Mengenal ‘Guidance’, Cara Mudah Membaca Prospek Saham US
Dalam banyak kesempatan, penulis sudah sering menyampaikan bahwa dalam metode value investing, sebuah saham harus memenuhi tiga kriteria agak layak invest yakni: 1. Kinerjanya bagus, 2. Prospek cerah, dan 3. Valuasi murah, sudah diurutkan berdasarkan prioritasnya. Jadi misalnya saham A kinerja laporan keuangannya bagus, laba bersihnya besar, dan prospek kedepannya pun cerah dimana labanya tersebut diprediksi akan naik lebih tinggi lagi. Maka sahamnya tetap layak buy bahkan meski valuasinya mungkin agak mahal dibanding saham lain yang sejenis. Sebaliknya, jika ada saham kinerja LK-nya jelek/rugi, dan prospek kedepannya pun tidak jelas, maka mau valuasinya sangat murah dengan PBV hanya 0.5x sekalipun, mungkin tetap saja dia bakal sulit untuk naik.
***
Hingga akhir Mei, Avere Investama US Stocks mencatat profit +13.2% berbanding kinerja S&P 500 Index +1.1% termasuk dividen, dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami pegang bisa ikut channel telegram USC disini, gratis tanya jawab saham US untuk member.
***
Kemudian, untuk menilai kinerja maka itu relatif mudah, tinggal baca saja laporan keuangannya lalu lihat apakah labanya naik atau turun, apakah labanya berasal dari operasional atau bukan, berapa persen ROE-nya, dan berapa jumlah utang perusahaan. Sedangkan untuk valuasi maka kita bisa lihat price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV), dimana semakin kecil angkanya maka semakin murah sahamnya, dan juga dividend yield, dimana semakin besar angkanya maka juga semakin murah sahamnya. Catatan: Bagi anda investor pemula yang butuh edukasi lebih lanjut soal ini, maka bisa baca-baca lagi tulisan-tulisan lainnya di blog ini, sudah sering saya bahas sejak tahun 2010 beserta contoh-contohnya.
Nah, tapi ketika kita hendak menilai poin yang ketiga, yakni prospek aka proyeksi kinerja perusahaan kedepannya, maka barulah itu agak tricky, karena dalam hal ini kita seperti dipaksa untuk meramal masa depan. Dan meski soal cara membaca prospek ini juga sudah sering penulis bahas, misalnya di tulisan yang ini (intinya kita harus mengerti business model perusahaan), tapi tetap saja sering terjadi kita menebak bahwa perusahaan A misalnya akan membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih di tahun 2025 ini, tapi ketika LK terbarunya keluar ternyata pendapatannya justru turun, demikian sebaliknya. Intinya, jika kita keliru dalam membaca prospek kinerja sebuah perusahaan, maka kita bisa menderita rugi alih-alih profit. Dan jika kita tidak bisa memprediksi/tidak punya cukup gambaran soal bagaimana proyeksi kinerja keuangan sebuah perusahaan ke depannya, maka keputusan untuk membeli sahamnya lebih merupakan spekulasi ketimbang investasi, tak peduli meski kinerja terbarunya terbilang bagus.
Luckily khusus untuk saham US, maka cara membaca prospek ini relatif lebih mudah dibanding saham Indonesia, karena investor dalam hal ini dibantu oleh pihak perusahaannya sendiri. Yep, jadi seperti halnya di Bursa Efek Indonesia, maka semua emiten publik di New York Stock Exchange (NYSE) dan juga Nasdaq Exchange merilis laporan keuangan (earnings) terbaru setiap kuartal, terakhir untuk periode Q1 2025. Bedanya, kalau di BEI maka perusahaan hanya menyajikan laporan keuangan, maka di US perusahaan menyajikan laporan keuangan dan proyeksi kinerjanya untuk setidaknya setahun kedepan, yang dikenal dengan istilah guidance. Jadi dari guidance inilah, para investor dan analis kemudian punya gambaran soal berapa kira-kira laba bersih dari misalnya Oscar Health, Inc (OSCR) hingga akhir tahun 2025 nanti, bahkan meski perusahaan sejauh ini baru merilis earnings untuk periode Q1 2025. Gambar di bawah ini adalah screenshot guidance kinerja OSCR untuk tahun penuh 2025 diambil dari laporan keuangannya untuk periode tahun penuh 2024, dimana perusahaan memproyeksi pendapatan antara $11.2 – 11.3 miliar, naik dibanding $9.2 miliar di tahun 2024. Sebagai catatan hingga Q1 2025, OSCR melaporkan pendapatan $3.05 miliar, sehingga realisasi kinerjanya sejauh ini terbilang selaras dengan proyeksinya tersebut. Klik gambar untuk memperbesar.
Sudah tentu, proyeksi di atas belum tentu akan akurat, dan setiap perusahaan yang terdaftar di NYSE dan Nasdaq diwajibkan untuk mencantumkan disclaimer bahwa tidak ada jaminan guidance yang disampaikan akan terealisasi. Namun di sisi lain perusahaan juga diwajibkan untuk menyampaikan guidance secara jujur dan apa adanya, dimana kalau misalnya manajemen memproyeksi bahwa labanya nanti akan turun atau bahkan rugi, maka ya mereka harus menulis demikian (perusahaan bisa dituntut jika terbukti secara sengaja merilis false guidance). Contoh, berikut ini adalah screenshot guidance kinerja SoFi Technologies, Inc. (SOFI), dimana manajemen memproyeksi earnings per share (EPS) $0.27 – 0.28 untuk tahun penuh 2025, lebih rendah dibanding realisasi EPS di tahun 2024 sebesar $0.39 per saham. Dengan kata lain, laba SOFI diprediksi akan turun. Klik gambar untuk memperbesar.
And btw karena perubahan proyeksi itulah, maka penulis sendiri sudah profit taking dari SOFI ini untuk kemudian pindah ke saham lain, dan sejauh ini itu merupakan keputusan yang tepat dimana saham SOFI belum banyak bergerak lagi di rentang harga $12 – 14 per saham. Nah tapi intinya, ketika kita mengerjakan screening untuk mencari saham US yang bagus untuk dibeli, maka kita bisa cek LK untuk menilai kinerja fundamentalnya, dan menghitung PER dan PBV untuk menilai valuasinya murah atau mahal. Sedangkan untuk membaca prospeknya? Ya bisa langsung baca guidance ini, yang dirilis bersamaan dengan rilis LK itu sendiri setiap kuartal. Jadi analisanya lengkap sudah, dan kita kemudian bisa langsung klik buy sahamnya, tutup laptop, lalu pergi jalan-jalan, sebelum nanti baru kita akan analisa lagi ketika perusahaan kembali merilis LK dan guidance update, sekitar tiga bulan kemudian.
Nah, tertarik untuk berinvestasi di saham US? Jika iya, maka bisa ikut live
webinarnya disini.
***
Hingga akhir Mei, Avere Investama US Stocks mencatat profit +13.2% berbanding kinerja S&P 500 Index +1.1% termasuk dividen, dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami pegang bisa ikut channel telegram USC disini, gratis tanya jawab saham US untuk member.
Komentar