Multi Indocitra: Another Value Stock

Multi Indocitra (MICE) mungkin bukanlah perusahaan yang cukup populer entah itu di mata investor pasar modal maupun masyarakat umum, namun perusahaan ini adalah produsen dari salah satu merk produk perlengkapan kebutuhan bayi paling terkenal di Indonesia: Pigeon, dan juga kosmetik dengan merk yang sama. MICE juga sempat memiliki bisnis sampingan dengan membuat lampu hemat energi merk ‘Hori’, namun sepertinya gagal sehingga perusahaan kembali fokus ke bisnis utamanya, yakni perlengkapan kebutuhan bayi dan kosmetik.

MICE tergolong perusahaan baru di Indonesia. Sejarah perusahaan baru dimulai pada tahun 1995 sebagai pemegang lisensi untuk membuat produk-produk perlengkapan kebutuhan bayi dengan merk Pigeon (Pigeon sendiri merupakan merk asal Jepang), dan sejak saat itu hingga sekarang, bisnis yang dijalani MICE sepenuhnya hanya di seputar membuat botol susu, dot, pompa penyedot ASI, sabun mandi dan shampoo bayi, bedak, dan baby oil. Namun MICE terbilang sukses dalam mengembangkan jaringan distribusi untuk produk-produknya, dimana pada saat ini produk-produk kebutuhan bayi merk Pigeon sudah bisa ditemukan dari Banda Aceh hingga Jayapura, dengan kantor cabang di tiga kota besar yakni Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Nah, dari pengalaman penulis sendiri sebagai ayah dari dua orang putra putri yang masih kecil-kecil, bisnis perlengkapan bayi ini memang menjanjikan. Ketika istri anda melahirkan maka anda, suka atau tidak, harus membeli botol susu berbagai ukuran, dan merk botol tersebut apalagi kalau bukan Pigeon (ada juga merk ‘Huki’, tapi kami lebih suka Pigeon). Ketika kami belanja sabun mandi dan shampoo khusus bayi, harganya ternyata lebih mahal ketimbang sabun dan shampoo biasa. Dan kalau nanti putra putri kami sudah tumbuh besar sehingga tidak lagi membutuhkan produk-produk tersebut maka masih banyak bayi-bayi lainnya diluar sana yang terus dilahirkan setiap saat, sehingga MICE akan selalu memperoleh konsumen untuk produk-produknya.

Berdasarkan profil industri seperti itu, maka penulis mengira bahwa MICE ini merupakan perusahaan yang menguntungkan, dan kinerjanya pun akan bertumbuh secara konsisten dari tahun ke tahun. Namun sayang sekali, kenyataannya tidak demikian. Berikut data kinerja perusahaan selengkapnya. Sebelumnya catat bahwa ekuitas yang ditampilkan disini adalah ekuitas bersih diluar kepentingan non pengendali (salah satu anak usaha MICE, PT Pigeon Indonesia, sahamnya hanya dipegang 65% oleh MICE, dan selebihnya dipegang Pigeon Corp., sehingga 35% saham yang tidak dimiliki ini menjadi kepentingan non pengendali), dan laba bersihnya adalah laba bersih yang sudah dikurangi bagian untuk kepentingan non pengendali. Angka dalam milyar Rupiah, kecuali margin laba dan ROE dalam persen.

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Ekuitas
176
185
202
229
240
302
441
Pendapatan
244
308
340
423
465
560
591
Laba bersih
30
24
28
28
30
41
40
Margin Laba (%)
12.3
7.8
8.1
6.7
6.5
7.3
6.8
ROE (%)
17.1
13.0
13.7
12.3
12.5
13.5
9.1

Nah, perhatikan bahwa kecuali untuk tahun 2007, MICE hanya mampu menghasilkan laba yang tidak sampai 15% dari nilai modal bersihnya, dan nilai laba itu sendiri cenderung stagnan dengan hanya mampu bertumbuh kurang dari sepuluh persen (jika dirata-ratakan) setiap tahunnya. Alhasil, pertumbuhan ekuitasnya pun tidak terlalu menonjol. Dan untuk ukuran perusahaan produsen (MICE ini membuat botol susu, bukan mengimpor botol susu dari Jepang), maka maka margin laba yang tidak sampai 10% tentunya juga tidak terlalu bagus. Jika perusahaan masih mencatat kinerja yang seperti ini hingga tahun-tahun berikutnya, maka sahamnya pun kemungkinan tidak akan naik terlalu tinggi meski setelah menunggu beberapa tahun, dan itu artinya MICE ini tidak begitu cocok untuk investasi jangka panjang.

