Postingan

Prospek GOTO Menjelang Merger Dengan GRAB

Gambar
Akhir-akhir ini di media ramai isu bahwa PT GoTo Gojek Tokopedia, Tbk (GOTO) akan merger dengan Grab Holdings Ltd (GRAB), dan mungkin itu pula yang bikin saham GOTO sejak akhir tahun 2024 kemarin naik lumayan dari 60 perak hingga sekarang 83, berlawanan dengan arah IHSG yang masih cenderung turun. Kemudian, meski dari kedua perusahaan belum ada pengumuman resmi, malah manajemen GOTO kemarin sudah membantah isu merger tersebut, namun penulis percaya bahwa GOTO dan GRAB pada akhirnya nanti memang akan merger. Nah pertanyaannya, ketika nanti mergernya jadi dilakukan maka bagaimana dampaknya terhadap GOTO itu sendiri? Apakah itu akan membuat sahamnya lompat lebih tinggi lagi? *** Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi Q4 2024 akan terbit hari Senin, 10 Februari, dan sudah bisa dipesan disini . Tersedia diskon bagi yang memesan sebelum tanggal 10 Februari, serta gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis. *** Untuk menjaw...

Prospek Cerah Saham BBNI di Tahun 2025

Gambar
Di ulasan sebelumnya kita sudah membahas tentang bagaimana ‘analisa fundamental sudah mati, value investing is dead’ di Bursa Efek Indonesia (BEI) , di mana ada ratusan saham berfundamental bagus termasuk blue chip yang terus saja turun beberapa tahun terakhir ini, tapi sebaliknya ada saham-saham dari grup konglomerasi tertentu yang justru terbang tinggi, tak peduli meski fundamentalnya jelek dan/atau valuasinya amat sangat mahal. Nah, tapi bagaimana kalau penulis katakan bahwa situasi seperti ini justru merupakan golden opportunity untuk beli saham-saham bagus pada valuasi yang bahkan sudah lebih murah dibanding zaman Covid dulu? Yep, salah satunya saham PT Bank Negara Indonesia, Tbk atau Bank BNI (BBNI). Tapi sebelum kita membahas tentang BBNI-nya itu sendiri, maka kita balik lagi ke soal  value investing is dead itu tadi. Perhatikan: Sebenarnya istilah saham berfundamental bagus itu agak misleading, di mana investor pemula menganggap bahwa nama-nama besar di BEI seperti Bank...

Analisa Fundamental Sudah Mati? Investor Mending Beli Saham Bandar Saja?

Gambar
Pak Teguh, ada yang bilang analisa fundamental di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sudah mati, value investing is dead, bisa lihat sendiri saham-saham berkinerja bagus termasuk yang blue chip sekalipun cenderung turun, sedangkan saham-saham milik grup konglomerasi tertentu justru naik banyak sampai ratusan persen, tak peduli meski valuasinya amat sangat mahal. Jadi lebih baik kita sebagai investor ikut arus saja dengan beli saham-saham grup tersebut. Menurut bapak gimana? *** Ebook Market Planning   edisi Januari 2025 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit. Anda bisa  memperolehnya disini , gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member, dan tersedia diskon selama IHSG masih di bawah 7,500. *** Jawab: Betul belakangan ini ramai lagi istilah value investing is dead, tapi sebetulnya ini bukan kali pertama istilah tersebut muncul. Dulu di tahun 2021 ketika terjadi euforia bank digital ...

Presiden Trump Dilantik, Saham Ini Berpotensi Terbang

Gambar
Beberapa waktu lalu ramai pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang menyebut bahwa BPJS Kesehatan tidak dapat meng-cover semua jenis penyakit, sehingga ia menyarankan masyarakat yang sudah terdaftar BPJS untuk juga mengambil asuransi dari perusahaan swasta. Dan meski pernyataan tersebut terdengar kontroversial, namun itu selaras dengan apa yang penulis pikirkan tentang BPJS Kesehatan: Niat awalnya memang mulia yakni agar semua orang yang sakit, tak peduli kaya ataupun miskin, bisa berobat sampai sembuh. Namun pada praktiknya maka tidak realistis jika berharap bahwa negara bisa menyediakan asuransi yang menanggung segala jenis penyakit dari sekian puluh juta penduduk di Indonesia, karena beda penyakit maka beda pula biaya penanganannya, apalagi tidak semua penduduk pengguna BPJS diwajibkan untuk membayar iuran BPJS itu sendiri. *** Live Webinar How to Invest in US Stocks ,  Sabtu 24 Mei 2025, pukul 08.00 – 10.00 WIB. Untuk mendaftar  klik disini . *** Nah, tapi ...

