(Bukan) Cara Cepat Kaya dari Saham

Beberapa waktu yang lalu, penulis pernah menerima email dengan bunyi kira-kira begini, ‘Mas Teguh, saya baru mulai berinvestasi di saham. Kira-kira berapa ya jumlah modal awal yang ideal? Soalnya saya baru menyetor Rp10 juta. Sementara saya dengar, para investor di saham biasanya modalnya mencapai ratusan juta, bahkan bisa sampai milyaran. Apakah saya bisa bersaing dengan para pemodal besar tersebut?’

Penulis menerima cukup banyak pertanyaan serupa dari teman-teman pembaca. Intinya, terdapat semacam stigma di kalangan investor bahwa pasar modal hanya boleh dihuni oleh ikan kakap. Jadi kalau anda hanyalah ikan teri dengan modal awal cuma dua juta, lima juta, sepuluh juta, atau bahkan lima puluh juta sekalipun, maka jangan harap anda bakal sukses di saham. Anda baru akan sukses kalau modal anda minimal berada di level ratusan juta Rupiah. Meskipun stigma ini jelas keliru, namun faktanya itulah yang diyakini oleh sebagian investor di pasar modal.

Okay, untuk membahas ini, penulis akan mengajak anda untuk melongok pengalaman penulis ketika masih kanak-kanak dulu. Tahun 1995, ketika penulis masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar, penulis ikut membantu ayah untuk membangun rumah kecil di kampung halaman. Ketika itu penulis diberi tugas untuk membantu memindahkan batu bata dari mobil pick up ke tempat yang sudah disediakan. Sekali mengangkut biasanya penulis hanya sanggup membawa paling banyak tiga buah batu bata. Sementara seorang tukang bangunan yang turut membantu mengangkut bata, dia mampu membawa delapan buah batu bata sekaligus. Gerakannya pun jauh lebih cepat. Intinya dalam setengah jam, penulis kira-kira hanya bisa memindahkan 100 bata, sementara si tukang bangunan itu (yang usianya kira-kira 20-an) mungkin bisa memindahkan 500 bata dalam waktu yang sama, atau bahkan lebih cepat lagi.

Merasa kalah oleh si tukang bangunan, di pengiriman batu bata berikutnya penulis bertekad untuk bekerja lebih cepat, dengan cara membawa lima bata sekaligus dalam satu kali mengangkut. Hasilnya? Sesaat setelah penulis berhasil mengangkat lima bata sekaligus, tiba-tiba saja penulis merasa tangan penulis sudah tidak kuat lagi. Kelima bata itu lalu terlepas dari pegangan, kemudian jatuh ke tanah dan hancur! Jadi bukannya mempercepat pekerjaan memindahkan bata, penulis malah merusak batu bata-nya. Setelah dimarahi sebentar oleh ayah, penulis kemudian kembali mengangkut batu bata sejumlah maksimal tiga buah bata sekali angkut.

Ketika itu tentu saja penulis tidak mengambil hikmah dari kejadian tersebut (secara saya waktu itu masih bocah pak!). Tapi pesan dari kejadian tersebut kira-kira begini: Jika anda disuruh untuk mengangkut batu bata, maka mulailah dengan hanya membawa satu bata saja. Jika satu bata tersebut terasa ringan, maka anda boleh menambahnya menjadi dua, agar pekerjaan menjadi lebih cepat selesai. Jika dua bata juga masih terasa ringan, maka anda bisa menambahnya lagi, demikian seterusnya hingga batas maksimal kekuatan anda. Jika anda ternyata hanya sanggup mengangkat paling banyak tiga batu bata, maka jangan paksakan diri anda untuk mengangkat lebih banyak dari itu. Mungkin niat anda baik, yaitu agar pekerjaan menjadi lebih cepat selesai. Tapi kalau memaksakan diri untuk mengangkut empat atau lima bata sekaligus, padahal anda hanya sanggup mengangkat tiga, maka anda malah akan jadi menjatuhkan batanya, dan itu akan merusak pekerjaan secara keseluruhan.

