Perbandingan Kinerja Sektor CPO pada Q1/10

Setiap tiga bulan sekali pada saat perusahaan menerbitkan laporan keuangan kuartalan, salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh investor adalah, ‘Pada satu sektor yang sama, emiten mana yang kinerjanya paling bagus?’ Karena itu di blog ini saya akan menyajikan laporan perbandingan kinerja beberapa sektor perusahaan di Indonesia, setiap tiga bulan sekali, berdasarkan laporan keuangan terbaru. Kita mulai dari sektor yang menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia: sektor CPO.

Saat ini, Indonesia memiliki delapan perusahaan CPO yang sudah terdaftar di IDX. Mereka adalah Astra Agro Lestari (AALI), Gozco Plantations (GZCO), PP London Sumatera (LSIP), Sampoerna Agro (SGRO), SMART (SMAR), Tunas Baru Lampung (TBLA), Bakrie Sumatra Plantations (UNSP), dan BW Plantation (BWPT). Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan tersebut hanya merupakan ‘pekerjaan sambilan’ dari grup-grup konglomerasi yang memang bergerak di banyak bidang dan sektor. AALI adalah anak usaha Grup Astra, LSIP adalah anak usaha Grup Salim, SGRO adalah anak usaha Grup Sampoerna, SMAR adalah anak usaha Grup Sinar Mas, TBLA adalah anak usaha Grup Sungai Budi, dan UNSP adalah anak usaha Grup Bakrie.

Seorang Pekerja Sedang Mengangkut Buah Sawit

Meski bukan merupakan perusahaan yang ‘serius’, namun karena sektor CPO merupakan salah satu sektor paling penting di Indonesia, pada akhirnya perusahaan-perusahaan CPO tersebut memiliki nilai aset yang cukup besar. Pada laporan keuangan kuartal pertama 2010 (Q1/10), rata-rata aset mereka adalah Rp 5.5 trilyun. UNSP menjadi perusahaan paling besar dengan aset Rp 12.5 trilyun, dan yang terkecil adalah BWPT dengan aset Rp 1.6 trilyun.

Omong-omong, nilai aset UNSP pada kuartal pertama 2009 (Q1/09) sebenarnya cuma 4.8 trilyun. Penambahan aset dari utang obligasi dan tambahan modal membuat UNSP menggeser SMART sebagai perusahaan CPO terbesar di Indonesia jika dilihat dari asetnya. Pada Q1/10, SMART mencatat nilai aset Rp 9.7 trilyun, turun 5.1% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 10.2 trilyun.

Secara keseluruhan, penjualan kedelapan perusahaan CPO pada Q1/10 naik 21.8% dibandingkan Q1/09. Laba operasional naik 63.1%, dan laba bersih naik 287.3%. Perusahaan yang mencatat kenaikan penjualan terbesar adalah SGRO dengan 93.7%. Kenaikan laba operasi terbesar? SMAR dengan 164.0%. Kenaikan laba bersih terbesar? SMAR juga dengan 5947.4% atau hampir 60 kali lipat. Beberapa perusahaan seperti GZCO, TBLA, dan BWPT, sebenarnya mengalami penurunan penjualan, termasuk laba operasional mereka juga turun. Namun, pendapatan diluar operasional seperti dari bagian perusahaan asosiasi, keuntungan kurs, penurunan bunga pinjaman, membuat ketiga perusahaan tersebut tetap mencatat kenaikan laba bersih yang signifikan.

UNSP adalah satu-satunya perusahaan CPO yang mencatat kerugian pada Q1/09 lalu, sebesar 130 milyar. Namun pada Q1/10, mereka berhasil mencatat laba bersih meski cuma 64 milyar. Well, fakta ini tentu belum cukup untuk bisa menaikkan harga saham UNSP, sebab angka 64 milyar tersebut terlalu kecil jika dibandingkan dengan aset UNSP yang sebesar 12.5 trilyun.

Jika dilihat dari perbandingan laba bersih dengan nilai aset dan ekuitasnya, SMAR yang mencatat laba bersih 439 milyar merupakan perusahaan CPO yang paling menguntungkan dengan ROA 18.1%, dan ROE 33.6%. Sedangkan UNSP adalah yang paling tidak menguntungkan dengan ROA 2.1%, dan ROE 3.4%.

Jika dilihat dari kenaikan kinerjanya, SGRO adalah yang paling pesat dengan mencatat kenaikan penjualan 93.7%, kenaikan laba operasional 116.8%, dan kenaikan laba bersih 219.4%.

Kesimpulannya, pada Q1/10 ini sektor CPO menunjukkan kenaikan kinerja yang lumayan. Semua perusahaan mencatat kenaikan laba bersih dan juga kenaikan nilai ekuitas. Namun agak sulit untuk menentukan emiten mana yang kinerjanya paling bagus, sebab kelihatannya setiap emiten menonjol di satu sisi, namun tidak begitu menonjol di sisi lainnya. Tidak ada satu emitenpun yang menunjukkan kinerja bagus pada semua sisi (dan memang biasanya hampir selalu seperti itu).

Well, tapi hal itu nggak begitu penting bukan? Yang penting sekarang kita lihat perbandingan perusahaan-perusahaan CPO ini dilihat dari harga sahamnya, yang akan kita bahas pada artikel berikutnya. Check it out.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bro, shoutbx nya mana?
H
Felicia mengatakan…
pak minta bantuannya membahas perbandingan saham2 sektor multifinance spt adira dll.

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 27 April 2024

Ebook Investment Planning Kuartal I 2024 - Terbit 8 Mei

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Prospek Saham Energi Terbarukan, Kencana Energi Lestari (KEEN)

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Perkiraan Dividen PTBA: Rp1,000 per Saham