Strategi diversifikasi adalah salah satu elemen
penting dalam berinvestasi di saham terutama untuk mengurangi risiko kerugian, dan di blog ini kita
sudah membahas tema ‘diversifikasi’ tersebut beberapa kali, contohnya pada artikel ini, dan yang ini. Mungkin perlu penulis sampaikan sekali lagi
bahwa, kalau anda meniru strategi diversifikasi ala Warren Buffett, maka dalam
satu waktu tertentu anda bisa memegang sekitar 15 hingga 20 saham yang berbeda dalam portofolio anda. Pada tahun
1960-an, ketika masih mengelola Buffett Partnership dengan dana kelolaan
sekitar US$ 40 juta, Warren Buffett memang hanya memegang sekitar 20-an saham
di dalam portofolio-nya.
'Patience Makes Difference' -Teguh Hidayat, artikel baru diposting setiap minggu.
Ebook Rekomendasi Saham edisi Desember, plus analisa window dressing dll sudah terbit! Dan anda bisa memperolehnya disini. Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio saham untuk subscriber. Info telp/WA 0813-1482-2827 (Yanti).

Mengenal ‘Fed Rate’, dan Pengaruhnya Terhadap IHSG
Pada hari Kamis tanggal 19 Maret 2015, chairwoman Federal Reserve, Janet
Yellen, menyatakan bahwa The Fed (istilah populer dari Federal Reserve, yang
merupakan Bank Sentral Amerika Serikat) tidak akan terburu-buru dalam menaikan
suku bunga acuan, atau yang dikenal dengan istilah ‘Fed Rate’. Sesaat setelah pernyataan tersebut dirilis, indeks-indeks
saham di Benua Eropa dan juga Asia rata-rata naik signifikan .
Sebelumnya, para pelaku pasar di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia, khawatir
bahwa jika The Fed menaikkan Fed Rate, maka dana asing yang ada di bursa saham
lokal akan keluar dan berpindah ke Negeri Paman Sam. Sebab dengan suku bunga
acuan yang lebih tinggi, maka dalam pandangan investor-investor global, investasi
di Amerika Serikat (AS) dengan sendirinya menawarkan tingkat imbal hasil yang
lebih tinggi, sementara disisi lain risikonya tetap dianggap sangat rendah
mengingat Amerika adalah negara dengan perekonomian paling besar di dunia.
Pelemahan Rupiah, dan Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), pada
tanggal 14 Maret 2015, Rupiah ditutup di posisi Rp13,191 per US Dollar, dan ini
adalah posisi terendah bagi mata uang Rupiah terhadap US Dollar sejak.. well..
krisis moneter tahun 1998. Jadi meski penulis pribadi dalam satu dua tahun
terakhir ini berusaha untuk tutup mata terhadap perkembangan ekonomi makro dan
tetap fokus pada faktor fundamental perusahaan dalam berinvestasi di pasar
saham, namun hal ini mau tidak mau tetap kelihatan, karena bahkan pada krisis
global tahun 2008 sekalipun, posisi nilai tukar Rupiah tidak pernah turun sampai
serendah ini. Pada puncak krisis global tahun 2008, Rupiah hanya anjlok sampai
Rp12,768 per US Dollar sebagai titik terendahnya, sebelum kemudian segera balik
lagi ke level normalnya yakni Rp9,000-an per US Dollar.
Join Our Team
Teguh Hidayat & Partners opens an
opportunity for capital market professionals to occupy a position as a Junior
and Senior Partner.
Jobdesks:
- Build Analysis,
- Provide Advice, Consulting, and Training
- Managing Private Investment for High Net Worth Clients (for Senior Partner only).
Show Me the Money!
Beberapa waktu lalu penulis ketemu dengan seorang
kawan lama (kami rutin ketemu setiap 2 – 3 bulan sekali sambil makan-makan
untuk cerita ini dan itu, sekedar ngisi waktu lah), dan seperti biasa kita
ngobrol panjang lebar tentang investasi saham dan lain-lain. Kebetulan, kawan
penulis ini beberapa hari sebelumnya baru saja ketemu dengan salah seorang
tokoh paling hot di Jakarta: Bapak Gubernur
Ahok. Jadi ceritanya salah seorang anggota keluarga dari teman penulis ini meninggal
dunia, dan Pak Ahok menyempatkan diri datang untuk melayat. Dalam forum
tersebut Pak Ahok banyak cerita panjang lebar ngalor ngidul, dan kesan yang
diperoleh adalah: Pak Ahok ini, tidak seperti birokrat pada umumnya yang
cenderung kaku, beliau orangnya asyik! Sebelumnya, teman penulis ini sama
sekali gak pernah memperhatikan soal Pak Ahok ini bagaimana, namun setelah
pertemuan tersebut, ia secara gamblang mengatakan bahwa ia menyukai sang Bapak
Gubernur.
Langganan:
Postingan (Atom)