Nah, logika yang sama juga berlaku di pasar modal: Ketika anda berinvestasi di pasar modal, sekilas akan tampak bahwa menggunakan dana sebesar 1 milyar, itu sama saja dengan menggunakan dana sebesar 10 juta. Toh yang penting saya memilih saham-saham yang benar, bukan? Tapi pada prakteknya, jelas berbeda. Yang membedakan disini adalah beban psikologisnya (kalau contoh batu bata tadi, yang membedakan penulis yang masih bocah dengan si tukang bangunan yang sudah dewasa adalah kemampuan untuk menahan beban fisik).

Kalau anda terjun ke pasar modal dengan langsung memegang dana 1 milyar, maka anda mungkin tidak akan sanggup menahan beban psikologis yang dihasilkan dari modal sebesar itu. Dan jika anda akhirnya benar-benar gagal dalam menguasai mental anda ketika trading menggunakan dana tersebut, maka anda hanya akan menjatuhkan batu batanya (baca: rugi melulu). Sebaliknya ketika anda mengawali investasi anda di saham dengan modal awal 10 juta, maka beban psikologis anda akan jauh lebih ringan. Anda akan lebih santai dalam mengelola dana tersebut, tanpa tekanan seperti greed ataupun fear, sehingga kemungkinan anda akan cukup sukses dalam mencetak gain.

Karena itulah jika ada pertanyaan, berapa sebaiknya jumlah dana awal yang disetor jika saya hendak ikut berinvestasi di pasar modal? Maka penulis jawab, gunakanlah modal yang menurut anda ringan, yang tidak sampai membebani pikiran anda. Yang dimaksud ringan disini adalah uang yang nilainya cukup kecil bagi anda pribadi. Jadi kalau misalnya anda menganggap bahwa uang 1 milyar tidaklah terlalu besar, maka anda boleh memulai investasi anda dengan modal segitu. Tapi jika anda menganggap bahwa uang 100 juta sudah temasuk besar, maka jangan gunakan dana sebesar itu, tapi cukup 50 juta saja. Jika itu masih terlalu besar, maka kurangi lagi hingga menjadi 10 juta saja, dan seterusnya. Pokoknya, gunakanlah uang yang benar-benar anda anggap kecil!

Kemudian jika investasi kecil anda tadi memang berjalan lancar, maka anda bisa mulai menambah modal anda. Katakanlah dari tadinya 10 juta, anda tambah menjadi 20 juta, 30 juta, dan seterusnya, agar pekerjaan mengangkut batanya (baca: pekerjaan untuk menjadi milyader dari pasar modal), menjadi lebih cepat selesai. Lakukan itu perlahan-lahan sambil terus mengetes kekuatan mental anda, hingga akhirnya anda menyetor dana dalam jumlah yang cukup besar kedalam portofolio anda. Misalnya kalau anda menganggap bahwa 100 juta sudah cukup besar, maka di level itulah anda harus berhenti menambah modal. Lalu biarkan dana anda tumbuh dengan sendirinya.

Selanjutnya, peningkatan modal anda akan sepenuhnya bergantung kepada kemampuan anda untuk tumbuh. Maksud penulis begini, kalau setelah satu atau dua tahun modal 100 juta itu kemudian meningkat 5 kali lipat menjadi 500 juta, dan dana tersebut tidak berkurang kembali, maka itu berarti anda sudah cukup kuat untuk memegang dana sebesar 500 juta tersebut. Anda memang layak mendapatkan keuntungan sebesar itu. Namun kalau setelah satu atau dua tahun, modal anda hanya naik menjadi 150 juta, maka mungkin 150 juta itulah batas kekuatan psikologis yang anda miliki. Anda mungkin masih perlu waktu untuk kembali menumbuhkan modal anda menjadi lebih besar lagi. Terus bagaimana kalau setelah satu atau dua tahun, modal anda malah menyusut menjadi 70 juta, padahal market sedang baik-baik saja? Well, mungkin itu berarti anda sejak awal sudah memegang bata terlalu banyak.

