Moving Average

Karena market tampaknya lagi nggak bersahabat, mending kita luangkan waktu kita untuk belajar sedikit daripada stress mantengin harga saham terus. Kali ini saya akan membahas mengenai moving average, salah satu teknik dasar dalam analisis teknikal untuk mengetahui apakah harga sebuah saham peluangnya lebih besar untuk menguat, atau melemah. Ya ya... Saya memang seorang analis fundamental, tapi tentu saja saya juga ngerti analisis teknikal meskipun cuma dikit-dikit hehe...

Moving average, sesuai artinya berarti ‘rata-rata yang bergerak’. Apa itu? Sama saja seperti rata-rata biasa, hanya diterapkan pada angka-angka yang berubah-ubah, sehingga rata-ratanya pun berubah-ubah (bergerak). Misalnya, harga penutupan saham X selama 5 hari perdagangan terakhir (satu minggu) adalah 1,000, 1,100, 1,150, 1,100, dan 1,200. Maka kita bisa menyebut bahwa rata-rata harga saham X selama seminggu adalah semua angka-angka tersebut dijumlahkan (1,000 + 1,100 + 1,150 + 1,100 + 1,200), lalu dibagi lima. Hasilnya adalah 1,110.

Nah, ketika misalnya harga saham X pada hari perdagangan berikutnya berubah menjadi 1,250, maka rata-ratanya pun berubah menjadi: harga yang baru itu dimasukkan ke dalam perhitungan untuk mengganti harga yang paling terakhir (1,250 dimasukkan dan 1,000 dikeluarkan), sehingga menjadi 1,100 + 1,150 + 1,100 + 1,200 + 1,250, lalu kembali dibagi lima, dan hasilnya 1,160. Dengan demikian, kita mendapatkan rata-ratanya telah bergerak, dari 1,110 menjadi 1,160. Dan begitu seterusnya, rata-ratanya selalu berubah-ubah mengikuti perubahan harga sahamnya, sehingga menjadi ‘rata-rata yang bergerak’ atau moving average.

Moving average ada tiga macam, yaitu Simple Moving Average (SMA), Weighted Moving Average (WMA), dan Exponential Moving Average (EMA). Selain itu ada juga Cumulative Moving Average (CMA) dan Modified Moving Average (MMA). Cara yang diulas diatas adalah SMA atau rata-rata bergerak sederhana, dengan periode 5 hari. Lalu bagaimana cara menghitung WMA, EMA, dan seterusnya? Saya tidak akan menjelaskannya disini karena perhitungan matematisnya lumayan memusingkan. Yang jelas, pergerakan WMA dan EMA lebih responsif terhadap pergerakan harga saham dibanding SMA. Tapi pada intinya sih ketiganya (dan juga yang lainnya) sama saja. Maka disini yang akan kita bahas hanya SMA saja.

Apa kegunaan SMA? Dan bagaimana cara menggunakannya?

SMA sangat efektif untuk memprediksi pergerakan saham dalam jangka pendek, terutama jika tipe saham tersebut memang memiliki likuiditas yang baik dan fluktuasinya tajam namun wajar sehingga cocok untuk dianalisis dalam jangka pendek (contohnya MEDC). Cara yang biasa saya pakai adalah dengan membandingkan SMA berperiode panjang, dengan SMA berperiode pendek. Misalnya pada grafik pergerakan MEDC selama setahun terakhir, saya kenakan dua SMA yaitu SMA dengan periode 50 hari, dan SMA dengan periode 20 hari (angka tersebut saya pilih secara acak, yang penting satu angka lebih gede dari satunya lagi).

Perhatikan gambar berikut, klik untuk memperbesar:


1. Garis biru menunjukkan grafik pergerakan saham MEDC selama setahun terakhir.
2. Garis merah menunjukkan SMA dengan periode lebih panjang yaitu 50 hari
3. Garis hijau menunjukkan SMA dengan periode lebih pendek yaitu 20 hari

Nah, begini caranya, perhatikan bagian yang dilingkari: Setiap kali garis hijau dan merah saling bersilangan dimana posisi garis merah menjadi diatas garis hijau, maka MEDC berpeluang menguat. Sebaliknya, Setiap kali garis hijau dan merah saling bersilangan dimana posisi garis merah menjadi dibawah garis hijau, maka MEDC berpeluang melemah.

