Satu Lagi Saham AI Dengan Potensi Bagger

Bulan November kemarin kita sudah membahas satu saham teknologi di US di bidang penyewaan data center untuk keperluan pengembangan artificial intelligence aka AI, yakni Soluna Holdings, Inc (SLNH), dan sejauh ini sahamnya sudah naik lumayan dari ketika itu di $1.51 hingga sekarang $1.86, malah kemarin sempat tembus $2.29. Sekilas kenaikan dari $1.51 ke $2.29 itu mungkin tampak kecil, tapi itu berarti SLNH ini sempat naik 52% hanya dalam hitungan minggu, sebelum sekarang turun lagi.

***

Live Webinar How to Invest in US Stocks, untuk mendaftar klik disini.

***

Sehingga, meski di satu sisi penulis cukup yakin bahwa SLNH ini masih menawarkan profit bagger dimana sahamnya bisa naik 5, 6, 7 kali lipat dalam 2 – 3 tahun ke depan, namun mengingat fluktuasi sahamnya yang sangat ekstrim dimana dia bisa naik 16% dalam sehari tapi lalu besoknya turun -9%, maka di ulasannya penulis sudah menyebut bahwa kalau anda tertarik maka beli sahamnya sedikit saja. Anda bisa baca lagi analisanya disini. Dan untuk lebih memahami lagi tentang AI itu sendiri serta apa hubungannya dengan data center, GPU, server, dll, maka baca dulu penjelasannya disini.

Okay, lanjut. Problemnya, kalau kita beli sahamnya sedikit saja maka profitnya juga tentu bakal kecil, bahkan kalaupun SLNH ini benar naik ratusan persen. Karena itulah, penulis kemudian cari lagi saham sejenis yang bisa menjadi pilihan diversifikasi bagi SLNH, sehingga kita bisa menempatkan investasi lebih besar di sektor data center ini tapi tidak seluruhnya ditempatkan di SLNH, sehingga mengurangi risiko jika salah satu diantara dua saham itu turun. Dan ketemulah satu perusahaan yang mungkin bahkan lebih baik dibanding SLNH: Digi Power X Inc (DGXX). Okay, kita langsung saja.

Digi Power X Inc berdiri pada tahun 2017 dengan nama Digihost Technology Inc, ketika itu bergerak di bidang penyewaan bangunan data center dan suplai energi listrik untuk klien bitcoin miners. Kemudian hingga bulan Oktober 2025 perusahaan sudah memiliki tiga lokasi data center di US, yakni di Columbiana (Alabama), North Tonawanda (New York), dan Buffalo (New York), dengan total kapasitas listrik 101 megawatt (MW), terutama menggunakan pembangkit listrik tenaga gas (natural gas). Untuk kedepannya, DGXX sudah mengumumkan kerjasama dengan Nano Nuclear Energy Inc (https://nanonuclearenergy.com/), untuk menyediakan pembangkit listrik energi nuklir pada fasilitas data centernya di North Tonawanda.

Foto lokasi data center milik DGXX di North Tonawanda, New York, Amerika Serikat

Kemudian pada awal 2025 lalu tepatnya di bulan Maret, perusahaan mengubah namanya menjadi Digi Power X Inc (DGXX), dan mulai mengalihkan fungsi fasilitas data center-nya dari sebelumnya untuk bitcoin mining, menjadi hosting untuk AI. Dan inilah menariknya: Berbeda dengan SLNH yang hanya menyediakan bangunan data center-nya saja, maka DGXX mampu mengkonversi salah satu gedung data centernya, dalam hal ini yang di Columbiana, untuk menyediakan perangkat (hardware) yang dibutuhkan agar klien AI developers bisa langsung mengerjakan AI training disitu. Yep, di sepanjang tahun 2025 ini, DGXX bekerjasama dengan Supermicro Computer Inc (SMCI) untuk membangun AI ready modular solutions atau ARMS, yang sudah dilengkapi dengan graphic processing unit (GPU) yang merupakan ‘mesin otak’ untuk pengembangan AI, yang dibeli dari Nvidia Corp (NVDA). Dan kesemua fasilitas AI tersebut dijadwalkan akan siap beroperasi pada kuartal pertama 2026 nanti dengan konversi kapasitas listrik sebesar 5 MW pada awalnya, namun akan meningkat menjadi 55 MW pada akhir tahun 2026. DGXX juga kemudian mendirikan anak usaha dengan nama US Data Centers, Inc (www.usdatacenters.ai) untuk fokus di AI ini, dan bekerjasama dengan NeoCloudz (www.neocloudz.com) untuk menyediakan platform GPU-as-a-Service. Sehingga DGXX kemudian bisa fokus ke upaya mengembangkan kapasitas listrik data centernya (untuk mengejar target 55 MW itu tadi), sedangkan NeoCloudz bertugas untuk memasarkan serta memfasilitasi klien perusahaan AI yang berminat untuk menggunakan data center tersebut.

