S&P 500 Index Kembali All Time High, Waktunya Profit Taking?

Pada hari Jumat, 27 Juni 2025 kemarin, S&P 500 Index (SPX) kembali naik ke posisi all time high (ATH) di 6,173, dan alhasil penulis menerima banyak pertanyaan dari teman-teman yang sudah berinvestasi di saham Amerika (US): Bukannya kemarin masih ramai soal perang tarif, dilanjut perang Israel vs Iran? Kok bisa SPX sebagai IHSG-nya Amerika malah naik terus? Atau apakah sekarang justru waktunya buat profit taking, karena besok-besok SPX bakal turun lagi?

***

Hingga akhir Mei, Avere Investama US Stocks mencatat profit +13.2% berbanding kenaikan S&P 500 Index termasuk dividen +1.1%, dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami pegang bisa ikut channel telegram USC disini. Gratis konsultasi dan tanya jawab saham US untuk member, dan tersedia diskon untuk member baru.

***

Dan penulis menjawab sebagai berikut.

Pertama, balik lagi ke kaidah value investing, dimana kita hanya membeli saham yang memenuhi tiga kriteria: 1. Kinerja fundamental laporan keuangan terbarunya bagus, 2. Prospeknya cerah, dan 3. Valuasinya murah. Perlu dicatat pula bahwa tiga kriteria tersebut diurutkan berdasarkan prioriasnya, dimana fundamental dan prospek lebih penting dari valuasi. Dengan kata lain, sebuah perusahaan dengan kinerja keuangan/laba bersih yang besar dan bertumbuh (fundamental bagus), dan labanya tersebut diproyeksikan aka tumbuh lebih besar lagi di tahun-tahun mendatang (prospeknya cerah), maka sahamnya bisa tetap lanjut naik bahkan meski valuasinya sudah tidak murah lagi. Dan sebaliknya, sebuah saham dengan valuasi PER atau PBV yang rendah bisa tetap lanjut turun, jika perusahaannya memiliki kinerja keuangan yang buruk/rugi, dan prospek kedepannya juga tidak jelas.

Nah, jadi dalam hal ‘saham’ itu adalah SPX, maka mari kita lihat lagi: Hingga Q1 2025 kemarin, mayoritas perusahaan di Wallstreet menunjukkan fundamental yang strong, dimana dari tujuh perusahaan terbesar yang disebut juga sebagai The Magnificent Seven (Apple, Microsoft, Nvidia, Meta, Google, Amazon, dan Tesla), maka kecuali Tesla, enam perusahaan lainnya mencatat kenaikan nilai ekuitas, pendapatan, dan juga laba bersih. Dan demikian pula perusahaan-perusahaan yang berukuran lebih kecil dan menengah, sebagian besar diantaranya menunjukkan kinerja keuangan yang positif. Lalu soal prospek, maka juga masih cerah terutama di sektor teknologi yang terkait AI (artificial intelligence) booming.

Jadi satu-satunya problem adalah di valuasi, dimana saat ini PE Ratio SPX sudah mencapai 29.3x, jauh lebih tinggi dibanding Sebagai perbandingan, pada tahun 2018 dan 2022, ketika SPX turun sebesar masing-masing -6.2% dan -19.4%, maka PER SPX ketika itu tercatat 18x dan 19x. Sehingga, meski kita tentunya tidak bisa menebak kapan, namun selalu ada kemungkinan SPX akan turun hingga PER-nya mencapai 18 – 19x, lalu barulah setelah itu dia akan melanjutkan kenaikannya. Nah tapi di sisi lain, karena fundamental dan juga prospek saham-saham di US masih sangat kuat, maka juga bukan tidak mungkin kenaikan SPX sejauh ini masih akan berlanjut, bahkan meski valuasinya sudah mahal, karena ingat bahwa investor lihatnya fundamental serta prospek dulu, lalu baru valuasi. Dan memang di masa lalu pernah juga SPX ini terus naik sampai PER-nya mencapai 30x atau lebih, bisa anda cek sendiri di link ini.

Meski sempat turun tajam di bulan April, namun hari ini SPX kembali hit all time high

Kedua, masih terkait valuasi saham-saham di US yang mahal, maka itu menyebabkan SPX mudah untuk turun tajam setiap kali terjadi peristiwa penting tertentu yang ditengarai akan berdampak negatif terhadap ekonomi US dan juga global, dan pada gilirannya menurunkan kinerja para perusahaan di Wallstreet. Dan itulah yang menjelaskan kenapa di bulan April 2025 kemarin, SPX anjlok sampai sempat sesaat dibawah 5,000, setelah Presiden Trump mengumumkan tarif impor tidak hanya terhadap China, tapi juga terhadap hampir semua negara di seluruh dunia termasuk Indonesia, dimana itu dikhawatirkan akan menimbulkan resesi. Dan demikian pula ketika pada pertengahan Juni kemarin, perang Israel – Iran kembali pecah, maka SPX juga sempat turun dari 6,045 ke posisi 5,970. However, karena perang tarif tersebut sejatinya tidak benar-benar berdampak negatif terhadap ekonomi, maka penulis sendiri sudah sejak tanggal 21 April kemarin mengatakan bahwa dunia tidak akan jatuh resesi karena perang tarif ini, dan ternyata benar: SPX hari ini kembali cetak ATH. Lalu soal Israel vs Iran, maka itu juga cerita lama yang sudah terjadi berulang kali sejak setidaknya setahun lalu, dan selama itu tidak menimbulkan dampak yang benar-benar serius terhadap ekonomi global, demikian pula pasar saham US tetap naik seperti biasanya.

