Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Peluang Multibagger/Profit 100% Atau Lebih dari Saham Properti

Gambar
Kalau anda baca-baca di internet, banyak yang bilang bahwa nanti setelah selesai booming komoditas terutama batubara, maka saham-saham yang bakal terbang selanjutnya adalah dari sektor properti, dan penulis setuju dengan hal tersebut. Karena memang pasca booming saham-saham batubara pada tahun 2011 – 2012 lalu, maka yang naik selanjutnya adalah saham-saham sawit pada tahun 2012, dan terakhir saham-saham properti pada tahun 2012 – 2013, meski ada juga beberapa saham properti yang sudah mulai naik sejak tahun 2011-nya. Penjelasan mudahnya, karena kita merupakan eksportir terbesar di dunia untuk komoditas batubara dan sekaligus minyak sawit mentah alias  crude palm oil (CPO), maka ketika harga-harga komoditas naik tinggi maka nilai ekspor Indonesia juga ikut meroket, sehingga perekonomian nasional secara keseluruhan tumbuh signifikan. Pada tahun 2008 ketika dunia dilanda krisis global, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tercatat $510 miliar. Lalu pada tahun 2011 ketika harga-harga komo

Dua Tahun Ini Saham Batubara Naik Semua, Kenapa Bumi Resources (BUMI) Disitu-situ Saja?

Gambar
Jadi ceritanya begini. Pada tahun 2011 lalu ketika harga batubara naik tinggi, saham BUMI juga naik sampai 3,600, sebelum kemudian turun dan mati di gocap. Tahun 2017 batubara booming sekali lagi, dan saham BUMI juga bangkit dan naik sampai 500. Nah, sebenarnya secara operasional, anak-anak usaha BUMI terus berkembang sejak tahun 2011 lalu hingga sekarang anak usaha terbesarnya, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), sudah memproduksi lebih dari 100 juta ton batubara per tahun, yang merupakan angka produksi terbesar di Indonesia. Namun disisi lain kondisi keuangan BUMI terus memburuk terutama karena utang perusahaan yang kelewat besar. Pada tahun 2011, BUMI membukukan laba $215 juta, cukup besar berbanding ekuitasnya ketika itu $1.1 miliar. Tapi ketika setelah itu harga batubara turun maka perusahaan langsung merugi gila-gilaan terutama untuk bayar bunga utangnya, karena total kewajibannya sejak awal mencapai $6 - 7 miliar, dan sebagian diantaranya mengandung bunga sangat tinggi hingga 19%

Informasi Isi Portofolio & Bukti Transaksi Jual Beli Saham Avere Investama Periode Januari – Mei 2022

Gambar
Minggu lalu pada artikel berjudul ‘Mencapai 1 miliar pertama itu berat, tapi setelah itu akan jauh lebih ringan’, dimana penulis menyampaikan bahwa kami menghasilkan profit +8.3% termasuk dividen di tahun 2020, profit +23.9% di tahun 2021, dan profit +52.3% di tahun 2022 hingga akhir bulan Mei, maka ada komentar, ‘Bisa tunjukkan transaksi jual beli sahamnya sebagai bukti bahwa benar bapak menghasilkan profit sekian persen?’ Nah, sebenarnya informasi soal saham-saham apa saja yang kami beli dan jual, beli/jualnya kapan dan berapa banyak, termasuk perubahan komposisi saham-saham yang kami pegang dari waktu ke waktu, itu sudah disampaikan secara sangat lengkap melalui program EMP , tapi memang program itu hanya bisa diakses oleh peserta terdaftar. Jadi biar saya publish sebagian diantaranya secara terbuka melalui postingan kali ini, and here we go. Jadi, setiap bulan sekuritas mengirim dokumen ‘statement account’ (dalam bentuk file PDF, dikirim ke email) yang berisi informasi komposisi

Mencapai 1 Miliar Pertama Itu Berat, Tapi Setelah Itu Akan Jauh Lebih Ringan

Gambar
Beberapa waktu lalu penulis nge- tweet sebagai berikut, ‘Sebagai investor saham, mencapai seratus juta pertama itu berat, dan mencapai satu miliar pertama itu lebih berat lagi! Tapi setelah itu maka kesananya akan jauh lebih ringan.’ Dan yang penulis maksud ‘seratus juta’ dan ‘satu miliar’ disini adalah nilai aset bersih kita di saham dalam Rupiah, yang terkumpul dari 1. Akumulasi profit dari dividen dan capital gain/ kenaikan harga saham baik itu yang sudah direalisasikan/sahamnya sudah dijual kembali atau belum, atau 2. Hasil kita nyetor dana lagi ke sekuritas, atau kombinasi keduanya. Dan seperti yang saya tebak, tweet itu menerima beragam tanggapan. Ada yang membacanya sebagai motivasi, tapi ada juga yang skeptis karena menganggap itu terlalu mengawang-awang. Karena memang jangankan satu miliar, seratus juta Rupiah sekalipun merupakan angka yang sangat besar bagi kebanyakan orang, dan tampak sangat sulit untuk bisa dicapai. Dan memang di twit-nya saya sudah jelas bilang, ‘Mencapa