Prospek Saham Erajaya Swasembada (ERAA): Diuntungkan Booming AI?
Pak Teguh saya kemarin ada beli saham ERAA di harga Rp450 karena lihat berita peluncuran iPhone 17, tapi sahamnya malah turun, kenapa ya pak? Sebaiknya saya cut loss atau hold saja? Mohon pencerahannya.
***
Ebook Investment Planning berisi kumpulan 25 analisa saham pilihan edisi Q2 2025 sudah terbit dan sudah bisa dipesan disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio langsung dengan penulis.
***
Jawab:
Sebelum ke pertanyaan bapak, kita bahas dulu ERAA ini dari awal. PT Erajaya Swasembada Tbk adalah perusahaan distributor ponsel dan gadget terbesar di Indonesia, yang berdiri sejak tahun 1995, ketika itu sebagai distributor ponsel Nokia, lalu pindah menjadi distributor Blackberry, Samsung, dan sekarang merk-merk ponsel asal China, dan tentunya Apple (iPhone). Hingga pada hari ini, ERAA memiliki jaringan toko gadget Erafone, iBox, Samsung Store, Xiaomi Store, dan Huawei Store yang bisa dengan mudah anda temui di mall pusat-pusat perbelanjaan. Dan belakangan ini perusahaan juga meluncurkan Erablue, jaringan toko elektronik yang berdiri sendiri/tidak berada di dalam mall. Selain itu ERAA juga punya bisnis distributor produk-produk aksesoris gaya hidup (Garmin, DJI, Logitech), peralatan olahraga (Asics, Under Armour, MSTGolf), kecantikan dan kesehatan (Abbott, GE Healthcare), hingga supermarket dan restoran (GrandLucky, Paris Baguette, Chagee). Selain toko offline, perusahaan juga menjual produknya secara online baik itu melalui website milik sendiri (erafone.com, ibox.co.id), ataupun marketplace (Shopee, Tokopedia).
![]() |
Portofolio bisnis milik PT Erajaya Swasembada, Tbk. Klik gambar untuk memperbesar. |
Kemudian, kita tahu bahwa kalau ada satu sektor usaha yang diuntungkan secara permanen karena pandemi Covid di tahun 2020 – 2021 lalu, maka itu adalah sektor distribusi gadget, karena peristiwa pandemi tersebut menyebabkan peningkatan permintaan produk ponsel, tablet dll untuk school from home, working from home, dst. Dan saya katakan permanen, karena meski pada hari ini pandeminya sudah mereda, tapi orang-orang masih tetap kerja dengan laptop dari cafĂ©, meeting via zoom dari rumah, hingga belanja lewat ponsel. Alhasil, kinerja ERAA yang sejak sebelum pandemi memang sudah konsisten bertumbuh, maka pasca pandemi kinerjanya tersebut tumbuh lebih pesat lagi. Pada tahun 2019 lalu, perusahaan mencatat aset Rp9.7 triliun, ekuitas Rp4.8 triliun, pendapatan Rp32.9 triliun, dan laba bersih Rp295 miliar. Dan per akhir tahun 2024 kemarin, nilai aset tersebut melejit menjadi Rp21.8 triliun, ekuitas Rp8.1 triliun, pendapatan Rp65.3 triliun, dan laba bersih yang juga sudah tembus Rp1 triliun, tepatnya Rp1,032 miliar.
Sehingga, meski betul bahwa ekonomi Indonesia terasa lesu dalam beberapa tahun terakhir, tapi itu tidak berlaku bagi ERAA, yang bisnisnya justru tumbuh terus. Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) akhir-akhir ini juga turut menguntungkan perusahaan, karena itu secara tidak langsung memaksa masyarakat untuk membeli ponsel, tablet, dan laptop baru yang lebih canggih, yang lebih men-support penggunaan AI tersebut.
Nah, jadi sekarang ke pertanyaan bapak: Sekarang ini betul sedang ramai cerita peluncuran iPhone 17 pada bulan September kemarin di Amerika Serikat, dan biasanya iPhone 17 tersebut akan juga secara resmi diperkenalkan di Indonesia sekitar 2 – 3 bulan kemudian, dimana secara teori itu akan menguntungkan ERAA sebagai distributor resmi terbesarnya di Indonesia. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, meski betul bahwa Apple merupakan salah satu penyumbang terbesar pendapatan ERAA, namun hingga Q2 2025 kemarin kontribusinya tercatat hanya 17% dari total pendapatan perusahaan, dan itu meliputi seluruh produk Apple, tidak hanya iPhone. Sehingga kalaupun iPhone 17 ini nanti laris manis, tapi itu tidak akan serta merta membuat pendapatan ERAA melesat, karena perusahaan ada jualan ponsel Samsung, Xiaomi dll, yang juga harus bertumbuh agar nilai pendapatan ERAA secara keseluruhan ikut bertumbuh.
Lalu kedua, terkait penurunan sahamnya, maka itu lebih karena kembali turunnya pasar saham Indonesia. Sebelumnya, saya sudah pernah menjelaskan bahwa kita tidak bisa lagi melihat IHSG sebagai patokan arah pasar, karena pergerakan IHSG hanya dipengaruhi oleh saham tertentu yang itu-itu saja, sehingga akan lebih akurat jika kita melihat Indeks LQ45 (ILQ). Dan memang ILQ ini sedang turun dari posisi 830, bulan Agustus kemarin, hingga sekarang (ketika ulasan ini ditulis) 783. Jadi dalam situasi ini maka wajar jika ERAA ikut turun.
Terlepas dari itu, kinerja fundamental ERAA sampai dengan tahun 2025 ini
masih sangat baik, dimana ekuitas, pendapatan, dan laba bersihnya tetap tumbuh
seperti biasanya, dan prospek kedepannya seperti dibahas diatas juga masih
cerah, bahkan kalaupun tidak ada peluncuran iPhone 17. Jadi justru dengan
sekarang sahamnya turun, maka itu menjadi kesempatan untuk akumulasi di harga
bawah. Secara hitung-hitungan valuasi, target harga ERAA berada di kisaran
Rp700, setara PER 9.3x dan PBV 1.3x. Dan meski saya tentu tidak bisa menebak
kapan ERAA akan naik kesitu (karena kalau misalnya ILQ lanjut turun, maka ERAA
juga akan ikut turun), namun selama kinerjanya tetap bagus sampai tahun 2026
nanti, dan prediksinya memang demikian, maka pada akhirnya sahamnya akan naik,
dan dengan begitu maka bapak bisa tetap hold. Semoga lancar!
***
Ebook Market Planning edisi Oktober 2025 yang berisi analisis IHSG, rekomendasi saham, info jual beli saham, dan update strategi investasi sudah terbit. Anda bisa memperolehnya disini, gratis tanya jawab saham/konsultasi portofolio untuk member.
Komentar