Pertumbuhan 'kekuatan' seperti itu memerlukan waktu. Gak mungkin ketika dulu penulis hanya mampu mengangkat tiga bata, dua tiga hari kemudian tiba-tiba saja penulis sudah sanggup mengangkat lima bata. Mungkin perlu waktu setidaknya setahun sebelum kemudian penulis akhirnya sanggup untuk mengangkat lima bata. Dan sekarang ini setelah penulis dewasa, penulis yakin akan cukup kuat untuk mengangkat 10 bata sekaligus. Tapi peningkatan kekuatan itu membutuhkan waktu bertahun-tahun. Dan penulis percaya bahwa sama halnya seperti pertumbuhan kemampuan fisik membutuhkan waktu, pertumbuhan kemampuan psikologis juga membutuhkan waktu. Anda tentu gak akan memberikan uang jajan sebesar 1 juta kepada anak anda yang masih berusia 6 tahun bukan? Tapi kalau anak anda sudah kuliah, maka bisa jadi uang 1 juta itu masih kurang. Kira-kira begitulah.

Terus kenapa ada banyak kasus investor kecil yang gagal? Nah, masalah mereka disini sebenarnya bukan terletak di jumlah setorannya, tapi biasanya karena mereka tidak puas dengan gain yang diperoleh. Contohnya seorang investor modalnya 10 juta, dan seluruh dana tersebut dimasukkan ke satu saham. Setelah sebulan, saham tersebut ternyata berhasil naik 10%. Jadi berapa keuntungannya? Ya cuma sejuta perak, tentu saja. Bahkan bagi investor kecil ini, gain segitu tetap saja kelihatan kecil, apalagi dia harus nunggu selama sebulan. Ini berbeda dengan investor besar, dimana jika dia menempatkan dana 1 milyar di sebuah saham, dan sore harinya saham itu naik 3%, maka si investor ini langsung dapet 30 juta, hanya dalam beberapa jam!

Karena itulah, kebanyakan investor kecil lebih suka memperhatikan saham-saham tertentu yang bisa melejit dalam waktu singkat, dengan harapan mereka bisa 'cepat kaya' dan langsung jadi milyader. Dan di BEI memang selalu ada saja saham-saham seperti itu, yang bisa naik 10 atau bahkan 20% dalam sehari. Masalahnya, saham-saham ‘ajaib’ seperti itu juga bisa tersungkur sebanyak 10 – 20%, juga hanya dalam sehari. Disinilah biasanya para investor kecil kemudian tidak lagi menjadi investor, melainkan terjebak menjadi spekulan. Beberapa diantara mereka mungkin cukup sukses meningkatkan modalnya hingga berkali-kali lipat hanya dalam hitungan hari atau minggu, tapi yang lebih banyak terjadi adalah, mereka akhirnya tidak memperoleh apa-apa dari saham kecuali kerugian.

Sementara investor yang modalnya belasan milyar, mereka biasanya tidak begitu tertarik dengan saham-saham yang menjanjikan keuntungan instan dalam sekejap. Mereka juga tidak tertarik jargon 'cepat kaya' dari saham, karena mereka kan memang sudah kaya? Biasanya pula, para investor kakap ini secara usia dan psikologis sudah jauh lebih matang dibanding investor kecil, sehingga mereka lebih bijak dan hati-hati dalam mengelola portofolionya dan alhasil, mereka pun sukses di saham.

