Pegang Saham Unilever (UNVR) Sejak Lama di Harga Atas, Hold Atau Cut Loss Saja?

‘Selamat pagi Pak Teguh. Dengan kondisi saat ini, apakah Unilever masih bisa menjadi investasi yang menguntungkan? Saya sedang mempertimbangkan untuk cut loss, posisi saat ini saya floating loss di sekitar 30%.’

***

Ebook Market Planning edisi Juli 2023 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan sudah terbit. Anda bisa memperolehnya disini, gratis info jual beli saham, dan tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.

***

Karena UNVR sekarang di 4,260, maka jika floating loss-nya 30%, artinya harga modalnya di 6,000an. Dan jika harga modalnya segitu maka kemungkinan bapak beli UNVR sejak sebelum pandemi (tahun 2019 atau lebih lama lagi) pada harga 7,000 atau 8,000, lalu ketika pandemi beli lagi di harga bawah/average down sehingga rata-ratanya jadi 6,000an. Dan UNVR sekarang menjadi salah satu saham yang dipegang dalam jumlah paling banyak di porto bapak, tapi sayangnya posisinya masih minus sehingga menurunkan kinerja portofolio investasi bapak secara keseluruhan.

Dan jika apa yang saya tulis di atas benar, maka sudah sangat terlambat jika bapak memutuskan untuk cut loss sekarang, karena harusnya bapak sudah keluar pertengahan tahun 2020 lalu, yakni ketika UNVR masih di 8,000-an, sedangkan disisi lain laba bersihnya sudah mulai turun karena dampak resesi pandemi ketika itu. Tapi kalau untuk sekarang, pandeminya sudah mereda, dan kinerja UNVR juga memang sudah mulai membaik sejak tahun 2022 kemarin (setelah pada tahun 2020 dan 2021-nya labanya turun). Dan demikian pula sahamnya sudah kembali naik dari posisi terendahnya setahun lalu di 3,200 hingga sekarang sudah di 4,000-an, tapi tentunya UNVR masih perlu waktu untuk naik lebih tinggi lagi, sama seperti dulu juga dia turunnya pelan-pelan dari 10,000 sampai mentok di 3,000 (butuh waktu 4 tahun). Tapi arahnya sudah kesana.

Jadi untuk UNVR ini bapak boleh hold saja, kecuali jika butuh dananya untuk beli saham lain yang bapak cukup yakin prospeknya lebih baik. Keinginan bapak untuk cut loss sebenarnya hanya karena bapak mulai merasa tidak sabar saja (karena sudah hold UNVR bertahun-tahun tapi hasilnya malah rugi), jadi bukan karena dasar analisa yang logis.

‘Benar Pak, kurang lebih kondisi saya mirip dengan analisa Pak Teguh. Berarti saya bisa coba pelan-pelan average down sambil pantau kinerjanya ya, Pak?’

Jika bapak pegang UNVR baru sedikit maka boleh tambah lagi pada harga 4,000 atau dibawahnya. Tapi jika bapak sudah pegang UNVR dalam jumlah besar, dalam hal ini sebanyak 25% dari total nilai porto atau lebih besar lagi, maka jangan tambah lagi karena itu melanggar kaidah diversifikasi. Bapak coba baca ini tentang diversifikasi. Jadi jika ada dana sebaiknya dibelikan saham lain, UNVR biarkan saja.

Dan satu lagi, coba luangkan waktu untuk benar-benar menganalisa UNVR dengan membaca laporan keuangan serta laporan tahunan perusahaannya. Pada tahun 2020 lalu ada banyak investor pemula angkatan corona yang beli UNVR ini karena menganggap bahwa UNVR adalah salah satu saham dengan fundamental terbaik di BEI, padahal faktanya laba UNVR di tahun 2020 tersebut (dan juga di tahun 2021) sedang turun, atau dengan kata lain fundamentalnya sedang kurang bagus, sehingga wajar jika sahamnya ketika itu juga ikut turun.

Kemudian kalau bapak pernah dengar saran ‘Belilah saham yang produknya kita pakai setiap hari’, maka perlu diketahui bahwa itu keliru karena terlalu menyederhanakan cara berinvestasi saham itu sendiri. Saran yang benar, jika berdasarkan kaidah value investing, adalah sebagai berikut: ‘Belilah saham yang 1. Kinerja keuangan perusahaannya bagus, 2. Prospek kedepannya cerah, dan 3. Valuasinya masih murah.’ Selengkapnya sudah dijelaskan di banyak artikel terpisah di blog ini lengkap dengan contoh sahamnya itu sendiri, bisa dibaca-baca saja.

***

Live Webinar Value Investing, Sabtu 15 Juli 2023, pukul 08.00 – 10.00 WIB. Untuk mendaftar klik disini.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

Anonim mengatakan…
Pak Teguh, bukankah diversifikasi tdk berlaku kalau kita sdh yakin dengan saham yg scr fundamental bagus dan valuasinya rendah?

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 27 April 2024

Ebook Investment Planning Kuartal I 2024 - Terbit 8 Mei

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Perkiraan Dividen PTBA: Rp1,000 per Saham

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun