Menentukan Timing Buy and Sell Saham, Menggunakan Fear and Greed Index
Warren Buffett pernah bilang, be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful. Jadi maksudnya, ketika saham-saham sedang naik banyak dan semua orang masuk ke pasar karena FOMO (fear of missing out, alias takut ketinggalan kereta), maka disitulah kita justru harus menjual sebagian pegangan. Dan sebaliknya ketika saham-saham sedang turun dan semua orang panik jualan, maka kita bisa siap-siap belanja. Intinya entah itu pasar sedang naik atau turun, maka kita harus melakukan kebalikan dari apa yang dilakukan kebanyakan orang. Nah, tapi pertanyaannya sekarang, bagaimana kita tahu bahwa pasar sedang greedy agar kita kemudian bisa bersikap fearful, demikian sebaliknya?
***
Live
Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 28 Juni 2025, pukul 08.00 – 10.00 WIB.
Untuk mendaftar klik disini.
***
Dan beruntung, bagi investor di pasar saham Amerika Serikat (US) maka terdapat satu indeks yang bisa kita cek setiap saat untuk melihat apakah pelaku pasar sedang panik atau serakah, yakni Fear and Greed Index (FGI) by CNN Business, yang bisa anda lihat disini. Ketika artikel ini ditulis, FGI berada di posisi 62, yang menunjukkan sentimen greed, seperti gambar di bawah ini:
![]() |
Posisi FGI ketika artikel ini ditulis |
Pertanyaannya sekarang, fear and greed index ini apa sih? Dari mana bisa muncul angka sekian? Lalu gimana cara menggunakan index tersebut untuk menentukan kapan harus buy and sell? Okay, sekarang kita akan jawab satu per satu.
Fear and Greed Index, sesuai namanya, adalah indeks yang menunjukkan rata-rata sentimen atau situasi psikologis dari para pelaku pasar di US. Dan karena pasar saham US merupakan yang terbesar di dunia, maka indeks ini secara tidak langsung juga menunjukkan situasi psikologis dari semua investor saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia. FGI ini akan selalu menunjukkan angka antara 0 – 100, dimana 0 - 24 berarti pasar sedang dalam situasi extreme fear, 25 – 44 fear, 45 - 54 neutral, 55 – 74 greed, dan 75 – 100 extreme greed. Pihak CNN menggunakan setidaknya tujuh indikator untuk menentukan FGI berada di angka berapa, namun untuk tujuan penyederhanaan dan agar artikelnya tidak terlalu panjang, maka penulis hanya akan menyampaikan tiga diantaranya disini.
- Momentum pergerakan indeks saham secara teknikal. Jika S&P 500 Index (SPX) berada di posisi di bawah garis 125 day-moving-average, maka itu fear signal. Sebaliknya jika SPX berada di posisi diatas itu, maka itu greed signal
- Kekuatan pergerakan harga saham. Jika hanya ada sedikit saham yang naik hingga tembus ke posisi tertingginya dalam satu tahun terakhir, maka itu fear signal. Sebaliknya jika ada banyak saham yang naik ke posisi tertingginya, maka itu greed signal
- Volume transaksi. Jika pasar saham sepi dimana hanya ada sedikit saham yang diperdagangkan/volume transaksi kecil, maka itu fear signal. Sedangkan jika pasar ramai, maka itu greed signal.
Jadi, CNN akan mengkombinasikan tiga indikator di atas (plus empat lainnya yang tidak dibahas disini), lalu FGI akan secara otomatis menunjukkan angka sekian, dan dari situlah kemudian kita bisa menilai, apakah investor secara umum sedang dalam situasi psikologis panik, netral, atau serakah.
Kemudian soal cara membacanya, maka simpelnya jika FGI ini berada di posisi greed/serakah, maka itu bisa menjadi sinyal bagi investor untuk jualan, dan sebaliknya jika FGI berada di posisi fear/panik apalagi extreme fear, maka itu bisa menjadi buying signal. Pada tanggal 4 April 2025 kemarin, S&P 500 Index (SPX) jeblok ke posisi 5,074 setelah Presiden Trump dua hari sebelumnya mengumumkan penerapan tarif impor terhadap hampir semua negara di seluruh dunia, yang menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya resesi. Dan pada tanggal yang sama, FGI juga turun ke posisi 4 yang menunjukkan level extreme fear, dimana memang ketika itu penulis sendiri masih ingat kepanikan terjadi dimana-mana, dan semua orang bilang bahwa Amerika dan dunia akan jatuh ke lembah resesi.
