Rupiah Sudah Tembus 14,100: Next?

Sepanjang beberapa bulan terakhir ini, Rupiah terus saja melemah nyaris setiap hari tanpa pernah sekalipun rebound. Setelah tembus angka cantik 14,000, 14,022, 14,045 (bukan nomor call center lho ini), pada penutupan kemarin dia sudah tembus Rp14,102 per US Dollar. Beberapa kalangan memperingatkan bahwa pelemahan Rupiah ini sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut Achmad Danuri, direktur Center of Banking Crisis, berdasarkan stress test yang dilakukan maka jika Rupiah tembus 15,000, akan ada satu perusahaan asuransi yang gulung tikar. Dan jika Rupiah tembus 16,000, maka akan ada tiga bank kelas menengah yang kondisinya mendekati kolaps.

Kurs Rupiah sebagaimana yang ditampilkan di website Bank Indonesia

Disisi lain, menurut humas Bank Indonesia, Tirta Segara, BI tidak akan membiarkan Rupiah melemah terlalu dalam, dan selalu siap sedia untuk melakukan operasi moneter jika nanti dibutuhkan (kapan?). Namun disisi lain BI juga masih punya hitungan sendiri soal berapa seharusnya nilai kurs Rupiah (berapa?), karena kurs Rupiah memang harus berada di level tertentu untuk bisa mendorong nilai ekspor.

Nah, minggu depan (atau minggu depannya lagi) kita akan coba bahas soal Rupiah ini. Namun sebelum itu di forum ini anda bisa mengemukakan pendapat soal pelemahan Rupiah ini, tentang apa penyebabnya, apakah posisi sekarang masih wajar atau sudah gawat, kira-kira dia bisa melemah sampai berapa, dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian nasional dll.

Dan jika anda duduk di Pemerintahan/Bank Indonesia, maka apa yang akan anda lakukan?

Komentar

Papoyz mengatakan…
Serem banget
Cokro mengatakan…
Setelah bincang2 dgn beberapa high lvl officer di bank swasta teman2 saya sih, mereka cukup optimis 14,500 akan sebentar lg (matter of when not if) dan 15,000 by year end. Apa sebab? Fed menaikkan rate tahun ini dan tidak tertutup kemungkinan China melakukan 2nd round devaluation.

Ada artikel di frontpage bloomberg.com kemarin yg menyebutkan bahwa analis2 disana sudah menggunakan 7 to the dollar. Dan yang pasti rupiah akan terseret race to the bottom juga. The million dollar question : How many floors are there to support when (and not if) usd hits 15k?

Anonim mengatakan…
Kalau bank kelas menengah aja kolaps, bank kelas ecek-ecek bagaimana itu Mas Teguh?
Maksudnya dari segi permodalan bank itu kan dibagi menjadi kategori Buku 1 sampai Buku 4. Mungkin yang kolaps buku 1 duluan mungkin..
halley mengatakan…
China, vietnam, kazakstan sudah devaluasi mata uang. Next siapa lagi? Rame2 jual negara atau gimana nih kelanjutannya?
Teguh Hidayat mengatakan…
Iya mungkin maksudnya bank kelas ecek2. Tahun 2008 ada satu bank yang kena yaitu Bank Century, tapi itu cuma bank kecil.
Anonim mengatakan…
Dan jika anda duduk di Pemerintahan/Bank Indonesia, maka apa yang akan anda lakukan?

Perubahan sistem devisa bebas ke cbs
Stefanus mengatakan…
Turunkan bi rate,agar dana tidak tidur di bank trus. Double peluru (satunya realisasi apbn)
Anonim mengatakan…
biarin ngambang smpe 17rb...krena sesuai target policy dan trillema currency regime....
Joe Lee mengatakan…
Kalo sebagai BI, ya biasanya fokus pada salah satu dari 2 kebijakan ini, yaitu menjaga nilai tukar ato menjaga inflasi. Menjaga inflasi sekaligus menjaga nilai tukar akan menghabiskan banyak biaya. Sekarang sepertinya BI lebih fokus menjaga inflasi. Kalo mau menurunkan nilai tukar, ya tinggal naikkan BI Rate, tp efeknya perbankan akan kekurangan likuiditas. Tp kalo BI Rate diturunkan lagi, bisa dipastikan rupiah akan terkapar lagi.

Kalo pemerintah, ya fokus supaya export dr manufaktur (bukan sumber daya alam lagi) bisa bersaing. Caranya, ya infrastruktur ditingkatkan, mulai dr ketersediaan pasokan listrik, infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan diperbaiki. Tp ini juga butuh waktu, jadi ngak bisa langsung menurunkan dollar. Juga perbaiki industri dlm negeri termasuk pangan, supaya barang2 kebutuhan dasar yg biasanya import, bisa dipenuhi di dalam negri. Ini sebenernya momentum pemerintah buat membenahi ketika dollar terbang. Entar kalo dollar turun, orang2 jadi males lagi berpikir, tinggal import lagi
Rez mengatakan…
pak Teguh,

penurunan ihsg masi ditahan di level 4100, dan sekarang sudah mulai rebound lagi (temporer?). dengan rupiah makin melemah, akankah ihsg tembus dibawah 4000? sudahkah waktunya kita belanja? atau tunggu sampai lebih dalam lagi?
Teguh Hidayat mengatakan…
@Rez: Selasa kemarin, persis setelah Menteri Rini ngomong mau buyback, kita emang udah ambil posisi di saham-saham BUMN kok (sudah diinfokan ke member buletin bulanan). Tapi kita masih konservatif alias gak masuk total (cash masih ada buat average down). Dan kalau September nanti IHSG naiknya banyak maka mungkin kita akan keluar dulu, karena sampe Oktober nanti pasar mungkin masih bisa turun lagi. Liat aja pergerakan IHSG di periode Juli - Desember 2013 lalu, mungkin kejadiannya akan sama seperti itu.

Hayo yang Selasa kemarin juga sudah masuk acungkan jari?

Soal Rupiah nanti kita bahas lebih lengkap minggu depan, untuk sekarang kita ngobrol-ngobrol dulu aja. Enjoy.
Pembaca setia mengatakan…
Pak, gmn cara nya jadi member buletin bulanan? Apa yg biasa beli ebook kuartalan itu ya? Kalo sudah terdaftar biasanya Bapak kasih info info via apa?
jeva mengatakan…
Pak Teguh, tolong bahas emiten KBLI ya
Terima Kasih
Anonim mengatakan…
saya sempat baca beberapa artikel lumayan menarik,tidak buruk ..
lanjutkan pak teguh,
owh iya,perusahaan asuransi menengah ke atas rata2 sudah men re asuransikan perusahaan nya,jadi aman dari buble.. beda lagi klo cerita seperti 2007-2008..
Unknown mengatakan…
Saham TSPC sekarang PBV sudah murah untuk sektor consumer.

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 16 Maret 2024

Ebook Investment Planning Kuartal IV 2023 - Sudah Terbit!

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Peluang dan Strategi Untuk Saham Astra International (ASII)

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Bangun Pabrik Baru Senilai Rp54 triliun: Prospek Sahamnya?

Prospek Saham Energi Terbarukan, Kencana Energi Lestari (KEEN)