Lantas apa yang membuat MICE kok kurang bagus, padahal industrinya tampak menjanjikan? Well, entahlah, tapi itu mungkin karena ada perjanjian kerjasama tertentu dengan pihak Pigeon Corp. yang menyebabkan perolehan laba MICE menjadi tidak maksimal. Sebab kalau anda perhatikan, sudah beberapa tahun ini MICE mencoba untuk lepas dari ketergantungan Pigeon dengan meluncurkan merk produk milik sendiri, namun sayang sampai sekarang upaya tersebut masih gagal. Contohnya, sekitar dua tahun yang lalu perusahaan mencoba masuk ke bisnis lampu hemat energi dengan meluncurkan lampu merk ‘Hori’, namun hasilnya ternyata mengecewakan: Bisnis lampu hemat energi tersebut hanya bertahan sebentar sebelum kemudian ditinggalkan.

Dan belakangan pihak manajemen MICE kembali mencoba peruntungannya dengan kembali berekspansi, kali ini dengan meluncurkan pruduk kosmetik (berbeda dengan bisnis lampu, perusahaan sudah berpengalaman di bisnis ini sebelumnya, dimana Pigeon juga memproduksi kosmetik terutama untuk remaja) dengan merk Astalift dan Aibu. Astalift merupakan produk kosmetik wanita untuk kalangan menengah keatas, dimana MICE sudah membuka gerai Astalift di enam mall besar di Jakarta dan sekitarnya, dan satu mall di Medan (Sun Plaza). Sementara Aibu adalah kosmetik remaja untuk semua kalangan, yang bisa dijual di semua lokasi termasuk melalui roadshow ke sekolah-sekolah.

Gerai Astalift di salah satu mall di Jakarta

Lalu bagaimana kira-kira hasilnya nanti? Apakah dua merk ini akan sukses? Well, mengingat Astalift dan Aibu baru diluncurkan pada tahun 2014 ini, maka kalaupun dua merk kosmetik ini laris dipasaran, hasilnya tidak akan langsung kelihatan dalam waktu dekat. Jadi kita tunggu saja. Malah justru, mungkin karena perusahaan lagi keluar banyak modal untuk bisnis barunya, maka pendapatan serta labanya untuk tahun 2014 ini agak tertekan. Hingga Kuartal II 2014, pendapatan MICE turun 14.3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan laba bersihnya pun anjlok 36.6% (karena margin laba MICE sejak awal kecil, maka labanya bisa turun dalam jika pendapatannya turun sedikit).

Dan karena kinerjanya yang memang tampak jelek tersebut, saham MICE menjadi tertekan hingga sekarang sudah turun ke 350, namun disinilah menariknya: Sejatinya MICE pada harga 400 sudah merupakan saham yang murah, jadi pada harga sekarang dia menjadi lebih murah lagi, dimana PBV-nya cuma 0.5 kali. Jika anda membeli 100% saham MICE pada harga sahamnya saat ini, maka anda akan mengeluarkan dana Rp210 milyar, untuk memperoleh modal kerja bersih (aset lancar dikurangi kewajiban lancar) senilai Rp264 milyar, belum termasuk aset-aset tetap milik perusahaan! Jadi dalam kasus inilah sebuah saham bisa dikatakan murah secara absolut.

However, hanya karena harga sahamnya murah, maka itu bukan berarti MICE akan langsung naik lagi dalam waktu dekat. Berdasarkan pengalaman, sebuah saham baru akan naik, bahkan cenderung melejit jika harganya benar-benar murah seperti MICE ini, jika, dan hanya jika terjadi hal-hal berikut: 1. Adanya sentimen positif tertentu yang menyebabkan investor menjadi yakin bahwa kinerja perusahaan akan segera membaik, 2. Perusahaan membagikan dividen dalam jumlah besar, atau 3. Kinerja perusahaan memang benar-benar membaik, misalnya labanya kembali naik setelah sebelumnya turun.

Nah, perhatikan bahwa untuk poin nomor 1, yakni adanya sentimen positif, maka untuk MICE hal itu kecil kemungkinannya akan terjadi, karena sebagai saham kecil (MICE cenderung berstatus sebagai third liner, jadi bukan second liner lagi) jarang ada orang yang memperhatikan saham ini, sehingga hampir tidak pernah timbul sentimen macam-macam. Lalu untuk dividen, pada tahun 2014 ini MICE hanya membayar dividen Rp10 untuk para pemegang saham, alias tidak signifikan (dimasa lalu MICE sangat rajin bagi dividen, tapi untuk tahun ini manajemen agak pelit, yang mungkin itu karena perusahaan lagi butuh dana untuk membiayai ekspansinya diatas. Dari laba bersihnya di tahun 2013, hanya 15% yang dibayarkan sebagai dividen).