Singkatnya, jika SLNH kemungkinan baru akan memperoleh klien AI pertamanya pada tahun 2027 nanti, maka DGXX berpeluang untuk memperoleh klien AI tersebut lebih cepat, mengingat fasilitas data centernya akan sudah siap pakai pada Q1 2026 nanti. Namun demikian karena kapasitas listrik siap pakainya terhitung kecil yakni hanya 5 MW pada awal tahun 2026, dan maksimalnya 55 MW dalam setahun ke depan, maka kemungkinan DGXX hanya akan memperoleh kontrak dari AI startups. Jadi tidak seperti Iren Ltd (IREN) yang sukses memenangkan kontrak $9.7 miliar dari raksasa Microsoft (MSFT), karena perusahaan mampu menyediakan kapasitas listrik 200 MW dan dengan jumlah unit GPU yang juga jauh lebih banyak, yakni mencapai 23,000 unit, sedangkan DGXX hanya berencana untuk memiliki 1,024 unit GPU pada akhir tahun 2026. But still, jika DGXX mampu merealisasikan kapasitas 55 MW tersebut, maka nilai kontrak yang akan diperoleh bisa mencapai $1 – 2 miliar untuk lima tahun, atau $200 – 400 juta per tahun, yang mana itu sangat besar dibanding pendapatan perusahaan dari bitcoin mining sebesar $37 juta untuk tahun penuh 2024 lalu.

Nah, jadi seperti halnya SLNH maka sepertinya kita juga ketemu the next IREN disini, dimana jika perusahaan sukses memperoleh klien AI developers untuk fasilitas data center-nya, perkiraan Januari 2026 nanti, maka sahamnya akan lompat dengan cepat, sama seperti IREN yang terbang dari $10 hingga sempat tembus $70 ketika perusahaan mengumumkan deal-nya dengan Microsoft, sebelum sekarang turun lagi ke $40, tapi itu terhitung masih naik tinggi (empat kali lipat) dibanding posisinya di bulan Juni 2025 kemarin. Perlu dicatat pula bahwa, karena market cap DGXX saat ini terbilang kecil, hanya $209 juta pada harga saham $3.21 (market cap IREN pada harga saham $10 di bulan Juni sudah mencapai $2.8 miliar), maka kemungkinan naiknya bisa lebih tinggi lagi! Secara valuasi pun, maka kalau kita menggunakan rumus market cap dibagi total kapasitas MW yang tersedia (baik yang sudah dikonversi untuk AI maupun yang belum), maka hasilnya adalah $209 juta dibagi 101 MW, sama dengan $2.1 juta per MW, lebih tinggi dibanding SLNH yang saat ini berdasarkan harga saham $1.91 tercatat $1.5 juta per MW. Tapi kembali penulis ingatkan bahwa SLNH hanya menyediakan gedung data centernya saja, sedangkan DGXX ini sudah termasuk menyediakan ARMS dan GPU itu tadi, sehingga DGXX ini lebih mirip dengan IREN yang valuasinya saat ini mencapai $13.2 juta per MW, pada harga saham $42.

