Update Analisa Saham Bank BNI (BBNI): Prospek Cerah Di Semester Dua 2025
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI (BBNI) sudah merilis laporan keuangan (LK) periode Q2 2025, dengan hasil yang sesuai ekspektasi: Laba bersihnya turun -5.6% dibanding periode yang sama tahun 2024. Jadi jika situasinya berlanjut sampai akhir tahun nanti, maka 2025 ini akan menjadi tahun pertama sejak terakhir tahun 2020 lalu dimana perusahaan mencatatkan pertumbuhan negatif. Di sisi lain saham BBNI sejak awal memang sudah turun signifikan dari puncaknya 6,100 pada bulan April 2024 lalu, hingga sekarang tinggal 4,090. Jadi apakah posisi harga sahamnya sudah price in/sudah selaras dengan penurunan kinerja perusahaan, dan setelah ini BBNI akan naik lagi? Atau justru BBNI masih bisa turun lebih dalam.
***
Ebook Investment Planning berisi kumpulan 25 analisa saham pilihan edisi Q2 2025 akan terbit tanggal 8 Agustus 2025, dan sudah bisa dipesan disini. Tersedia diskon bagi yang memesan sebelum tanggal 8 Agustus, serta gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio langsung dengan penulis.
***
Untuk menjawab itu, mari kita coba telisik lagi BBNI ini dari sisi: 1. Penyebab penurunan kinerja perusahaan, 2. Prospek ke depan apakah laba bersihnya bisa segera kembali naik, atau akan butuh waktu lebih lama, dan 3. Perbandingan valuasi serta situasi harga sahamnya di tahun 2025 ini dengan tahun 2020 lalu. And here we go!
Pertama-tama, kita tahu bahwa kinerja perbankan di Indonesia merupakan cerminan dari kinerja makroekonomi Indonesia itu sendiri secara keseluruhan. Dan dari sejumlah indikator yang di-highlight oleh manajemen BBNI, seperti consumer confidence index (CCI), penjualan ritel, dan manufacturing purchasing manager index (PMI manufaktur), maka sejak akhir 2024 lalu semuanya menunjukkan penurunan yang mengarah ke level di era covid (tahun 2020 – 2021), meski belum seburuk era covid. Merespon situasi tersebut, maka Bank Indonesia (BI) dalam setahun terakhir sudah mulai menurunkan BI Rate dari 6.25% menjadi terakhir 5.25%, dan mungkin akan turun lagi jika inflasi tetap rendah seperti sekarang di bawah 2%. Kemudian Pemerintah yang di sepanjang semester pertama 2025 cenderung menahan pengeluaran (karena efisiensi), yang mana itu juga menjadi salah satu penyebab lesunya ekonomi, maka di semester dua 2025 ini belanja fiskal ditargetkan akan mencapai Rp2,122 triliun, atau secara signifikan lebih besar dibanding realisasi semester pertama sebesar Rp1,406 triliun.
Sehingga, dengan asumsi tidak ada faktor eksternal yang bersifat negatif, maka situasi ekonomi untuk periode Juli – Desember 2025 bisa diharapkan akan lebih baik dibanding Januari – Juni 2025. Manajemen BBNI sendiri memperkirakan bahwa penyaluran kredit, yang di sepanjang semester pertama 2025 masih tumbuh 7.1%, maka hingga akhir tahun nanti akan tumbuh lebih tinggi lagi. Jadi jika di sisi lain perusahaan bisa menjaga kualitas kredit itu sendiri/non performing loan-nya tetap rendah di level saat ini 1.9%, maka laba bersihnya bisa kembali naik pada Q3 atau Q4 nanti. Hal positif lainnya, BBNI terbilang sukses dalam memanfaatkan teknologi untuk efisiensi, dimana perusahaan mampu meningkatkan jumlah pengguna aplikasi mobile banking-nya (Wondr) hingga mencapai 27 juta user per bulan Juni 2025, melesat 54% dalam setahun terakhir, dan itu memungkinkan BBNI untuk mengurangi jumlah kantor cabang, mesin ATM, hingga jumlah karyawan, sehingga menekan biaya operasional.
Jadi sekarang kita ke valuasi sahamnya: Pada harga saham Rp4,090, maka PBV BBNI tercatat 0.9x, dan PER 7.5x, yang merupakan salah satu valuasi terendahnya dalam lima tahun terakhir atau lebih lama lagi, dalam hal ini jika kita tidak menghitung posisi harga sahamnya ketika covid market crash di bulan Maret 2020 lalu, dimana PBV BBNI sempat hanya 0.5x (berdasarkan ekuitas BBNI ketika itu) pada harga saham Rp1,580. However penulis tidak melihat bahwa BBNI akan turun hingga PBVnya kembali menyentuh 0.5x, setara harga saham Rp2,300 berdasarkan ekuitasnya saat ini, karena itu tadi: Situasi ekonomi saat ini, meski memang lesu, tapi tidak separah era covid dan harusnya tidak akan sampai separah era covid, karena di semester dua ini situasinya bisa diharapkan akan kembali membaik. Jadi penulis lebih setuju jika dikatakan bahwa penurunan harga saham BBNI sejauh ini memang sudah price in dengan penurunan kinerja laporan keuangannya. Sehingga, kecuali di Q3 nanti kinerja laba bersihnya masih kembali turun, maka harga sahamnya saat ini harusnya tidak akan turun lebih rendah lagi. Ingat pula bahwa dividend yield BBNI saat ini mencapai 9.1% (berdasarkan dividen terakhir sebesar Rp374 per saham pada bulan April 2025 lalu), dan itu sangat tinggi dibanding historisnya yang hanya 3 – 4%.
Kesimpulannya, good news folks, bagi yang pegang BBNI maka bisa pertimbangkan untuk average down sekarang, lalu kita lihat lagi perkembangannya di Q3 nanti bagaimana. Atau boleh juga tunggu dulu barang 1 – 2 bulan ke depan, dimana jika misalnya BI Rate turun sekali lagi, dan realisasi belanja fiskal Pemerintah juga beneran meningkat pesat di bulan Juli dan Agustus ini (bisa cek datanya di www.kemenkeu.go.id, atau googling saja dengan kata kunci ‘realisasi APBN’), maka barulah pada saat anda bisa beli BBNI ini, tanpa perlu menunggu perusahaan merilis LK terbarunya untuk periode Q3 2025. Tidak perlu buru-buru karena meski tadi disebut bahwa BBNI harusnya tidak akan turun lebih rendah lagi, namun juga belum ada faktor atau sentimen positif tertentu yang bisa mendorong BBNI untuk kembali naik, tidak dalam waktu dekat ini.
Kemudian, dengan IHSG sekarang berada di posisi 7,500 dan berisiko untuk
kembali turun, misalnya jika para emiten lainnya di Bursa Efek Indonesia
menyusul merilis LK Q2 2025 dan hasilnya sama labanya turun, maka BBNI juga
bisa ikut turun sejenak ke Rp3,500 (PBV 0.8x), atau lebih rendah. Jadi sekali lagi untuk
lebih amannya, anda bisa tunggu 1 – 2 bulan dulu sebelum baru kemudian beli
sahamnya, atau tambah posisi. Nah, tapi entah itu anda beli sekarang atau
nanti, namun untuk saham BBNI yang sudah dipegang boleh tetap di-hold. Semoga
lancar!
***
Ebook Market Planning edisi Agustus 2025 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual beli saham, dan update strategi investasi bulanan akan terbit tanggal 1 Agustus. Anda bisa memperolehnya disini, gratis info jual beli saham, dan tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.
Komentar