Perhatikan lingkaran no.1. Disitu tampak bahwa garis merah menjadi diatas garis hijau. Dan ternyata? Tak lama kemudian MEDC menguat signifikan. Beberapa saat kemudian, giliran garis hijau yang terus bergerak naik sehingga akhirnya menyalip garis merah (lingkaran no.2). Saat itulah MEDC mulai bergerak turun. Tak berselang lama kemudian, garis merah kembali menyalip garis hijau (lingkaran no.3), dan saat itulah MEDC kembali naik meski sempat naik turun terlebih dahulu. Dan seterusnya.

SMA efektif untuk memprediksi waktu yang tepat untuk buy, dan waktu yang tepat untuk sell (yaitu ketika anda mengetahui bahwa saham yang anda pegang akan naik atau turun secara signifikan). Artinya, setiap kali anda melihat dua garis merah dan hijau ini saling bersilangan, maka saat itulah anda harus siap-siap untuk masuk atau keluar.

Namun, SMA tidak selalu mampu memprediksi terjadinya kenaikan atau penurunan. Contohnya, perhatikan lingkaran no.6. Disitu tampak bahwa garis merah menjadi dibawah garis hijau, yang berarti MEDC akan bergerak melemah. Dan itu memang benar, MEDC melemah tak lama kemudian. Akan tetapi, MEDC langsung bergerak naik secara pesat tak lama setelah melemah tersebut, padahal garis merah tidak kembali bersilangan dengan garis hijau dan masih berada dibawah garis hijau. Ini menunjukkan bahwa pengamatan terhadap SMA saja belum cukup untuk menentukan apakah harga sebuah saham akan naik atau turun. Selain itu, SMA hanya efektif untuk digunakan pada saham yang memang cocoknya dianalisis untuk jangka pendek. Pada beberapa saham yang hanya cocok dianalisis untuk jangka panjang, penggunaan SMA ini kurang efektif, malah kadang-kadang keliru.

Saya terbiasa menggunakan SMA ini hanya sebagai alat bantu, untuk lebih menguatkan prediksi saya mengenai apakah harga sebuah saham akan naik atau turun. Misalnya, dengan pertimbangan analisis fundamental dan psikologis dan lain-lain, saya memprediksi bahwa saham X akan menguat dalam waktu dekat ini. Agar lebih yakin, saya lalu menggunakan SMA. Ternyata, chart memang menunjukkan bahwa garis merah dan hijau saling bersilangan dimana garis merah menjadi diatas garis hijau (dan biasanya memang hampir selalu seperti itu. Jarang terjadi saya memprediksi bahwa saham X akan naik namun SMA justru menunjukkan sebaliknya) Maka sayapun berkesimpulan: saham X akan menguat dalam waktu dekat!

Bagaimana cara untuk melihat garis SMA ini?

Anda bisa melihatnya dengan mudah di Yahoo Finance. Ketika anda sedang melihat grafik harga sebuah saham, klik menu ‘Technical Indicators’ yang berada diatas grafik, lalu klik simple moving average, pilih berapa periode yang anda inginkan (periode default-nya adalah 50), lalu klik draw. Anda bisa memasukkan sampai tiga garis SMA dengan tiga periode yang berbeda.

Jika masih bingung, silahkan baca-baca lagi artikel lain di blog ini.


Instagram

Komentar

Dimas mengatakan…
Thanks Pak Teguh pelajaran yang cukup berharga.......
Sebut Saja Aku mengatakan…
wahhh, jadi ngerti sekarang mas teguh...anda menbeberkan analisa teknikal dgn sangat sederhana...bagus sekali...