Sehingga kesimpulannya, DGXX ini juga berpeluang untuk bagger, dan untuk waktunya mungkin bisa lebih cepat. Tinggal tunggu perusahaan mengumumkan kontrak dengan AI developers tertentu, mungkin yang skala kecil seperti Anthropic (www.anthropic.com) atau Perplexity (www.perplexity.ai), lalu sahamnya akan langsung terbang dengan target terdekat di $7.50, setara profit 133% kalau anda beli sahamnya di harga sekarang di $3.21.

Tinggal sekarang soal risikonya, dan harus penulis sampaikan bahwa DGXX ini, seperti halnya IREN dan juga SLNH, terbilang high risk. Pertama, saham DGXX sangat fluktuatif dimana meski jika dihitung sejak awal 2025 lalu dia sudah naik 97%, terutama karena didorong sentimen positif terkait pivot perusahaan dari bitcoin mining ke AI, tapi baru saja bulan November kemarin sahamnya berada di posisi $6 sebelum sekarang turun ke $3, alias anjlok 50% karena terseret penurunan bitcoin dari $126,000 ke sekarang $90,000. Dan kalau bitcoin turun lagi ke misalnya $80,000, maka hampir pasti DGXX ini akan ambles lebih dalam lagi. Lalu kedua, secara operasional maka, seperti kebanyakan startup lainnya di bidang data center, sampai dengan Q3 2025 ini DGXX masih merugi. Dan ketiga, tentunya tidak ada jaminan bahwa DGXX ini akan segera memperoleh klien untuk fasilitas data centernya, bahkan meski fasilitas tersebut akan sudah online pada awal tahun 2026 nanti.

Nah, tapi terlepas dari risikonya tersebut maka DGXX menawarkan asymmetric bet dimana sahamnya memang berisiko turun 20, 30, 40%, misalnya jika bitcoin kembali turun, tapi di sisi lain kalau dia naik maka potensi kenaikannya bukan lagi berapa persen, tapi berapa kali lipat dalam hitungan bulan, sama seperti kenaikan IREN yang sudah kita bahas diatas. Tapi bahkan IREN bukanlah satu-satunya saham data center yang terbang karena adanya memperoleh kontrak dari raksasa teknologi, melainkan masih ada banyak nama-nama lainnya lagi, sbb:

  1. Cipher Mining Inc (CIFR), naik dari $3 ke sekarang $17, setelah memenangkan kontrak $5.5 miliar dari Amazon (AMZN).
  2. TeraWulf Inc (WULF), naik dari $4 ke sekarang $14, kontrak $3.7 miliar dari Alphabet (GOOG).
  3. Nebius Group NV (NBIS), naik dari $40 ke sekarang $87, kontrak $19 miliar dari MSFT dan $3 miliar dari Meta Platforms, Inc (META).

Dan saham DGXX sendiri seperti disebut di atas sebenarnya sudah naik tinggi dari sebelumnya $1.50 di bulan Juni 2025, ke sekarang $3.21. Namun mengingat market capnya pada harga $3.21 tersebut masih di kisaran ratusan juta Dollar, yang mana itu sangat kecil dibanding nama-nama di atas dengan market cap hingga belasan miliar Dollar, maka peluangnya untuk naik lebih lanjut masih sangat terbuka, yakni jika perusahaan akhirnya juga memperoleh kontrak AI seperti IREN dkk. Nah, tertarik untuk bergabung? Jika iya maka kembali penulis ingatkan untuk menggunakan dana kecil saja dulu, lalu kita lihat perkembangannya 3 – 6 bulan dari sekarang.

***

Live Webinar How to Invest in US Stocks, untuk mendaftar klik disini.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q3 2025 - Sudah Terbit!

Live Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 13 Desember 2025

IHSG Senin Crash? Maybe Not.. Tapi Justru Disitulah Masalahnya

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 6 September 2025

Cara Profit Maksimal Dari Investasi Emas

Video Seminar How to Invest in US Stocks - 2025

Laba Bank BRI Anjlok Lebih Dari 50%, Begini Penjelasan Mudahnya