Jadi kembali lagi ke pertanyaan diatas, ‘Apakah saya yang investor kecil ini bisa bersaing dengan para pemodal besar?’ Maka mungkin maksud pertanyaannya adalah, ‘Apakah saya yang investor kecil ini bisa berinvestasi sama baiknya dengan para pemodal besar?’ Kalau benar seperti itu pertanyaannya, maka jawabannya, kesuksesan anda di pasar saham tidak ditentukan oleh berapa modal awal yang anda miliki, melainkan ditentukan oleh cara anda dalam mengelola portofolio anda. Mau anda investor besar ataupun kecil, yang penting anda jangan berspekulasi. Seorang investor milyader sekalipun, kalau kerjaannya makan gorengan melulu, maka dia tidak akan mendapatkan apa-apa. Memang sih, jika modal anda terbatas maka pilihan saham anda juga menjadi lebih terbatas. Dengan modal 10 juta maka anda tidak akan bisa ikut berinvestasi di Astra International (ASII), misalnya. Tapi saham yang fundamentalnya bagus kan gak cuma ASII doang. Banyak juga saham-saham yang harganya 1,000-an per sahamnya, yang cukup bagus untuk dijadikan pilihan investasi. Jadi anda tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam memilih saham hanya karena modal anda kecil, sebab terdapat sekitar 400 saham di BEI, dan jumlah itu selalu bertambah dari waktu ke waktu.


Terus kalau ada pertanyaan lagi, bagaimana caranya agar modal saya yang cuma 10 juta ini bisa naik menjadi 100 juta, atau kalau perlu 1 milyar? Well, kita akan membahas ini lain waktu. Tapi yang jelas, dan anda boleh menanyakan ini kepada investor manapun yang sudah sukses menjadi milyader atau bahkan trilyuner, anda memang bisa saja mencetak gain hingga puluhan atau bahkan ratusan kali dibanding modal awal ketika anda pertama kali terjun ke pasar modal. Namun, anda tidak bisa melakukan itu dalam semalam!

Instagram

Komentar

Anonim mengatakan…
Bagaimana melipatgandakan 10 jt menjadi 100 jt atau 1 M di pasar modal ? Kalo memungkinkan, di bahas juga ya Pak Teguh, soalnya saya juga mulai dari modal segitu....
Jangankan ASII, UNTR aza pun g bisa ikutan.....
Anonim mengatakan…
bagus sekali pak perumpamaan nya... saya jg dulu mulainya 10 jt sekitar taun 2009...

awalnya dari duit sendiri, dan sempat rugi... bahkan cutloss jg...
yah tapi saya anggap ongkos belajar..

pelan2 saya tambah duitnya dan yang sangat membantu saya waktu itu karena sering baca2 saja... banyak belajar... dari blog ini, forum dan lain sebagainya... buku2 jg saya beli...

pelan2 mulai ada keuntungan dari yang tadinya rugi... kebanyakan rekomendasi sahamnya jg dari blog ini...

dari situ pelan2 orang tua mulai tertarik ikut juga invest di saham... mulainya sekitar 50 jt... trus nambah dikit2... akhirnya sekarang dengan modal sekitar 185 jt hasil patungan saya dan ortu selama 2 tahun...

sekarang sudah menjadi 400 jt... yah mungkin kalau 2 tahun terasa sedikit ya... soalnya saya termasuk investor konservatif, gak ikut2 gorengan... cuman beli dan simpan saja... target saya setaun adalah sekitar 20-30% dari modal, jadi kalau lebih dari itu saya anggap bonus dan biasanya saya jual sambil nunggu kesempatan untuk masuk lagi..

mudah2 an di taun baru ini pak teguh dan teman2 disini termasuk saya semoga makin cuan saja... hehehe...
Anonim mengatakan…
Pak teguh tahun 1995 baru kelas 4 SD????
Wooooowwww.. Bearti klo asumsi saya ngga salah skrg usianya masih 26 tahun yaa??
Makiin saluut ajaa dehh sm Pak Teguhh...

Saya ajaa dg usia yg sama dg ituu cm bisaa baca2 blog dan buku ajaa sambil ngumpulin modall...

