Modal Rp600 juta, Sudah Bisa Jadi Investor Saham Full Time?
Pak Teguh nama saya Elea (panggil saja demikian), single parent dengan satu anak usia 2 tahun, bekerja sebagai karyawan kantoran, tidak ada utang/cicilan (sudah ada rumah dan kendaraan), punya aset tunai Rp800 juta, logam mulia/perhiasan Rp150 juta, dan penghasilan tambahan dari konten sebesar Rp1 juta per bulan, tapi semoga bisa bertambah jika nanti saya sudah resign. Dari uang kas Rp800 juta tadi, rencananya Rp75 juta untuk kebutuhan sehari-hari selama setahun ke depan, Rp100 juta di reksadana pasar uang (RDPU) untuk dana darurat, Selebihnya Rp625 juta untuk trading saham dengan target return 30% per tahun. Sedangkan untuk logam mulia juga akan tetap di-hold. Saya baca blog bapak sudah lama, dan cita-cita saya adalah bisa resign sehingga punya lebih banyak waktu untuk anak, tapi tetap punya penghasilan sebagai full time investor/content creator. Mohon masukannya pak! Thanks!
***
Live Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 13 Desember 2025, pukul 08.00 – 10.00 WIB. Untuk mendaftar klik disini.
***
Jawab:
Saya cerita pengalaman saya sendiri dulu ya. Jadi waktu saya resign dari kerja kantoran di tahun 2012 untuk kemudian full time di saham dan juga di blog www.teguhhidayat.com ini, maka ketika itu saya tidak punya utang/cicilan, pegang modal Rp700 jutaan, punya sebuah rumah kecil di Jakarta Selatan yang saya beli tunai setahun sebelumnya, serta penghasilan dari blog ini yang memang lebih besar dibanding gaji saya ketika itu sebagai karyawan sebesar Rp4 juta per bulan. Dan pertimbangan saya ketika itu ada lima poin.
- Saya sudah ada penghasilan dari blog ini. Jadi betul saya tidak lagi terima gaji, tapi untuk kebutuhan sehari-hari masih ada tanpa perlu menarik keuntungan dari hasil investasi saham.
- Kalaupun investasi saya di saham ini gagal/rugi maka tidak mungkin modal Rp700 juta itu akan habis seluruhnya/jadi nol, melainkan tetap akan ada sisanya yang kemudian bisa digunakan entah itu untuk modal buka usaha riil, atau simply disimpan di deposito.
- Saya sudah ada rumah milik sendiri, jadi gak perlu takut kalau misalnya gak ada pemasukan karena minimal saya gak akan diusir dari kontrakan, dan saya masih bisa makan nasi pakai garam.
- Saya ketika itu masih 26 tahun, jadi kalau sahamnya boncos maka saya bisa melamar kerja dan kembali melanjutkan hidup sebagai karyawan biasa, dan
- Saya sendiri ketika itu sudah punya anak bayi, tapi tidak khawatir karena itu tadi: Jika amit-amit investasi saham saya gagal dan modal Rp700 juta tadi tinggal tersisa misalnya Rp300 juta, maka uang Rp300 juta itu masih cukup untuk beli susu dan popok selama paling lama 1-2 tahun, sebelum kemudian saya akan kembali memiliki penghasilan/gaji sebagai karyawan.
Intinya, saya ketika itu tidak serta merta resign, melainkan sudah melalui banyak pertimbangan. Dan alih-alih fokus ke tujuan untuk menjadi miliarder, triliuner, atau semacamnya, saya justru lebih fokus ke skenario terburuk-nya, yakni jika investasi saham saya gagal total, serta mempersiapkan Plan B jika skenario terburuk itulah yang terjadi.
![]() |
| Saya di tahun 2011 ketika masih bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan, tapi juga sudah mulai mengajar investasi saham. |
Jadi buat Kak Elea, sekarang coba kita lihat lagi yap: Rumah aman, safety net (logam mulia, dana darurat) aman, gaji sebagai karyawan masih ada, ada anak tapi masih kecil (jadi belum perlu bayar sekolah), ada tambahan penghasilan dari konten, modal awal Rp625 juta, dan saya asumsikan usia juga belum ada 30, plus pengalaman di pasar modal sudah ada beberapa tahun (karena Kak Elea bilang sudah ikut teguhhidayat.com sejak lama). Menurut saya, ini sudah merupakan fondasi yang sangat kuat dimana kalau saya sendiri ada di posisi kakak, maka saya akan segera resign! Gak usah mikir apa-apa lagi! Karena honestly, waktu saya berhenti kerja di tahun 2012 itu saya bahkan gak punya dana darurat, dimana dana Rp700 juta yang saya punya seluruhnya langsung dibelanjakan saham. Jadi dalam hal ini posisi Kak Elea actually lebih baik dibanding posisi saya ketika itu.
