Sepanjang tahun 2015 lalu, pasar saham Indonesia
hampir selalu dihantui oleh berbagai cerita buruk tentang perlambatan ekonomi,
salah satunya terkait kurs Rupiah yang terus saja melemah dari Rp12,500 pada
awal tahun, hingga hampir saja menembus Rp15,000 pada bulan September. Dan IHSG
sendiri terus saja drop dari 5,500-an hingga posisi 4,120 pada September tersebut, dan
kondisi psikologis market ketika itu sedemikian buruknya sampai-sampai hampir semua orang berpikir bahwa Indonesia bisa saja jatuh krisis seperti tahun 1998 (namun penulis sendiri ketika itu sudah mengatakan
bahwa tidak akan terjadi krisis, anda
bisa baca lagi artikelnya disini).
'Patience Makes Difference' -Teguh Hidayat, Avere Investama- Artikel baru diposting setiap minggu.
Buku Analisis 30 Saham Pilihan (‘Ebook Kuartalan’, atau ‘Ebook Investment Planning’) edisi Kuartal IV 2018 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini.

'Mumpung Murah' Opportunity - Bank Bukopin
Selasa kemarin para
supir taksi, terutama dari dua perusahaan yakni Blue Bird (BIRD) dan Express
Transindo Utama (TAXI), melakukan aksi unjuk rasa di pusat kota Jakarta yang hampir
saja berujung pada ‘civil war’, antara mereka dengan pengemudi Gojek
(lah, apa hubungannya ama Gojek coba? Bukannya yang didemo itu Uber dan Grab?).
Tak lama kemudian media sosial segera dipenuhi oleh opini para pengamat dadakan
soal taksi konvensional vs taksi online ini. Sementara di pasar saham, saham BIRD
dan TAXI juga menjadi pusat perhatian, dimana TAXI yang sebelumnya terjun bebas
dari 1,200-an hingga dibawah 100, tiba-tiba saja sudah diatas 200 lagi.
Demikian pula dengan BIRD, yang pada Januari lalu jeblok ke 5,400, tapi
terakhir sudah naik ke 6,800.
Indonesia, Sepuluh Tahun Mendatang
Berkshire Hathaway sudah merilis annual letter-nya
untuk tahun 2015 pada 27 Februari lalu (beruntung bagi kita, di usianya yang
ke-85 tahun, Opa Buffett masih sehat walafiat dan juga masih rutin menulis),
dan ada beberapa poin dalam annual letter tersebut yang cukup menarik. Salah
satunya, yang akan kita bahas disini, adalah tentang sudut pandang Buffett
tentang perekonomian Amerika yang, menurut penulis, juga bisa kita jadikan
acuan untuk memandang bagaimana perekonomian di Indonesia di masa yang akan
datang. Okay, kita langsung saja.
‘Smart Money’ of Stock Market
Tanggal 8 Januari lalu, ketika IHSG berada di
level 4,500-an, penulis membuat artikel berjudul Fase Putus Asa Sudah Lewat, Lalu?, dimana intinya adalah bahwa IHSG
sedang dalam periode konsolidasi,
dan periode konsolidasi ini bisa berujung pada kenaikan atau lanjut turun lagi.
Namun dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dll, penulis mengatakan bahwa
bahwa konsolidasi tersebut akan berujung
pada kenaikan (anda bisa baca
lagi artikelnya disini). And here we are: Ketika artikel ini ditulis,
IHSG sudah naik signifikan dan berada di level 4,800-an.
Langganan:
Postingan (Atom)