Dengan kata lain, ketika April lalu Presiden Trump mengumumkan tarif maka investor menjadi khawatir bahwa prospek saham-saham di US tidak lagi cerah, sehingga mereka ramai-ramai jualan (karena jika benar kedepannya akan terjadi krisis, maka tingginya valuasi saham-saham US tidak lagi bisa dijustifikasi). Tapi begitu para emiten merilis LK serta guidance dimana angkanya masih bagus semua, plus data ekonomi terbaru terkait inflasi, tingkat pengangguran dll juga tetap bagus, maka kekhawatiran itu mereda dengan sendirinya, dan alhasil SPX naik lagi. Kemudian ketika pecah perang Israel vs Iran, sebagian investor juga mungkin panic selling dan alhasil SPX turun. Tapi karena sebagian besar investor lainnya seperti ‘Ah, perang kek gini mah udah biasa’, maka mereka tidak ikut jualan dan alhasil SPX hanya turun sedikit saja, sebelum sekarang naik lagi.

Sehingga dari sini kita bisa lihat bahwa, meski betul bahwa prospek ekonomi di US masih cerah, tapi valuasi saham yang tinggi ini tetap menjadi problem, dimana jika kedepannya terjadi lagi peristiwa penting tertentu yang dikhawatirkan akan mengubah prospek cerah tersebut menjadi suram (seperti perang tarif itu tadi), maka SPX akan jatuh dengan mudah. Jadi karena inilah, pada titik ini anda jangan all in di saham melainkan sisakan cash sebesar katakanlah 20 – 30% dari total nilai porto, untuk jaga-jaga jika SPX nanti turun. Kemudian ketika nanti SPX akhirnya kembali turun karena Presiden Trump mengumumkan tarif baru atau semacamnya, maka pertama-tama kita pelajari lagi kebijakan baru tersebut, dimana jika kesimpulannya adalah bahwa prospek ekonomi/kinerja emiten di US tetap cerah, maka pada saat itulah kita serok lagi di harga bawah, menggunakan cash yang sejak awal sudah disisihkan itu tadi.

Terakhir ketiga, meski seperti disebut di atas, valuasi SPX secara umum sudah tinggi, tapi bukan berarti semua saham di Wallstreet sudah mahal. Contohnya ya saham-saham tipe growth stocks yang sudah kita bahas disini, seperti SoFi Technologies, Inc (SOFI), Oscar Health, Inc (OSCR), dan Iren Ltd (IREN), dimana valuasi PBV ketiganya secara signifikan jauuuuh lebih rendah dibanding Nvidia Corp (NVDA) dkk. Jadi terlepas dari apakah SPX mau naik atau turun, tapi kita bisa tetap berinvestasi pada saham-saham murah tersebut, tentunya dengan catatan kinerja fundamentalnya bagus, dan prospek kedepannya juga cerah.

Kesimpulannya, hanya karena SPX hit all time high maka bukan berarti dia akan turun, malah bisa saja besok-besok dia masih lanjut naik, dan karena itulah kita bisa tetap hold saham-saham bagus seperti biasa. Namun demikian karena tetap ada risiko SPX turun jika nanti terjadi peristiwa tertentu yang menimbulkan sentimen negatif, maka kalau posisi kita saat ini 100% di saham, maka boleh jualan sebagian hingga pegang cash sebanyak 20 – 30% nilai porto. Dan terakhir, pastikan saham-saham yang masih di-hold adalah yang kinerja fundamentalnya bagus/bertumbuh, prospek cerah, dan valuasi murah. Sehingga kalaupun saham tersebut turun ketika SPX nanti turun, maka alih-alih panik lalu cut loss, kita bisa beli lagi/average down menggunakan cash yang sudah disiapkan sebelumnya. Semoga lancar!

***

Hingga akhir Mei, Avere Investama US Stocks mencatat profit +13.2% berbanding kenaikan S&P 500 Index termasuk dividen +1.1%, dihitung sejak awal tahun 2025. Untuk melihat saham-saham apa saja yang kami pegang bisa ikut channel telegram USC disiniGratis konsultasi dan tanya jawab saham US untuk member, dan tersedia diskon untuk member baru.

Dapatkan postingan terbaru dari blog ini via email. Masukkan alamat email anda di kotak dibawah ini, lalu klik subscribe

Komentar

ARTIKEL PILIHAN

Ebook Investment Planning Q1 2025 - Sudah Terbit!

Live Webinar How to Invest in US Stocks, Sabtu 28 Juni 2025

Prospek Saham Adaro Minerals Indonesia (ADMR): Better Than ADRO?

Video Seminar How to Invest in US Stocks - 2025

Live Webinar Value Investing Saham Indonesia, Sabtu 19 Juli 2025

Mengenal Saham Batubara Terbesar, dan Termurah di BEI

Saham BBRI Anjlok Lagi! Waktunya Buy? or Bye?