Beberapa waktu lalu penulis iseng-iseng membuka
kembali arsip foto-foto jaman saya masih muda dulu, dan saya menemukan foto
yang menarik. Nih, anda langsung lihat saja sendiri:
Foto diatas adalah foto penulis (Teguh Hidayat) pada
tahun 2007, sorry for the duckface. Ketika itu saya, yang berusia 21 tahun dan
masih kuliah di Bandung, sengaja datang ke Jakarta bersama beberapa orang teman
untuk menonton langsung pertandingan sepakbola antara Indonesia vs Bahrain di
Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Pada siang hari sebelum pertandingannya
dimulai, kami jalan-jalan di sekitar stadion, dan saya mengambil foto ini dengan
latar belakang Gedung BEJ dan Plaza Bapindo. Saya kemudian mengatakan kepada
teman saya:
‘(sambil menunjuk ke Gedung BEJ) Suatu hari
nanti, gue akan kerja disitu!’
![]() |
Penampakan Gedung BEJ (sekarang BEI) di tahun 2007. Perhatikan logonya yang masih jadul |
Sekedar catatan, ketika itu penulis sama sekali nggak ngerti dan nggak ada bayangan sedikitpun soal apa itu saham, apalagi value investing. Termasuk saya juga
nggak tahu siapa itu Warren Buffett. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah bahwa
Gedung BEJ itu tampak bagus dan megah, jadi sepertinya akan keren sekali kalau
saya bisa bekerja disitu.
Tidak mau kalah, salah seorang teman (kami
jalan-jalan berempat) menunjuk Wisma GKBI di Semanggi yang juga kelihatan dari
tempat kami berjalan, dan mengatakan, ‘Kalau gue Guh, gue akan kerja disitu.’
Kami berdua kemudian bertanya kepada dua teman lainnya soal mereka akan kerja
dimana, namun mereka berdua menolak untuk ‘berkhayal’ seperti yang kami
lakukan, dengan hanya menjawab, ‘Soal kerja, gimana nanti sajalah!’ Yap, bagi
anak kuliahan yang biasa-biasa saja seperti kami, untuk memperoleh pekerjaan
sebagai ‘eksekutif muda’ di lingkungan perkantoran yang elit seperti SCBD,
Semanggi, atau Sudirman, adalah merupakan cita-cita yang sangat tinggi, dan
beberapa dari kami tidak cukup berani untuk memimpikan hal tersebut.
However, berikut ini adalah foto penulis
beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 2014 kemarin, ketika mengisi pelatihan
analisis fundamental di salah satu ruang seminar di Gedung BEI. Klik gambar untuk memperbesar.
Sementara teman penulis yang mengatakan bahwa ia
akan bekerja di Wisma GKBI, guess what? Dia benar-benar bekerja disitu! Setelah
lulus kuliah pada tahun 2009, ia melamar kerja sebagai management trainee di
Bank BRI dan diterima, menyisihkan ratusan kandidat lainnya (which surprises
many of our fellow students because he was lazy, not-so-smart, video game and
soccer enthusiast, and a little annoying, just like me). Ia kemudian
ditempatkan di Wisma GKBI tersebut. Sementara dua orang kawan kami, mereka juga
memperoleh pekerjaan namun bukan di Jakarta.
Jadi mungkin pesan yang terkandung dalam cerita
ini adalah, ‘Berhati-hatilah dengan apa yang kamu katakan, karena bisa jadi itu
akan menjadi kenyataan’.
Nah, di awal tahun 2015 ini, apa yang ingin anda
katakan? :)
Saya, Teguh Hidayat, bersama para rekan kerja di Teguh Hidayat &
Partners, dengan ini menyatakan turut berduka cita atas tragedi jatuhnya
pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Semoga semua yang telah berpulang mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, dan semoga anggota keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Postingan ini juga secara khusus ditujukan bagi Ibu
Linawati Soetopo, salah seorang pembaca setia TeguhHidayat.com, dimana beliau adalah
kerabat dari Kevin Alexander Soetjipto, salah satu korban dari Air Asia yang kemarin
berhasil ditemukan dan diidentifikasi. Kevin tidak sendirian dalam penerbangan
tersebut melainkan bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya, namun sampai saat ini mereka semua masih belum ditemukan. Mohon doa dari teman-teman sekalian agar proses pencariannya dimudahkan, amiiin.
