Prospek Saham Pembangunan Jaya Ancol (PJAA)

PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PJAA) sudah merilis laporan keuangan untuk periode kuartal III (Q3) 2023, dan hasilnya sangat baik: Labanya naik lebih dari dua kali lipat, dengan ROE mencapai 13%, yang merupakan salah satu catatan profitabilitas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Disisi lain meskipun sahamnya sudah naik banyak dalam setahun terakhir, dan tak lama setelah LK-nya dirilis PJAA kembali lompat hingga kini sudah diatas Rp1,000 per saham, namun valuasinya masih atraktif dengan PER 7.0 dan PBV 1.0 kali pada harga 1,000 tersebut. Prospek kedepan?

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru Kuartal III 2023 akan terbit tanggal 8 November, dan sudah bisa dipesan disini. Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

***

PJAA, seperti yang mungkin sudah anda ketahui, adalah perusahaan pemilik dan pengelola kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol, yang sekarang di-rebranding menjadi ‘Ancol’ saja, termasuk Dunia Fantasi (Dufan) yang terkenal itu, serta penyewaan plus penjualan properti di kawasan yang sama. Dan perusahaan hanya fokus di Ancol itu saja, jadi gak ada usaha lainnya lagi. Perusahaan dimiliki secara bersama oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Grup Jaya, yang selama ini memang menjadi mitra Pemprov DKI di banyak usaha seperti properti, pembangunan pasar modern, hingga konstruksi infrastruktur. PJAA berdiri sejak tahun 1992, dan dalam perjalanannya sukses mengembangkan Ancol hingga menjadi salah satu kawasan wisata paling populer di Indonesia. Dan penulis bisa katakan bahwa mengembangkan Ancol itu tidak mudah, karena pantai disana sama sekali gak sebagus misalnya Pantai Kuta di Bali. Namun PJAA berhasil melakukannya, dan sampai sekarang perusahaan masih terus membangun atau me-modernisasi kawasan dengan cara membangun icon baru ‘Symphony of the Sea’, kawasan marina, kawasan ritel F&B and merchandise, hingga rebranding itu tadi.

Kemudian kita tahu bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terpukul di era pandemi lalu, dimana PJAA sendiri rugi besar sampai Rp393 miliar di tahun 2020, dan hanya membaik sedikit menjadi rugi Rp275 miliar di tahun 2021. Barulah memasuki tahun 2022, pendapatan PJAA lompat tiga kali lipat dibanding 2021, dan kali ini perusahaan akhirnya membukukan laba bersih positif Rp154 miliar. Pada titik ini penulis sendiri mulai melirik sahamnya, karena meski sahamnya ketika itu sudah naik ke 700, tapi dengan PBV ketika itu yang masih 0.7 kali tentunya PJAA ini masih murah, dan prospeknya kali ini juga cerah dimana Ancol sekarang ramenya gak kira-kira, bahkan lebih rame dibanding dulu sebelum pandemi. Dan ternyata benar pada Q1 2023 lalu kinerja PJAA terbilang sangat bagus, dan bahkan lebih bagus lagi di Q2 2023 yang kemungkinan didorong oleh faktor musiman libur lebaran dimana tentunya kawasan wisata Ancol dipenuhi banyak pengunjung.

Lalu terakhir di Q3 barusan, dimana meski sudah tidak ada libur lebaran atau apapun, tapi ternyata laba PJAA justru masih lanjut tumbuh baik itu dibanding kuartal sebelumnya (Q2 2023), ataupun kuartal yang sama tahun lalu (Q3 2022). Sehingga bisa dibayangkan pada Q4 nanti, yakni ketika ramai lagi libur natal dan tahun baru, maka kinerja PJAA bisa lebih bagus lagi, dan kali ini ROE-nya mungkin bisa naik sampai 15 – 17%. Dan jika kita pasang target konservatif PER 8 kali saja untuk PJAA ini, maka itu artinya sahamnya bisa naik sampai 1,200 – 1,400 pada awal tahun 2024 nanti. Ohya, jangan lupa juga soal dividennya, dimana untuk tahun buku 2022 lalu PJAA ada bayar dividen Rp29 per saham, sehingga jika melihat laba bersihnya di tahun 2023 ini yang naik sekitar 100 – 150%, maka dividennya pada Mei 2024 nanti akan mencapai Rp58 – 72 per saham, lumayan besar jika dibanding harga sahamnya saat ini dengan yield lebih dari 5%.

Kesimpulannya, jika anda sudah pegang sahamnya maka hold saja. Dan jika baru mau masuk, atau mau tambah posisi, maka ingat bahwa PJAA ini termasuk saham yang tidak likuid dan kurang populer (jarang dipompom ataupun diberitakan di media, meskipun brand ‘Ancol’ itu sendiri sebenarnya cukup populer di mata masyarakat umum). Dan saham seperti itu biasanya akan langsung naik ketika LKnya dirilis dan hasilnya bagus (seperti yang sudah terjadi barusan), tapi setelah itu dia akan pelan-pelan turun lagi, meski gak akan sampai balik lagi ke posisinya sebelum dia naik. Nah, awal Oktober kemarin ketika LK Q3-nya belum dirilis, PJAA masih di posisi 800 – 810, sebelum hanya dalam dua hari dia naik hingga diatas 1,000. Tapi jika dalam beberapa waktu kedepan dia melandai lagi ke katakanlah 850 – 900, maka barulah anda bisa masuk, lalu tunggu saja sampai Mei 2024. Ohya, mengingat pandemi juga sudah beres sama sekali, dan seperti disebut diatas manajemen PJAA terus bekerja keras mengembangkan Kawasan Ancol itu sendiri, maka penulis optimis bahwa kinerja apik perusahaan sejauh ini tidak hanya akan berlanjut sampai akhir tahun 2023, tapi juga sampai tahun 2024 nanti, atau lebih lama lagi. Enjoy!

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru Kuartal III 2023 akan terbit tanggal 8 November, dan sudah bisa dipesan disini. Gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

Jumadi mengatakan…
Pak Teguh, dengan susunan kepemilikan sekarang apa kira kira memungkinkan buat manajemen membuat "ancol" di pulau lain semisal sumatra dan kalimantan?
Anonim mengatakan…
PJAA sampai Q2 tahun 2024 mengapa labaengecewakan ya

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?