,050 (anda bisa baca lagi analisisnya
disini).
'Patience Makes Difference' -Teguh Hidayat, artikel baru diposting setiap minggu.
Ebook Rekomendasi Saham edisi Desember, plus analisa window dressing dll sudah terbit! Dan anda bisa memperolehnya disini. Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio saham untuk subscriber. Info telp/WA 0813-1482-2827 (Yanti).

Dari Mana Asalnya Sentimen Negatif?
Kemarin, Jumat 18
Nopember, IHSG kembali turun sebesar 0.44%, dimana meski itu tidak tergolong
sebagai penurunan yang ekstrim, katakanlah seperti Jumat minggu lalu dimana
IHSG drop 4.01%, namun yang menarik adalah santernya berita, atau lebih
tepatnya rumor, bahwa pada tanggal 25 November nanti akan terjadi bank rush (atau
money rush) dimana dikatakan bahwa orang-orang akan menarik uang dari
rekening tabungan mereka sehingga bank-bank akan mengalami kesulitan likuiditas
karena jumlah uang cash berkurang drastis, dan itu
pada akhirnya akan mengganggu perekonomian nasional.
Ebook Analisis Kuartal III 2016
Dear investor, setiap kuartal alias tiga bulan
sekali, penulis membuat buku elektronik (ebook, dengan format PDF) yang berisi
kumpulan analisis fundamental saham, yang kali ini didasarkan pada laporan
keuangan para emiten untuk periode Kuartal III 2016.
Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda (dan juga bagi penulis
sendiri) untuk memilih saham yang bagus untuk trading jangka pendek, investasi
jangka menengah, dan panjang.
Antara Trump, Kondisi Politik dalam Negeri, dan Penurunan IHSG
Jumat kemarin IHSG drop hingga 4% dalam sehari, dimana itu adalah peristiwa
yang sangat jarang terjadi bahkan dalam kondisi market bearish seperti
tahun 2015 sekalipun. Sebenarnya karena posisi IHSG sendiri masih relatif
tinggi, yakni dikisaran 5,200-an, maka penurunan kemarin tidak sampai
menimbulkan kondisi panik. Karena jika anda sudah belanja saham-saham bagus sejak awal
tahun 2016 lalu, maka posisi anda pada saat ini seharusnya masih profit, hanya mungkin
nilai profitnya tidak lagi sebesar sebelumnya.
IHSG Drop 4%, What Happen?
Jumat kemarin IHSG ditutup
anjlok 4.01% ke posisi 5,232, dimana penurunan ini bahkan sedikit lebih dalam
dibanding peristiwa panic selling pada bulan Agustus 2015 (waktu itu IHSG turun
3.97%), dan asing pun jualan gila-gilaan hingga Rp3 trilyun di pasar reguler.
Sebelumnya, kurs Rupiah juga terjerembab hingga sempat tembus Rp13,500-an per US Dollar setelah
muncul spekulasi bahwa Ms. Yellen akan segera menaikkan Fed Rate karena ditekan
oleh Presiden Amerika Serikat (AS) yang beru terpilih kemarin, Donald Trump.
Pentingnya Menyaring Informasi dalam Berinvestasi
Pada tanggal 4 November
kemarin, seperti yang kita ketahui, di Kota Jakarta terjadi demo besar-besaran
yang melibatkan ratusan ribu orang, yang menuntut Gubernur DKI Jakarta
non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, agar diproses hukum terkait kasus
dugaan penistaan agama. Dan seperti biasa, ketika terjadi peristiwa skala
nasional seperti itu maka media sosial serta forum-forum internet langsung
dipenuhi oleh opini serta komentar dari para pengamat dadakan, dan Facebook
seketika ramai oleh debat pro – kontra soal apakah Ahok bersalah atau tidak.
Langganan:
Postingan (Atom)