Laporan Kinerja Avere Investama 2024

Gambar
 Dear investor, mulai tahun 2020 lalu penulis melacak kinerja porfotolio Avere Investama dengan metode ‘rekening cermin’, yang penjelasannya bisa  dibaca disini . Dan untuk tahun 2024 kami membukukan kinerja profit +3.1% termasuk dividen (nilai porto naik dari Rp2.14 miliar menjadi Rp2.20 miliar), berbanding penurunan IHSG -2.7% . Bukti Transaksi Setiap bulannya, pihak sekuritas mengirim dokumen  statement account  (dalam bentuk file PDF, dikirim ke email) yang berisi informasi nama saham yang dipegang dan lain-lain. Dan dari statement account tersebut kami ambil detail informasi sebagai berikut. Di bawah ini adalah  screenshot  nilai awal portofolio per akhir Desember 2023, aka awal Januari 2024. Untuk infomasi yang kami anggap tidak relevan/pribadi, seperti alamat domisili, kami sensor. Perhatikan bagian yang ditandai kotak hijau, itu adalah nilai pegangan kas yang belum dibelanjakan saham, nilai total saham yang masih dipegang termasuk flo...

Peluang Investasi Dari Potensi Rebound Harga Batubara

Gambar
Pada tulisan sebelumnya kita sudah membahas tentang prospek saham di sektor minyak dan gas yang berpotensi ‘naik panggung’ di tahun 2025 ini, yakni jika harga minyak mentah yang sejak pertengahan tahun 2022 lalu cenderung turun, tahun ini akhirnya berbalik naik lagi. Dan jika benar harga minyak naik maka biasanya harga batubara juga sama ikut naik, yang kemudian disusul oleh kenaikan saham dari perusahaan batubara itu sendiri. Karena itulah kami men- screening saham-saham di sektor batubara di US, dan ketemu satu nama yang menarik: Warrior Met Coal, Inc. (HCC) , dan berikut analisanya. *** Mulai tahun 2025 Avere Investama meluncurkan program  US Stocks Copytrade  di mana anda bisa mengikuti saham-saham US apa saja yang kami beli, hold, dan jual, lengkap dengan analisa serta strateginya.  Info lengkap  baca disini . *** Warrior Met Coal, Inc adalah perusahaan tambang batubara metalurgi atau coking coal, yang mengandung kalori lebih tinggi dibanding batubara thermal...

Saham Minyak di NYSE Ini Potensi Bagger

Gambar
Dua bulan lalu kita sudah membahas tentang bagaimana Warren Buffett terus menjual saham-sahamnya, termasuk sebagian saham Apple Inc (AAPL), dan alhasil Berkshire Hathaway (BRK) per 30 September 2024 diketahui memegang cash sebesar $320.3 miliar, terbesar dalam sejarah perusahaan, sehingga WB secara tidak langsung mengatakan bahwa pasar saham Amerika Serikat (US) cepat atau lambat akan turun . Nah, tapi tahukah anda bahwa WB di sisi lain juga ada belanja saham-saham tertentu? Salah satunya Occidental Petroleum Corp. (OXY) di mana pada bulan Desember 2024 saja, BRK diketahui membeli 8.9 juta lembar OXY senilai $405 juta, sehingga BRK sekarang memegang tidak kurang dari 264 juta lembar OXY, atau setara 28% kepemilikan senilai lebih dari $13 miliar. *** Live Webinar How to Invest in US Stocks , Sabtu 25 Januari 2025, pukul 08.00 – 10.00 WIB. Untuk mendaftar klik disini . *** Dan aksi beli WB ini mengingatkan penulis dengan ketika WB menambah kepemilikannya di Apple Inc (AAPL) di sepanja...