9 komentar:
Mas Teguh,
Saya enga tau comment disini tepat atau tidak. Tapi kalau boleh tau, MYOR secara fundamental baik baik saja atau gmn? kmren saya beli di 31,000.. dia turun ke 26,000 saya senang sekali, brg bagus dpt diskon.. skrang dia meluncur ke 20,900. saya sudah kehabisan cash skrang. Dari 31,000 turun ke 20,900 sudah turun 32,58%. Dan seandainya dia lgsung naik lagi ke 31,000 lagi, perlu kenaikan 48,33% hanya untuk break-even. Tapi keliatannya dia masih mau turun bisa saja ke 15,000. Pertanyaannya, sepertinya strategi averaging down adalah strategi yg buruk?
Salam nyangkuters...
Di laporan keuangan terbarunya, laba MYOR anjlok drastis. Karena disisi lain valuasi sahamnya sudah sangat tinggi di harga 30,000 (PBV 7 kali), maka penurunan labanya tersebut menjadi sentimen fundamental yang menyebabkan penurunannya saat ini, jadi kasusnya sama seperti saham MAIN.
Tidak ada yang salah dengan strategi averaging down. Yang salah adalah pemilihan sahamnya sejak awal. Pak Thomas boleh coba baca-baca lagi artikel-artikel tentang menghitung valuasi saham dll yang sudah dibahas di website ini. Saya sudah sering mengatakan bahwa hanya karena sebuah saham sudah turun sekian puluh persen, maka itu bukan berarti kita bisa langsung menyimpulkan bahwa dia sudah murah.
Kalau saya hanya mau mengucapkan turut berduka juga buat para korban AirAsia....semoga para keluarga diberi ketabahan dan kesabaran..!
Semoga portofolio saham pak Teguh juga semakin meningkat.... sebagaimana harapan banyak 'Value Invester'...termasuk sya juga pak...ha ha!
Pak Teguh, Perjuangan yang amat luar biasa sekali :) 2007-2014 hehehe...sangat menginspirasi..
Mas Teguh saya mohon bantuan ulasan mengenai GMTD dong karena menurut catatan saya fundamentalnya sangaat baik tapi mungkin saja saya salah, terima kasih.
kalau diliat-liat tahun 2007, mas Teguh masi cupu dan anak kuliahan yg biasanya bokek (kecuali punya orangtua yg kaya banyak asetnya). Bisa lalu di thn 2014 ini mas Teguh kerjaannya cuma santai aja. Urusin keluarga di rumah. Menurut saya, anda sudah financial freedom. Bisa diceritakan bagaimana caranya hanya dalam waktu 7 tahun bisa berkeluarga, punya uang untuk biaya menikah biaya sekolah anak yg selangit dsb? Sebab saya takut menikah karena biaya2 ini. Dan investasi saham pun perlu modal uang cash yg lumayan besar. Misalnya kebutuhan keluarga total 10 juta per bulan atau 120 juta per tahun. Asumsi retur saham adalah 20%. Berarti mas Teguh punya uang cash 600 juta untuk investasi saham diluar smua biaya menikah, anak, cicilan rumah dsb. Bisa di share dari anak kuliahan yg tidak berduit dlm waktu singkat bisa finanial freedom? Terima kasih.
Mas Teguh tolong ulasannya mengenai TRAM
Menjawab komen Thomas, karena beliau/mas Teguh kerjaan aslinya adalah trainer dan frelance analyst saham yang menjual buku analisa nya di blog ini. It's a low capital business = sewa kantor/dari rumah + social media campaign (contoh ulasan di blog ini) + bahan bacaan untuk melatih orang + fotokopi/scan + sewa tempat untuk seminar maupun training + printing bahan training + transportasi + dll). Mungkin dari hasil kerjaan tsb beliau baru bisa menginvestasikan ke pasar saham. Anyway tetap saja saya respek kepada beliau, yang penting halal dan giat, sukses terus!
Kayaknya saya kenal sama tmn2 pak teguh itu
Posting Komentar