Dear investor, penulis menyelenggarakan seminar edukasi saham di Jakarta, yang kali ini akan membahas lebih dalam soal nilai intrinsik saham, alias
masih sama seperti materi di seminar sebelumnya pada bulan Juli lalu, hanya
saja ditambah materi terkait fluktuasi dan koreksi IHSG, yang belakangan ini
sedang terjadi.
'Patience Makes Difference' -Teguh Hidayat, Avere Investama- Artikel baru diposting setiap minggu.
Buku Analisis 30 Saham Pilihan (‘Ebook Kuartalan’, atau ‘Ebook Investment Planning’) edisi Kuartal IV 2018 sudah terbit! Anda bisa memperolehnya disini.

Nipress
Saham Nipress (NIPS) tiba-tiba melejit pada Jumat kemarin, dan ditutup
menguat 19.6% ke posisi 10,700. Yang membuat saham ini menarik tentu saja bukan
kenaikannya yang tampak mengesankan tersebut, melainkan karena pada hari yang
sama, perusahaan merilis laporan keuangannya untuk periode Kuartal II 2013.
Berdasarkan LK terbarunya tersebut, laba bersih NIPS melompat 155.3%, sementara
PER NIPS pada harganya setelah naik (10,700) ternyata masih 4.3 kali. A hidden
jewel?
Analisis & Outlook Sektor Properti
Beberapa waktu lalu ketika IHSG dihantam koreksi hingga turun signifikan ke
posisi 3,900-an, tepatnya hingga posisi 3,968, saham-saham di sektor properti
merupakan salah satu yang paling terpukul, dimana banyak dari mereka yang terkoreksi
hingga 50 - 60% dari puncaknya, padahal IHSG sendiri ketika itu hanya turun
24.4% dari puncaknya. Dan sekarang ini, setelah IHSG mulai berangsur-angsur
pulih, saham-saham properti memang juga ikut kembali naik, namun rata-rata
masih berada di posisi 40% dibawah level puncaknya. Alhasil bagi siapapun yang
membeli saham-saham properti ini di harga atas, dan tidak melakukan average
down, kemungkinan besar mereka masih nyangkut.
Saham-Saham Terbaik di Sektor Perbankan
Minggu lalu, beberapa saat setelah penulis mempublikasikan artikel berjudul Bank Bukopin, dan Bosowa, seorang teman bertanya, ‘Mas Teguh, jika dikatakan
bahwa di BEI ada banyak saham perbankan lain yang lebih bagus dibanding
Bukopin, bisa tolong sebutkan saham-saham perbankan mana saja yang lebih bagus
tersebut?’ Karena itulah penulis kemudian membuat artikel analisis ini, yang
mudah-mudahan bisa menjadi referensi bagi anda yang tertarik untuk berinvestasi
di sektor perbankan.
Bank Bukopin, dan Bosowa
Sekitar awal bulan April 2013 lalu, saham Bank Bukopin (BBKP) mendadak naik
daun setelah beredar berita bahwa Grup Bosowa masuk ke bank ini dengan membeli
sekian persen sahamnya.. pada harga Rp1,050 per lembar, atau lebih tinggi
dibanding harga pasar BBKP ketika itu yakni 900. However, harga 900 tersebut
sebenarnya sudah lumayan tinggi mengingat pada awal tahun 2013, dan juga selama
setahun penuh sebelumnya, saham BBKP hampir tidak pernah jauh-jauh di level
600-an. Tapi dalam jangka waktu Januari – April 2013, tanpa adanya berita
apapun yang mengawalinya, BBKP tiba-tiba saja naik terus hingga ke posisi 900,
sebelum kemudian barulah news soal Bosowa keluar. Jadi dalam hal ini sepertinya
seseorang mengetahui berita masuknya Bosowa tersebut lebih awal.
Siloam Hospital
Siloam International Hospitals (SILO) adalah anak usaha tidak langsung dari
Lippo Karawaci (LPKR), yang secara khusus bergerak di industri rumah sakit. Jadi pada awalnya LPKR, entah
secara langsung ataupun melalui anak-anak usahanya (termasuk Lippo
Cikarang/LPCK), membangun kawasan-kawasan pemukiman yang terintegrasi (township) dengan berbagai fasilitas umum
didalamnya, seperti universitas, sekolah, mall, gedung-gedung perkantoran,
rumah sakit, bahkan hingga taman pemakaman (San Diego itu punyanya LPKR juga,
lokasinya gak jauh dari township milik LPCK di Cikarang). Tujuannya adalah agar
para penghuni township tersebut tercukupi semua kebutuhannya, sehingga mereka nggak
perlu kemana-mana lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)