![]() |
Posisi FGI di tanggal 4 April 2025 |
Menariknya, meski setelah itu SPX masih lanjut turun sampai mentok di 4,983 pada tanggal 8 April, tapi setelah itulah saham-saham naik lagi hingga pada hari ini, SPX sudah berada di posisi 6,000 lagi. Sehingga terbukti bahwa kalau ada investor yang memborong saham alih-alih ikut panik ketika FGI berada di level extreme fear di atas, maka dia akan profit besar! Nah, tapi sekarang pertanyaannya, karena saat ini FGI sudah menunjukkan level greed, maka apakah itu artinya saya harus jualan? Atau tunggu sampai angkanya naik lebih tinggi ke level extreme greed baru jualan? Terkait ini maka penulis memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Sebelumnya, berikut adalah grafik pergerakan SPX (garis merah) dibandingkan dengan grafik FGI (warna biru), sejak tahun 2021 lalu sampai sekarang. Klik gambar untuk memperbesar. Untuk lihat link sumber chart-nya, klik disini.
Okay, perhatikan. Pertama, setiap kali SPX turun, maka penurunannya biasanya tidak akan serta merta berhenti ketika FGI ikut turun hingga berada di level fear, melainkan bisa lanjut sampai akhirnya FGI mencapai level extreme fear. Dan sejak tahun 2021 sampai sekarang, bisa anda lihat sendiri, FGI cukup sering turun sampai ke level extreme fear, terakhir pada bulan Maret – April 2025 kemarin. Dari sini kita bisa terapkan strategi untuk menyisihkan cash sebesar setidaknya 10 – 20% dari total nilai porto, untuk jaga-jaga jika pasar kembali mengalami situasi extreme fear. Dengan kata lain, terlepas dari SPX sedang naik atau turun, tapi di sebagian besar waktu sebaiknya kita hanya menggunakan maksimal 90% cash yang tersedia untuk belanja saham, dan hanya akan full power aka menghabiskan seluruh cash jika terjadi situasi extreme fear.
Dan jika setelah itu SPX naik lagi dimana FGI juga naik ke level greed, maka kembali kita jual sebagian saham hingga kita pegang cash lagi sebanyak 10 – 20% porto.
Kedua, jika SPX turun dan FGI juga ikut turun hingga ke level extreme fear, maka setelah itu SPX akan naik lagi, minimal dalam jangka pendek (harian, atau mingguan). Tapi dalam jangka menengah (bulanan) dan panjangnya (tahunan), maka bisa saja setelah kenaikan sejenak tersebut, SPX akan lanjut turun lagi. Contohnya di tahun 2022 dimana ketika SPX turun dari 4,700 ke 4,400 di bulan Januari, maka FGI pada bulan yang sama juga turun dari posisi 64 (greed) hingga 21 (extreme fear). Dan meski memang setelah itu SPX rebound sejenak ke 4,600, tapi kemudian SPX lanjut turun hingga akhirnya mentok di 3,600 di bulan Oktober. Yang juga perlu dicatat, antara bulan Januari – Oktober 2022 tersebut FGI berkali-kali turun hingga ke level extreme greed, dan memang biasanya setelah itu SPX naik sejenak selama beberapa hari hingga 1 – 2 minggu. Tapi setelah kenaikan sejenak tersebut, SPX akan lanjut turun lagi. Pertanyaannya, kenapa?
Dan jawabannya adalah, karena di tahun 2022 tersebut The Fed menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, tapi imbasnya itu menurunkan jumlah uang Dollar beredar sehingga menekan pertumbuhan ekonomi, menurunkan kinerja perusahaan, dan pada akhirnya menurunkan kinerja harga saham. Dari sini kita bisa lihat bahwa FGI tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya patokan untuk menentukan kapan waktunya buy, dan kapan waktunya sell, terutama jika tujuan kita adalah untuk investasi jangka panjang. Melainkan kita harus juga melihat data ekonomi makro, kinerja emiten, hingga risiko efek negatif dari kebijakan Pemerintah, misalnya yang terkait perang tarif kemarin. Nah, tapi memang beda ceritanya jika tujuan kita adalah untuk trading jangka pendek, dimana seperti yang disebut diatas, SPX hampir pasti akan naik, minimal selama beberapa hari hingga 1 – 2 minggu berikutnya, setiap kali FGI turun ke level extreme greed. Sehingga ketika SPX turun dan FGI juga turun ke level extreme fear, maka terlepas dari suku bunga The Fed bla bla bla, namun anda tetap bisa memanfaatkan kepanikan tersebut untuk quick-trading.
Terakhir ketiga, jika SPX naik dan FGI juga naik, maka kecuali di tahun 2022 lalu dimana terjadi situasi khusus (kenaikan suku bunga The Fed), biasanya kenaikan SPX tidak akan berhenti sampai FGI mencapai level extreme greed, dan itupun SPX hanya akan berhenti naik sejenak saja sebelum kemudian lanjut naik lagi. Contohnya, perhatikan chart di sepanjang tahun 2023 dimana FGI beberapa kali mencapai extreme greed, dan memang setelah itu SPX turun sejenak, tapi pada akhirnya SPX tetap naik total 22% di sepanjang 2023 tersebut. Dan ini adalah karena situasi ekonomi di 2023 tersebut berbeda dengan 2022 dimana Fed Rate mulai berhenti naik, inflasi mulai mereda (sehingga ada ekspektasi bahwa Fed Rate akan turun, dan memang benar turun pada tahun 2024-nya), kinerja Apple Inc. dkk kembali sangat bagus pasca pandemi, dan yang terpenting valuasi saham-saham di Wall Street sudah relatif murah setelah koreksi pasar yang cukup signifikan di tahun 2022-nya.
