Prospek Saham Super Micro Computer, Inc (SMCI): Diuntungkan Booming AI?

Bulan Juni lalu kita sudah membahas satu saham US di bidang teknologi, tepatnya di bidang penyewaan data center, yang penulis menyebutnya calon multibagger, yakni Iren Limited (IREN). Dan anda bisa baca lagi analisanya disini. And guess what? Ketika artikel ini ditulis, saham IREN memang sudah naik lebih dari 100% dari posisinya ketika analisanya diposting, yakni $10.80. Nah, tapi bagaimana kalau penulis bilang bahwa masih ada satu saham lagi di bidang yang sama, yang berpeluang untuk terbang menyusul IREN ini?

***

Hingga akhir Agustus, Avere Investama US Stocks mencatat profit +30.3% dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami pegang bisa ikut channel telegram USC disiniGratis konsultasi dan tanya jawab saham US untuk member.

***

Yep, dan saham itu adalah Super Micro Computer, Inc. (SMCI), dan berikut analisanya.

Super Micro Computer, Inc adalah perusahaan di bidang produksi servers untuk keperluan pembangunan data center. Jadi balik lagi ke IREN yang cara kerjanya adalah membeli hardware/perangkat keras GPU (graphic processing unit) dari produsen seperti Nvidia Corp (NVDA) dalam jumlah banyak, lalu ditempatkan dalam satu atau beberapa bangunan gedung yang saling terhubung yang disebut dengan data center, lalu disewakan terutama ke perusahaan pengembang artificial intelligence (AI). Nah, tapi GPU saja tidak cukup, melainkan harus terlebih dahulu dilengkapi dengan perangkat keras lain seperti processor, storage, memory, cooler, power supply unit, dan seterusnya. Jadi sama saja seperti laptop anda di rumah yang terdiri dari komponen CPU, GPU, RAM, dst.

Kemudian, kesemua perangkat itu akan dirakit satu per satu dengan GPU itu tadi hingga menjadi satu unit komputer berukuran besar, yang disebut dengan server. Dan SMCI, seperti disebut diatas, memproduksi atau membeli perangkat-perangkat yang disebut diatas untuk kemudian dirakit menjadi server, dimana server ini pada gilirannya dibeli dalam jumlah banyak oleh perusahaan seperti IREN untuk kemudian disusun dalam satu bangunan data center, lalu disewakan. In fact, mayoritas pelanggan SMCI bukanlah perusahaan data center yang relatif kecil seperti IREN, melainkan perusahaan sejenis yang lebih besar seperti Amazon Web Service, Google Cloud Platforms, hingga Microsoft Azure, dimana ketiga perusahaan besar tersebut menggunakan sebagian besar kapasitas data center yang mereka miliki untuk mengembangkan AI milik mereka sendiri, bukan untuk disewakan.

Okay, lanjut. Kita tahu bahwa teknologi AI mulai berkembang pesat persisnya sejak tahun 2022, yakni ketika OpenAI, Inc., perusahaan pengembang AI asal Amerika Serikat, meluncurkan ChatGPT pada tanggal 30 November 2022. Kehadiran ChatGPT ini kemudian mendorong perusahaan teknologi lain untuk juga mengembangkan AI milik mereka sendiri, seperti Alphabet (Google) meluncurkan Google Gemini, Meta Platforms (Facebook) meluncurkan Llama AI, dan seterusnya, dan imbasnya kebutuhan akan server mendadak meningkat signifikan. Alhasil pada tahun buku 2022 tersebut SMCI mencatat pendapatan $5.2 miliar, melonjak 50% dibanding 2021, dan setelah itu naik lagi menjadi $7.1 miliar di 2023, $15.0 miliar di 2024, dan terakhir $22.0 miliar di 2025 (Catatan: Periode satu tahun SMCI berakhir pada tanggal 30 Juni, bukan 31 Desember). Untuk laba bersihnya juga sama meningkat secara eksponensial dari $285 juta di 2022 menjadi $640 juta di 2023, lalu naik lagi menjadi $1,153 juta di 2024, sebelum kemudian agak turun menjadi $1,049 di 2025.

Jadi pada titik ini kita akan sampai ke pertanyaan: Kenapa laba bersih SMCI di tahun 2025 ini agak turun dibanding 2024 ketika pendapatannya masih naik lebih dari 40%? Dan jawabannya adalah karena adanya kenaikan harga komponen processor, storage dll, kemungkinan karena perusahaan yang memproduksi komponen-komponen tersebut juga mengalami lonjakan permintaan, dan imbasnya beban pokok penjualan SMCI meningkat signifikan. Kemudian karena sebagian komponen tersebut diproduksi di luar negeri terutama China, maka SMCI juga terpaksa membayar biaya tarif untuk mengimpornya ke Amerika, dan itu turut menaikkan beban pokok penjualan.

Sehingga, meski perusahaan secara umum masih tumbuh pesat jika dihitung sejak tahun 2021 lalu, tapi dalam setahun terakhir maka kinerja SMCI sedikit mengalami kemunduran. Nah, tapi sekarang kita ke sahamnya: Pada tahun 2022 lalu ketika perusahaan mulai mencatat lonjakan pendapatan serta laba bersih, tapi investor belum notice (karena SMCI ini memang relatif kecil dibanding kompetitornya seperti Dell Technologies, atau Hewlett Packard), maka SMCI ini masih berada di level $5 – 6. Barulah memasuki 2023, SMCI terbang dan ditutup di posisi $25 pada akhir tahun, sebelum kemudian lanjut terbang lebih tinggi lagi hingga tembus $100 pada bulan Maret 2024. Penulis sendiri baru ketemu SMCI di bulan Maret 2024 ini, tapi kemudian saya abaikan karena valuasinya sudah mahal.