oya, saya pernah baca sedikit soal golden cross dan death cross...apa itu ya yg dimaksud dgn garis biru dan merah yg bersilangan....trus kalo bullish engulfing itu apa ya, ams teguh....???...he he he...sori banyak nanya...masih pemulanya pemula....matur nuwun....
Anonim mengatakan…
bisa ngga di isi link agar bisa saya share di account facebook.biar semua org tahu ilmunya neh.keep sharing bro..
Teguh Hidayat mengatakan…
@ Pak Sam
bullish engulfing itu adalah keadaan dimana rentang perubahan harga pada satu hari perdagangan lebih besar dari hari sebelumnya. Misalnya saham X pada hari senin dibuka pada 100 dan ditutup pada 110, berarti rentangnya adalah 10. Kemudian pada selasa, saham X dibuka pada 110 dan ditutup pada 130, berarti rentangnya 20 (lebih lebar). Dgn demikian, saham X telah mengalami bullish engulfing. kalau pada hari selasa tsb saham X turun menjadi 90, berarti saham X telah mengalami bearish engulfing.

kalau dijabarin cukup panjang sih, rentangnya juga ga hanya berdasarkan harga pembukaan dan penutupan, tapi juga harga tertinggi dan terendah selama sehari perdagangan. tp intinya sih seperti itu.

@ anonim
iya saya jg pngn kasih link fb, tp ga tau caranya nih.. ada yg tau? maklum baru ngerti blog.. tp kalo emag pngn sharing di fb sih silahkan copy paste aja, boleh kok.
Anonim mengatakan…
trima kasih skali pak...

pak,,kalo ada waktu tolong post kan gmn caranya menganalisa grafik-grafik trading buy ato sell...

maklum pak,,masih amatiran...

trima kasih..
ulya mengatakan…
Pak Teguh Yth,
Saya baru belajar untuk main saham,Sebagai pemula/amatir, Saya ada sedikit kebingungan dengan artikel bapak diatas jika dibandingkan dengan artikel dari web "pojok saham" terlampir,sepertinya berlawanan/bertentangan. Maaf saya tdk bisa lampirkan chartnya, kalau tdk keberatan bapak bisa masuk ke websitenya.Perbedannya kalau grafik MA yang harinya lebih pendek berada diatas justru saham akan naik dan sebaliknya.Mohon penjelasannya Pak.

Penjelasan dari Pojok Saham:
Crossing Moving Average
Ada juga yang dikenal dengan crossing, yaitu perpotongan antara garis MA yang pendek dengan MA yang lebih panjang, contohnya perpotongan garis MA20 dengan MA50 pada chart berikut ini:

Jika MA20 (warna merah) memotong ke bawah MA50 (warna hijau), maka disebut dead cross. Crossing ini berbahaya karena merupakan tanda entah dia mau sideways, atau malah downtrend. Jika dead cross ini diikuti harga yang berada di bawah MA50, lebih baik ambil posisi flat (keluar dari saham itu dulu), bahkan sebenarnya jika harga sudah di bawah MA50, apalagi kalau MA50-nya uda nunjuk ke bawah (nggak perlu ada dead cross), ambil “asuransi”, keluar dulu duluan.
Tapi tunggu dulu.
Jika MA20 memotong ke atas MA50, maka kita sebut dengan golden cross. Jika dead cross bukan merupakan sinyal jual yang baik (lebih kepada jaga agar jangan rugi), golden cross adalah selalu merupakan sinyal beli yang baik. Jika Anda ingin membeli suatu saham hanya menggunakan satu indikator, pakailah golden cross MA20 dengan MA50, Anda jaga harga jangan sampai menembus MA50, dan harus pada akhirnya MA50 mengarah ke atas, Anda pasti untung! Syaratnya gampang, saham tersebut liquid.
Unknown mengatakan…
Salam,
Saya coba gunakan yahoo finance pak,disana tertera indikator yg defaultnya 50,itu kn bisa kita ubah,nah setelah saya ubah sesuai keinginan saya itu tidak bs pak,itu knp yah pak?
Terimah kasih
Anonim mengatakan…
log in dulu baru bisa dirubah

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2024 - Sudah Terbit!

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 21 Desember 2024

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Prospek PT Adaro Andalan Indonesia (AADI): Better Ikut PUPS, atau Beli Sahamnya di Pasar?

Pilihan Strategi Untuk Saham ADRO Menjelang IPO PT Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Saham Telkom Masih Prospek? Dan Apakah Sudah Murah?