Nah, tapi sekarang kita coba ke skenario terburuknya: Katakanlah Kak Elea sudah resign sehingga gak terima gaji lagi, dan alih-alih profit, investasi di sahamnya justru rugi sehingga modal Rp625 juta tadi berkurang menjadi Rp300 juta. Jika itu yang terjadi maka, pertama, Kak Elea bisa melamar kerja lagi, atau bisa fokus membesarkan bisnis konten itu tadi sehingga penghasilan yang Rp1 juta tersebut bisa tumbuh menjadi Rp2, 3, 4 juta, dan seterusnya. Kedua, kebutuhan anak tetap akan terpenuhi seluruhnya, karena ada safety net itu tadi. Pengalaman saya, betul bahwa kebutuhan anak akan melonjak ketika dia sudah masuk sekolah dasar di usia 6 tahun. Tapi karena si kecil masih 2 tahun, maka Kak Elea dalam hal ini masih punya waktu 4 tahun, yang mana itu lebih dari cukup, untuk memulai semuanya lagi dari awal dimana sisa modal Rp300 juta tadi diputar di tempat lain, bukan lagi di saham. Jadi bahkan dalam skenario Plan B ini maka, menurut saya tetap tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Oke lanjut. Sekarang kita ke skenario realistis, yang jauh lebih optimis dibanding skenario Plan B di atas, tapi tidak sampai mengawang-awang. Dan pertama-tama saya harus merevisi dulu target profit yang 30% tadi menjadi 20% saja per tahun. Tapi kabar baiknya karena Kak Elea masih ada penghasilan dari konten, kupon RDPU, plus memang sudah ada dana yang disisihkan untuk kebutuhan sehari-hari, maka keuntungan 20% tersebut bisa diakumulasi tanpa perlu ditarik untuk kebutuhan sehari-hari, dan alhasil setelah setahun modal Rp625 juta tadi akan tumbuh menjadi Rp750 juta, dan akan menjadi Rp1.5 miliar setelah lima tahun. Kemudin kalau Kak Elea bisa rutin setor lagi dari penghasilan konten, maka mungkin hasilnya bisa tembus Rp2 – 3 miliar.
Dan menurut saya, inilah target net worth jangka panjang (5 tahun) yang tidak hanya realistis, tapi pada praktiknya Kak Elea bisa punya lebih besar dari itu! Pada saat itu si kecil akan sudah masuk sekolah, tapi Kak Elea juga sudah ada penghasilan Rp400 juta per tahun (20% dikali Rp2 miliar) hanya dari investasi saham saja, so don’t worry about it! Kabar baiknya, seperti yang berkali-kali saya sampaikan, menjadi investor saham full time itu sendiri tidak butuh banyak waktu, bahkan 1 – 2 jam sehari juga cukup, dan makanya ada banyak investor saham sukses yang akhirnya jadi influencer/konten kreator untuk mengisi waktu. Jadi Kak Elea juga akan punya banyak waktu untuk juga fokus ke bisnis konten, dan alhasil dalam 5 tahun ke depan bisnis konten itu juga mungkin akan menghasilkan puluhan juta Rupiah per bulan, sehingga menambah penghasilan Rp400 juta per tahun dari saham itu tadi.
Jadi kesimpulannya, yep, Kak Elea sekarang sudah boleh resign karena fondasinya sudah lengkap, termasuk pengalaman juga sudah ada (ini juga penting btw). Tinggal satu hal: Ingat bahwa perjalanan ke depan ini akan sangat panjang, dan tadi saya sudah kasih gambaran soal berapa nilai porto yang bisa dicapai dalam waktu 5 tahun, tapi bukan dalam waktu 1 – 2 tahun. Jadi terkait ini pula, sebenarnya saya mau bilang bahwa dana Rp75 juta yang tadi disiapkan untuk biaya hidup setahun kedepan mungkin perlu ditambah, karena akan lebih aman jika disisihkan Rp200 - 300 juta untuk 2 - 3 tahun (tapi karena di luar itu juga sudah ada logam mulia+RDPU senilai total Rp250 juta, maka dalam hal ini Rp75 juta tadi sudah cukup). Dan kenapa 5 tahun? Karena dalam jangka waktu singkat 1 - 2 tahun maka apapun bisa terjadi, entah itu hasil profitnya jauh lebih tinggi dari target 20% tadi, atau sebaliknya justru lebih rendah atau bahkan minus/rugi. Nah, tapi jika Kak Elea bisa melihat jauh ke depan maka sekali lagi, target net worth Rp2 – 3 miliar tadi, belum termasuk aset logam mulia, rumah dll, terbilang realistis. Semoga beruntung!
***
Live Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 13 Desember 2025, pukul 08.00 – 10.00 WIB. Untuk mendaftar klik disini.

Komentar