Hingga pada bulan Agustus 2024, terjadi peristiwa penting: Hindenburg Research, sebuah perusahaan riset keuangan, merilis laporan yang pada intinya menuduh SMCI telah memanipulasi laporan keuangan, dilanjut pada bulan Oktober di tahun yang sama giliran Ernst & Young mengumumkan bahwa mereka mundur dari posisinya sebagai auditor laporan keuangan SMCI. Dua peristiwa ini membuat saham SMCI terjun bebas dari $91 pada bulan Juli, hingga mentok di $18 pada bulan November 2025, sebelum kemudian naik lagi ke posisi $60 di bulan Juli 2025, yakni setelah investigasi lanjutan dari US Department of Justice (DOJ) dan Security and Exchange Commissions (SEC) tidak menemukan adanya pelanggaran, dan setelah SMCI menunjuk BDO Global sebagai auditor yang baru. However, setelah perusahaan merilis laporan keuangan tahun penuh 2025 pada tanggal 5 Agustus, dan ternyata kali ini labanya turun dibanding 2024, maka jadilah sahamnya turun lagi ke posisi sekarang di $40.

(Catatan: Seperti disebut diatas, periode satu tahun laporan keuangan SMCI dimulai pada tanggal 1 Juli dan berakhir tanggal 30 Juni di tahun berikutnya. Jadi ketika perusahaan merilis LK untuk periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2025, maka itu dianggap sebagai periode tahun penuh 2025).

Nah, tapi sekarang kita ke bagian menariknya. Pertama, seperti disebut diatas, laba SMCI turun karena kenaikan beban pokok penjualan, tapi dari sisi pendapatan angkanya masih tumbuh signifikan, dan pihak manajemen juga sudah memberikan guidance pendapatan untuk tahun penuh 2026 sebesar minimal $33.0 miliar, tumbuh 50% dibanding 2025, dan melesat 120% dibanding 2024. Sehingga, meski memang tidak ada jaminan bahwa laba bersihnya akan naik hanya karena pendapatannya kembali naik, tapi peluang kenaikan tersebut tetap terbuka lebar, dimana konsensus analis sendiri menyebut bahwa SMCI akan mencatat earnings per share (EPS) $2.61 untuk tahun penuh 2026, naik signifikan dibanding realisasi EPS tahun penuh 2025 sebesar $1.68.

Lalu kedua, terkait valuasinya: Pada harga $40 per saham, SMCI mencatat forward PE 15.3x, dan PB 3.8x, yang mana itu belum bisa disebut cukup murah, tapi jelas lebih reasonable dibanding ketika sahamnya masih di $100, satu setengah tahun lalu, terutama karena trend pertumbuhan eksponensial kinerja perusahaan masih akan berlanjut sampai setidaknya tahun 2026 nanti. Jadi jika dalam satu atau dua kuartal kedepan perusahaan bisa deliver kinerja dimana laba bersihnya kembali naik, maka sahamnya akan lompat dengan mudah, dengan target terdekatnya di $60 itu tadi.

Jadi sekarang kita ke strateginya: Seperti disebut diatas, valuasi SMCI pada harga $40 masih tergolong tanggung, dan penulis akan lebih suka masuk pada harga yang mencerminkan PB 3x atau lebih rendah, setara harga saham $32. Dan kebetulan, secara teknikal memang SMCI saat ini sedang downtrend dengan target support kuatnya di $30, perkiraan dalam 1 – 2 bulan kedepan. Kemudian untuk LK Q1 2026 yang akan terbit tanggal 5 November 2025, maka EPS-nya diperkirakan masih akan turun, dan biasanya sahamnya akan sudah turun duluan sebelum LK-nya rilis (sehingga selaras dengan analisa teknikalnya itu tadi). Kinerja laba bersih SMCI diperkirakan baru akan naik pada LK Q2 2026, yang akan terbit awal Februari 2025, dan sekali lagi biasanya sahamnya akan sudah naik sebelum LK-nya rilis.

Sehingga rencananya sebagai berikut: Untuk sekarang kita wait and see sampai SMCI turun ke $30 – 32, lalu beli sahamnya. Kemudian jika pada awal November nanti (dua bulan dari sekarang) perusahaan rilis LK dan hasilnya benar labanya turun, tapi di sisi lain rilis guidance-nya (ingat bahwa perusahaan juga akan merilis guidance bersamaan dengan rilis LK) menunjukkan bahwa laba tersebut akan berbalik naik di LK berikutnya yang akan rilis di bulan Februari, maka pada saat itulah kita beli sahamnya sekali lagi, terutama jika harganya tidak jauh dari rentang $30 – 32 tadi, syukur-syukur lebih rendah. Setelah itu tinggal duduk manis saja sampai awal tahun 2026 nanti, dimana jika benar sahamnya nak ke $60 (dan harusnya gak akan butuh waktu lama/cuma hitungan bulan), maka artinya kita dapat satu bagger lagi disini. Semoga lancar!

***

Hingga akhir Agustus, Avere Investama US Stocks mencatat profit +30.3% dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami pegang bisa ikut channel telegram USC disiniGratis konsultasi dan tanya jawab saham US untuk member.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q2 2025 - Sudah Terbit!

IHSG Senin Crash? Maybe Not.. Tapi Justru Disitulah Masalahnya

Live Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 28 Juni 2025

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 6 September 2025

Video Seminar How to Invest in US Stocks - 2025

Saham BBRI Anjlok Lagi! Waktunya Buy? or Bye?

Saya Masih Hold Saham ADRO, Sekarang Bagaimana??