Jadi sekarang tinggal kemungkinan yang nomor 3: MICE mungkin baru akan naik lagi kalau nanti kinerjanya tampak bagus lagi. Dan itu artinya, jika anda tertarik dengan saham ini, maka anda mungkin harus menunggu minimal sampai perusahaan merilis laporan keuangannya untuk Kuartal III 2014, akhir September mendatang.

Disisi lain jika anda masih yakin dengan prospek jangka panjang perusahaan (kalau anda baca-baca di internet, MICE ini termasuk sering dibahas oleh para investor dengan gaya value investing karena valuasinya memang sangat murah), termasuk yakin bahwa saham ini juga bisa menghadirkan jackpot seperti Maret 2013 lalu, dimana ia tiba-tiba saja terbang sampai menembus 850, maka anda boleh menyicil dari sekarang. MICE mungkin masih perlu waktu untuk naik kembali, mungkin bisa sampai tahun depan jika petualangan bisnis kosmetik mereka berhasil, atau jika perusahaan kembali membayar dividen dalam jumlah besar, tapi disisi lain untuk turun lagi juga kecil kemungkinannya karena valuasinya biar bagaimanapun sudah sangat rendah.

Sekedar informasi tambahan, dua value investor kawakan yang kurang lebih seangkatan dengan Om Lo Kheng Hong, yakni Pak Haiyanto dan Pak Surono Subekti, juga pernah memegang MICE ini dalam jumlah banyak sejak lamaaaaa sekali. Hanya memang Pak Haiyanto kalau gak salah sudah menjualnya, mungkin pas MICE ini naik banyak di tahun 2013 lalu untuk meraup keuntungan sekian kali lipat. Nah, kalau anda adalah Pak Haiyanto tersebut, maka masa iya sih, harga MICE yang sekarang semurah ini nggak cukup tempting untuk membuat anda membelinya kembali?

PT Multi Indocitra, Tbk
Rating Kinerja pada Kuartal II 2014: BB
Rating Saham pada 350: A

Pengumuman: Buku kumpulan Analisis Kuartalan edisi Kuartal II 2014 sudah terbit! Dan anda bisa membelinya disini (disitu juga disebutkan saham-saham apa saja yang dipilih untuk dibahas).

Komentar

Anonim mengatakan…
Mas Teguh, coba bahas CLPI deh, bisnis solusi peretakan buat packaging. ROE nya dalam rupiah 20%an kurang lebih, PBV dibawah satu. Kapasitas produksi naik terus. Dividen rutin. Mereka pake leverage jadi utang lancarnya lumayan gede. Tapi dilihat dari kinerjanya sejak 2004 produksi dan labanya cenderung naik dan utangnya belum pernah bermasalah. Dan yang paling penting saat ini PBV nya dibawah 1.
Anonim mengatakan…
Mas teguh, saya sudah pegang mice dari tahun kemarin setelah jatuh kembali ke 400an, sekarang jatuh lagi ke 300an. tadinya mau saya jual, karena kayanya kok tidak kemana2 ini saham, stuck, sementara pigeon juga kurang marketing/inovasi baru.

eh ternyata dibahas juga hehehe, dan baru tahu kalau mice diversify ke kosmetik bisnis juga. baiknya hold, wait and see?
Anonim mengatakan…
Sekian lama saya menjadi pembaca pasif di blog Pak Teguh, baru sekali ini komentar di sini.
Pak Teguh, request saham-saham group panin dong.
Kenapa sepertinya semua saham group panin sangat murah?
Apakah memang murah atau murahan?
Kalau boleh request PNIN, BVIC, VRNA yang terlihat PER dan PBV nya imut-imut :D

Terima Kasih Pak Teguh,
Edo
Anonim mengatakan…
CLPI simpan saja. Profit sampai semester I ini dikarenakan kenaikan margin profit, padahal pendapatannya tidak naik. Quarter 3 ini pabrik yg tahun lalu kebakaran seharusnya bisa beroperasi kembali. Manajemen telah menargetkan pendapatan naik 20% tahun ini.
Eddie mengatakan…
Pak Teguh tolong bahas ada apa gerangan dengana saham BAJA yang terjun bebas dari 1700an ke 300an sampai bolak balik disuspen BEI padahal laba nya naik?

Terimakasih

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?