Keep update Pak..
Thanks!
Anton Jumbo mengatakan…
Bagi kawan kawan investor, jangan lupa untuk menyisihkan sebagian gain untuk dibagi pada saudara kita yang membutuhkan, semoga dengan berbagi rejeki kita semakin melimpah, semakin makmur, dan sejahtera
Anonim mengatakan…
setuju mas teguh -- menjadi accredited investor perlu investasi waktu dan uang utk terus belajar dan menganalisa berbagai macam informasi. sekedar berbagi, saya mulai aktif di BEI sejak tahun 2005 dengan modal awal sekitar 100 juta - tahun ini sudah menjadi 2 milyar, kira2 20x lipat. dalam perjalanan tidak selalu mulus dan banyak tantangan, tapi seiring proses, mental yg terpenting makin terlatih. untuk saya, jenis investasi paling top masih saham karena fleksibilitas waktu, dan kitapun semakin pintar!

salam,
odi
Anonim mengatakan…
Top buanget yak Pak Teguh ini, saya juga investor pemula dan kecil serta pernah salah bermain saham hingga berkuranglah modal 20% tetapi dengan berjalannya waktu, terus belajar dan mencari rekomendasi yang saya sesuaikan dengan bahan yang saya pelajari dari bermacam - macam sumber akhirnya minus saya mulai berkurang 10% untuk rekan - rekan sesama investor kecil tetaplah belajar agar kita bisa semakin baik dalam melakukan investasi
yudhamarketing mengatakan…
impresif pak teguh, semua memang harus lewat proses. dan proses memang harus ada wakatu. semoga terus menulis dan menginspirasi pak teguh.
mita inspirasi usaha mengatakan…
menurut saya ini tempatnya orang orang sukses nih ,,
saya mo minta pencerahan nya dong tentang bisnis dengan modal yang sangat kecil ,,
tolong bikin posting nya ,,
kalo bisa tulis refrensi usaha and brapa modal yang harus di keluarkan(dengan modal seminim mungkin),,

thanks
Unknown mengatakan…
Pak teguh mohon pencerahannya
dari kecil saya bercita2 jadi pebisnis

akan tetapi orang tua saya lebih setuju saya jadi seorang tentara

sampai saat ini di mulai dari saya SMP dan perlahan secara diam2 saya selalu baca tentang bisnis baik investasi, trading maupun berwirausaha

saya sekarang berumur 20 tahun
besok saya mau ke kantor bursa efek di jakarta
wlpn orang tua saat ini masih gak setuju saya jadi pebisnis dan karna keinginan saya jadi pebisni sampai saat ini jg saya msh di benci bapak saya
di sisi lain saya terus bersemangat karna jiwa saya yang kuat ingin jadi pebisni serta ibu saya yang selalu mensupport

intinya saya kkrg masih geisah pak
jika saya menuruti kemauan bapak saya tuk jadi tentara saya takut tidak akan betah
dan jika saya bisa jadi pebisnis saya takut bapak saya benci sama saya

mohon pencerahannya pak.
Unknown mengatakan…
saya siswa yang baru lulus SMA tahun ini, saya bingung untuk melakukan usaha.
saya belum ada pikiran untuk membuka usaha apa yang dapat saya jalankan
saya dijanjikan orangtua modal sebesar 10 juta, tetapi saya bingung modal 10 juta saya buat apa ?
lalu saya buka informasi diinternet ada tentang bursa saham, bagaimana cara mengawali untuk memulai dibidang bursa saham ini ?
terima kasih
Unknown mengatakan…
Siap action
Unknown mengatakan…
Aku bingung mau apa sebab bisnis harus punya modal apalagi nggak punya apa apa tapi aku punya semangat aku mau bisnis sendiri aja jualan es cendol dan hasilnya di tabung dan diinvestasikan di saham andai di saham bangkrut berarti aku punya tabungan tapi yg ku harap kan jualan lancar terus
Anonim mengatakan…
ok everyone. I want to share a website link that I think can be useful for you.

here it is:
1. Codein.my.id
2. Kompres Gambar
3. Anonimside
4. Quotes Generator
5. File Host
6. Downloader Video YouTube or Video from social media

Thank You. Those were some websites that might be useful
Mastah Saham mengatakan…
Ilmu yang sangat bermanfaat untuk saya. Salam dari mastahsaham.com

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?