Cara Buka Rekening Untuk Berinvestasi di Saham Amerika (US)
Pak Teguh, bisa di-share pengalaman bapak ketika berinvestasi di saham US untuk pertama kalinya? Step by step-nya mulai dari memilih broker, buka rekening, sampai akhirnya membeli saham US itu sendiri? Thanks pak.
***
Mulai tahun 2025 Avere Investama meluncurkan channel Telegram US Stocks Copytrade, di mana anda bisa mengikuti saham-saham apa saja yang kami beli dan jual di pasar saham US, lengkap dengan analisa serta strateginya, dengan modal awal Rp1 miliar. Untuk bergabung klik disini. Tersedia diskon untuk tahun perdana 2025, serta gratis konsultasi saham US.
***
Jawab:
Kembali ke tahun 2021, ketika di seluruh dunia terjadi booming cryptocurrency dimana bitcoin (BTC) naik sangat tinggi dari hanya $9,000 di bulan Juni 2020, hingga tembus $60,000 pada awal 2021 tersebut. Alhasil ada banyak orang, termasuk dari Indonesia, yang pamer profit hasil trading crypto di media sosial. Dan penulis sendiri sebenarnya sudah baca-baca tentang bitcoin ini sejak setidaknya tahun 2017, namun ketika itu saya sama sekali tidak tertarik karena ingin fokus di saham saja, apalagi di tahun 2017 tersebut IHSG naik total 20.0%, dan tentu saja Avere mencatat profit lebih besar lagi. Nah, tapi setelah bitcoin kembali booming di tahun 2021, maka penulis akhirnya mulai mempelajarinya. Unfortunately setelah beberapa waktu, saya tetap saja tidak benar-benar mengerti bitcoin ini apa, dan tidak cukup berani untuk membelinya dalam jumlah yang besar.
Di sisi lain, dengan banyaknya orang Indonesia ikut berinvestasi di bitcoin dan juga aset crypto lainnya, sedangkan kita tahu bahwa mayoritas koin crypto tersebut bukan berasal dari Indonesia melainkan sebagian besar dari Amerika Serikat, maka saya mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai orang Indonesia tidak hanya bisa berinvestasi pada aset-aset keuangan yang ada di Indonesia saja, tapi bisa juga berinvestasi pada aset keuangan di luar negeri. Dan karena basic saya adalah investor saham, maka artinya saya bisa juga berinvestasi pada saham dari perusahaan di negara luar. Jadi yang perlu kita lakukan adalah mencari broker yang bisa memfasilitasi aktivitas investasi internasional tersebut. In fact, kita tahu bahwa di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada banyak investor asing yang berinvestasi jual beli saham disini. Jadi kenapa kita sebagai investor asal Indonesia tidak bisa berinvestasi misalnya di saham Amerika?
Lalu, masih di tahun 2021, penulis membeli sejumlah produk Apple, Inc. (AAPL) seperti iPhone dan iPad, untuk membantu anak-anak school from home (ingat ketika itu masih jaman Covid). Itu adalah kali pertama kami sekeluarga menggunakan produk-produk AAPL, dan ternyata kami sangat menyukainya. Sebelumnya, penulis anti menggunakan iPhone karena saya pikir harganya sangat mahal dibanding ponsel android, sedangkan fungsinya sama saja. Tapi setelah menggunakan iPhone tersebut, saya baru sadar bahwa memang dia bagus banget, dan harganya meski mahal namun masih worth-it. Pada saat itulah, saya juga mengerti kenapa Warren Buffett berinvestasi di saham AAPL, karena setelah saya pelajari perusahaannya memang sangat menguntungkan. Dan saya kemudian juga jadi ingin ikut membeli saham AAPL ini, yang terdaftar di Bursa Nasdaq, Amerika Serikat.
Therefore, sekitar pertengahan 2021, saya mulai cari tahu tentang gimana cara berinvestasi di saham Amerika atau US. Saya kemudian googling broker yang bisa digunakan untuk membeli saham US, lalu muncullah nama-nama app lokal seperti Pluang, GoTrade, dan juga broker internasional seperti Charles Schwab, Robin Hood, eToro, Interactive Brokers, dst. Namun karena di tahun berikutnya (2022) kami profit besar dari saham-saham Indonesia, maka saya sekali lagi memutuskan untuk tetap fokus di Indonesia saja. Tapi intinya sejak tahun 2021 tersebut saya sudah punya gambaran soal cara memilih broker, cara buka rekening, dan akhirnya cara beli saham US itu sendiri.
