Cara Profit Maksimal Dari Saham Gorengan?

Apakah bapak punya minimal 2 - 3 pengalaman memegang saham yang terkenal punya reputasi manajemen GCG buruk, tapi tetap profit lumayan, atau malah cuan besar? Jika iya, apa tips-tips dari bapak untuk memegang saham yang demikian?

Jawab:

Pernah pak, tapi harus digaris bawahi bahwa pengalaman saya di saham demikian itu fifty-fifty, dalam artian pernah profit tapi pernah rugi juga, dan dengan perbandingan nilai profit dan rugi yang kurang lebih sama, sehingga hasil akhirnya nol besar. Untuk pengalaman profit, Oktober 2016 saya ada beli saham Bumi Resources (BUMI) di harga 170, dan dia kemudian naik sampai 500 sebelum kemudian turun lagi. Analisanya bisa baca disini: https://www.teguhhidayat.com/2015/10/bumi-resources-analisa-restrukturisasi.html, dimana analisa itu ditulis tahun 2015, atau setahun sebelum saya sendiri akhirnya masuk ke BUMI.

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru Q4 2023 akan terbit hari Senin, 12 Februari 2024, dan sudah bisa dipesan disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

***

Sedangkan untuk pengalaman rugi, tahun 2018 kita beli Lippo Cikarang (LPCK) di 3,200, tapi setelah itu sahamnya dijeblokin ke 1,500, dan saya cut loss di harga segitu (keputusan yang tepat, karena setelah itu sahamnya lanjut turun sampai sekarang). Analisanya baca disini: https://www.teguhhidayat.com/2018/05/lippo-cikarang-unbelievably-undervalue.html.

Jadi dari pengalaman saya diatas, maka tips saya adalah, jangan main-main sama saham yang kualitas owner/manajemennya buruk, karena hasil terbaiknya adalah kita gak rugi saja, tapi juga gak akan untung. Selain di BUMI dan LPCK, saya juga pernah ada beli (seingat saya) saham-saham problematik seperti AISA, SRIL, BULL, NETV, dimana pemegang saham pengendali atau pihak lain tertentu (bandar) pada perusahaan-perusahaan tersebut melakukan hal-hal seperti menggoreng harga sahamnya hingga naik sangat tinggi secara tidak wajar, melakukan aksi korporasi yang merugikan investor publik, transaksi repo, gagal bayar utang alias PKPU (biasanya kalau gini sahamnya bakal disuspen, sehingga kerugian investor mencapai 100% alias duit mereka habis sama sekali), hingga manipulasi laporan keuangan. Jadi sejak awal saya tahu bahwa risikonya besar jika saya memutuskan untuk membeli sahamnya. Dan ternyata hasilnya kalau gak untung besar ya rugi besar, tapi totalnya nol.

Sehingga, meski saham-saham gorengan ini tampak tempting karena kalau sekalinya naik bisa kenceng banget (20% atau lebih dalam sehari), tapi berdasarkan pengalaman main saham model gini ujungnya cuma buang-buang waktu, tenaga, dan bikin kena mental (karena deg-degan), jadi lebih baik kita beli saham dari emiten yang ‘lurus-lurus’ saja. Dan meski ‘saham lurus’ ini gak menjamin bakal profit, tapi jika rugi maka biasanya ruginya kecil saja di kisaran 5 – 10% (dengan catatan kita belinya pada harga yang beneran murah ya), sedangkan kalau profit maka profitnya bisa sangat besar hingga ratusan persen. Contohnya ya saham ASII, yang sekarang lagi dihajar berbagai sentimen negatif, tapi toh dia gak anjlok gila-gilaan apalagi sampai mati di gocap, melainkan sejauh ini cuma turun sampai 5,000-an saja. Sedangkan ketika nanti ASII ini mendapat gilirannya untuk naik, maka kalau lihat pergerakan historisnya, dia bisa naik banyak ke 6,500 - 7,000, atau lebih tinggi lagi.

Alhasil para investor yang memilih saham lurus ini pada akhirnya akan tetap profit cukup besar. Dan sudah tentu investor/trader lain mungkin punya pengalaman berbeda, tapi kurang lebih seperti itulah pengalaman saya sendiri. 

***

Ebook Investment Planning berisi kumpulan 30 analisa saham pilihan edisi terbaru Q4 2023 akan terbit hari Senin, 12 Februari 2024, dan sudah bisa dipesan disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio, langsung dengan penulis.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

Anonim mengatakan…
Pak Teguh, tolong bahas ANTM di tengah harga emas yang tidak anjlok kenapa sahamnya longsor terus

ARTIKEL PILIHAN

Live Webinar Value Investing, Sabtu 27 April 2024

Ebook Investment Planning Kuartal I 2024 - Terbit 8 Mei

Indo Tambangraya Megah: Masih Royal Dividen?

Laporan Kinerja Avere Investama 2022

Prospek Saham Samudera Indonesia (SMDR): Bisakah Naik Lagi ke 600 - 700?

Perkiraan Dividen PTBA: Rp1,000 per Saham

Mengenal Investor Saham Ritel Perorangan Dengan Aset Hampir Rp4 triliun