Sehingga inilah kenapa penulis di atas menyebut bahwa, jika FGI naik ke
level greed maka kita bisa jual sebagian saham untuk tujuan mengumpulkan cash,
tapi cukup sebanyak 10 – 20% porto saja, jadi 80 – 90% selebihnya tetap dalam
bentuk saham. Dan jika setelah itu FGI lanjut naik sampai ke level extreme
greed, maka barulah anda bisa jual lebih banyak saham, lalu tunggu sampai FGI
turun ke level fear lagi. Mungkin perlu dicatat bahwa menentukan timing beli dan jual berdasarkan
FGI ini mungkin tidak akan sepenuhnya tepat, tapi asalkan anda bisa
bersabar maka tetap hasilnya akan profit. Misalnya pada Juni 2023, SPX naik ke posisi
4,400 dan FGI juga naik ke extreme greed, tapi ternyata setelah itu SPX lanjut
naik hingga ke posisi 4,500 di bulan Agustusnya. Barulah memasuki bulan
Oktober, SPX turun ke 4,200 dan FGI juga turun ke level extreme fear, dan anda
bisa belanja lagi. Sehingga meski dalam hal ini anda jualan terlalu cepat dan
harus menunggu empat bulan (dari Juni ke Oktober) untuk belanja lagi, tapi pada
akhirnya anda akan dapat posisi beli yang lebih baik (ketika SPX di 4,200) dibanding
ketika anda jualan sebelumnya (ketika SPX di 4,400).
Petunjuk Simpel
Okay Pak Teguh, tapi mohon maaf saya tetap saja kurang paham karena contoh-contoh kasus yang disampaikan ada banyak dan rumit (karena harus sambil nge-zoom gambar chart-nya). Ada petunjuk yang lebih simpel gak? Yep, tentu saja ada. Berikut adalah saran persentase jumlah cash dibanding nilai keseluruhan portolio, berdasarkan siklus naik turunnya FGI.
- Extreme fear: 0%. Ini adalah saatnya kita membelanjakan seluruh cash yang sudah dipersiapkan sebelumnya
- Fear (dari sebelumnya extreme fear): 0%. Tetap full power, jangan dulu jualan
- Neutral (dari sebelumnya fear): 0 – 10%. Boleh profit taking tapi sedikit saja. Sebagian besar porto tetap dalam bentuk saham
- Greed (dari sebelumnya neutral): 10 - 20%. Jual lebih banyak saham, terutama jika situasi ekonomi sedang tidak bagus, misalnya seperti di tahun 2022
- Extreme greed: 70 – 90%. Jual hampir semua saham, tapi tetap sisakan 10%, karena bukan tidak mungkin setelah itu SPX masih lanjut naik
- Greed (dari sebelumnya extreme greed): 40 – 60%. Boleh belanja lagi, tapi separuh dulu
- Neutral (dari sebelumnya greed): 20 – 30%. Belanja lebih banyak
- Fear (dari sebelumnya neutral): 10 – 20%. Belanja hingga hampir full power
- Extreme fear (dari sebelumnya fear): 0%. Full power, habiskan seluruh cash, tidak perlu khawatir jika setelah itu SPX masih lanjut turun karena cepat atau lambat dia akan rebound kembali, dan FGI juga akan balik ke neutral/greed lagi.
Sudah tentu, 'peraturan' jumlah cash di atas tidaklah baku, dimana anda bisa sesuaikan berdasarkan referensi anda sendiri. Kemudian pada praktiknya ini juga akan butuh latihan terutama bagi anda investor pemula, karena kalau pasar lagi panik biasanya kita juga akan ikut panik sehingga gak berani belanja, dan sebaliknya ketika pasar sedang serakah maka sulit bagi kita untuk tidak FOMO. Meski demikian tetap indikator FGI ini akan sangat membantu kita untuk melihat secara jelas apakah pasar sedang dalam situasi panik atau serakah, lalu kemudian menentukan keputusan buy and sell sesuai petuah dari Opa Warren (be greedy when others are fearful). Dan jika kita mampu konsisten serta disiplin, maka dalam jangka panjangnya hasilnya akan luar biasa.
What? Masih belum jelas juga? Kalau begitu hari Sabtu ini bisa ikut live webinar investasi saham US, di link berikut, langsung dengan penulis.
***
Hingga akhir Mei, Avere Investama US Stocks mencatat profit +13.2% berbanding kenaikan S&P 500 Index termasuk dividen +1.1%, dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami beli dan jual bisa ikut channel telegram USC disini, gratis tanya jawab saham US untuk member.
Komentar