Kemudian, saya juga ngobrol dengan beberapa orang teman yang sudah lebih dulu berinvestasi di saham US, and surprisingly jumlah mereka tidak sedikit, melainkan justru ada banyak! Bahkan ada yang sudah berpengalaman sejak tahun 2012. Pada intinya saya bertanya tentang keamanan dana yang kita tempatkan di broker asing ini, dan mayoritas menjawab aman-aman saja. Dan kalau di Indonesia ada yang namanya rekening dana nasabah (RDN) dimana dana kita ditempatkan di bank, bukan di broker/sekuritas, maka di US ada namanya segregated account dimana dana kita juga ditempatkan di bank yang ditunjuk (JP Morgan, Bank of America, Goldman Sachs, dst), dan atas nama kita, bukan atas nama brokernya.
Hingga pada tahun 2024, tepatnya di bulan Maret, saya akhirnya sign-up di salah satu broker internasional, Interactive Brokers, dan ternyata prosesnya relatif simpel dimana kita diminta verifikasi identitas (upload foto paspor), alamat email, nomor telepon, alamat tempat tinggal, nomor rekening bank yang digunakan di Indonesia (untuk setor dan tarik dana), serta kontak darurat. Dan di hari yang sama, akunnya sudah langsung jadi. Akun tersebut secara otomatis berisi ‘dana virtual’ sebesar $1,000, yang bisa langsung saya gunakan untuk beli saham-saham US tertentu. Sebulan kemudian pada bulan April, saya akhirnya setor untuk pertama kalinya sebesar Rp100 juta atau setara sekitar $6,500, dan dana virtual tadi hilang berganti dana sungguhan. Beberapa waktu kemudian saya setor lagi, dan saya juga coba tarik dana sebesar $100, dan di hari yang sama uangnya langsung masuk ke rekening bank yang di Indonesia sebesar sekitar Rp1.6 juta (uangnya otomatis dikonversi ke Rupiah sesuai kurs yang berlaku, jadi kita gak perlu punya rekening bank dalam mata uang Dollar), dipotong biaya terima transfer sebesar $5 atau sekitar Rp80,000. Proses penarikan ini jauh lebih cepat dibanding proses setoran dana yang bisa makan waktu 1 – 2 hari, karena pihak broker harus memastikan terlebih dahulu (clearance) bahwa uang yang masuk itu benar berasal dari kita. Tapi jika kita tarik dana menggunakan rekening bank yang sudah didaftarkan sebelumnya, maka prosesnya hanya butuh waktu 1 jam.
![]() |
Screenshot porto per tanggal 29 April 2024. Ketika itu masih coba-coba, tapi sudah menggunakan dana sungguhan, bukan virtual. |
Jadi sejak bulan April 2024 itulah, kami mulai berinvestasi di saham US, dan Alhamdulillah sejauh ini semuanya masih aman-aman saja, dan juga sukses profit. Info tambahan: Salah satu perusahaan Tbk di BEI, yakni PT Elang Mahkota Teknologi, Tbk (EMTK), juga ada berinvestasi di saham Amerika, dalam hal ini saham Grab Holdings Ltd (GRAB) yang terdaftar di Bursa Nasdaq, senilai Rp3.9 triliun. Jadi intinya, meski memang investasi di saham US ini terdengar belum cukup umum, namun sejatinya sekarang ini sudah ada cukup banyak investor di Indonesia baik individu maupun institusi, yang berinvestasi di saham US.
Namun demikian jika bapak masih ragu karena biar bagaimanapun
dana kita ditempatkan di bank luar, maka boleh coba broker lokal dulu dimana
dana kita tetap ditempatkan di Indonesia, sekarang ini pilihannya juga ada
banyak, biasanya di broker yang sama yang digunakan untuk trading crypto.
Semoga beruntung!
***
Mulai tahun 2025 Avere Investama meluncurkan
channel Telegram US Stocks Copytrade di mana anda bisa
mengikuti saham-saham apa saja yang kami beli dan jual di pasar saham US,
lengkap dengan analisa serta strateginya, dengan modal awal Rp1 miliar. Untuk
bergabung klik
disini. Tersedia diskon untuk tahun perdana 2025, serta gratis konsultasi
saham US.
Komentar